Chapter 1 -special Chosha no Kuru-

20.7K 32 3
                                    

Seorang siswi terlihat berlari dengan sangat terburu-buru, dia memegang sandangan ranselnya yang hampir lepas. Dan sialnya baru saja dia mau mengeratkannya, tali tasnya sudah putus duluan. tanpa ambil pusing, dia langsung memeluk tasnya dan kembali berlari.

"Pak!" teriaknya kepada satpam yang hampir saja mengunci gerbang.

Sang satpam terlihat menghentikan kegiatannya. Dan menatap siswi itu cuek.

Siswi itu pun langsung menerobos meninggalkan satpam tersebut, dan menuju kelasnya. Untung saja gurunya belum sampai di kelas.

Dia berjalan dengan gontai memasuki kelas dan melewati beberapa bangku hingga sampai di tempat duduknya. Dia menghela nafas lega dan meletakkan tasnya sembarangan. Lalu menghempaskan tubuhnya di bangku dan menekuk kepalanya di meja, dan menyebabkan tasnya terjatuh. Namun ia tak mempedulikannya.

Sebuah tangan terulur memungut tasnya itu.

"Nok, noku" terdengar suara yang agak berat, ya itu adalah suara seorang cowok.

Siswi yang dipanggil tersebut hanya bergumam untuk merespon paggilan itu.

Tiba-tiba sebuah toyoran mendarat di kepalanya. Hal itu membuatnya mengangkat kepala dengan kesal dan menatap pelakunya yang sedang memegang sebuah pena, yang merupakan alat untuk menoyor kepalanya, itu adalah Dika, pacarnya atau yang lebih sering dia bilang cp(couple).

"Apa?" ujarnya dengan mata yang sedikit terbuka.

"Tas lu" ujar cowok itu memperlihatkan tas pink bermuka kucing yang tadi terjatuh.

Lalu menggeser posisinya sedikit ke depan. Dan membiarkan cowok itu meletakkan tas itu ke posisinya dengan benar.

"Makasih" gumam noku pelan. bertepatan dengan itu seorang guru berkaca mata masuk ke kelas dan mengajar tentang angka-angka yang rumit seperti biasa.

Guru itu menuliskan angka-angka berupa soal di papan tulis, "coba kerjakan ini di buku latihan kalian".

"Lho? Kok?" Ujar Noku pelan dan tidak jelas dari bangkunya.

Di bangku seberang Dika hanya berdehem,

"udah, kerjain aja" ujarnya selow

"Emang lu ngerti?" Tanya Noku bercanda

"Bukannya itu jawabannya sama, bentuknya juga" gadis itu nampak bergumam sendiri.

Dika yang berada di sebelahnya hanya menyimak, tanpa mau menjawab. Karena dia saja tidak mengerti apa yang ditanyakan guru matematikanya, apalagi pertanyaan dari gadis yang sering mempertanyakan hal yang tidak penting itu.

Para siswa di kelas tersebut asik menyalin dan mengerjakan soal yang bikin garuk-garuk kepala itu. Noku berjalan ke meja guru dan menyerahkan bukunya yang berisi jawaban dari soal tadi.

"Huft.." gadis itu menghela nafas, kembali ke tempat duduknya dengan bosan, dan melamun.

Lalu mencorat-coret bukunya, tidak jelas. Dia membuat mata, rambut, bahkan karakter anime bertampang datar yang ia sebut panutannya, Saitama.

Dia memiliki hobi menggambar entar sejak kapan, setiap dia menyelesaikan suatu gambar yang bagus pasti dia memamerkannya pada Dika. Cowok itu juga hobi menggambar seperti dirinya, mereka sejalur. Namun sepertinya yang sejalur tidak selalu bisa bersama.

🐾🐾🐾

Tatapan hampa, tatapan yang mengharapkan keajaiban yang mustahil, tatapan itu milik seorang gadis sederhana, dengan seribu satu kisah rumit yang tak masuk akal oleh orang umumnya, dia gadis yang aneh. Tapi dia terlihat normal, anehnya itu pola pikirnya. Bahkan dia juga bingung sendiri.

Dia melangkah gontai, memegang tali ranselnya, seolah tali itu akan kembali putus. Dia menolehkan kepalanya kesamping, terlihat sebuah helm pink bertengger di kaca spion sebuah sepeda motor bermerk 'mio' berwarna merah.

Lagi-lagi gadis itu menghela nafas, semua berakhir.

Hatinya terasa sedikit menyesakkan, entah mengapa. Padahal itu keinginannya.

Dari kejauhan dia melihat Dika, yang statusnya telah berubah menjadi 'mantan' olehnya menuju parkiran, tempat yang tadi Ia lalui.

Dia berusaha untuk acuh tak acuh. Sekarang hatinya terasa berat, suasana macam apa ini.

Lalu ia mencari angkutan umum untuk kembali ke rumahnya.

Sesampainya di rumah, suasana terasa damai. Walaupun mentari terik di siang itu.

Setelah mengucapkan salam dia langsung masuk dan mengganti pakaiannya dengan baju rumah.

Dia mengambil ponselnya, sepi. Dia menanti-nanti suatu notifikasi muncul, dan sialnya tak ada satu pun notifikasi yang ia tunggu, hanya notifikasi dari breaking news, dan beberapa info dari aplikasi video gamenya.

Hal itu membuatnya manyun, lalu dia beralih video game yang ada di ponselnya.

Dan kembali menghabiskan waktu yang sia-sia.

Tiba-tiba sebuah panggilan suara masuk dari nomor tak dikenal,

Sial, padahal didepannya sedang terjadi peperangan.

Dengan tak ikhlas dia mengangkatnya, dan sialnya itu hanya salah sambung. Dan itu membuat moodnya bertambah anjlok, sungguh kasihan.

Dia melempar ponselnya ke arah kasur dan berguling-guling, dadanya terasa menyesakkan, semua terasa hampa, dia kembali melihat ponselnya dan melihat pesan-pesan yang nangkring di ponselnya, tetap saja dia merasa hampa.

Dia kembali berguling-guling terdengar suara recehan yang jatuh, reflek dia berhenti dan menoleh ke sumber suara. Ternyata disakunya terdapat beberapa recehan. Dengan semangat dia berlari ke arah lemari pakaiannya.

Matanya terlihat menyusuri bagian-bagian bawah pakaiannya, berharap menemukan recehan lain, dan yatta!

Dia berhasil mengumpulkan recehan dan beberapa uang kertas, dan jika dihitung mungkin sekitaran lima belas ribu rupiah.

Dia segera bergegas keluar rumah dan ke mini market, membeli beberapa minuman dan cemilan, yang merupakan junk food.

Kegalauannya seolah sirna, baginya junk food adalah obat galau terbaik, aneh memang.

Dia kembali ke rumah dengan melompat-lompat kegirangan.

Dia menyalakan MacBook nya dan menonton anime sambil tiduran dengan memeluk sebuah gitar.

Barulah, hari yang indah dimulai dengan mood yang baik.

To be continue...

-CnK

The SangersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang