(7)

22 6 2
                                    

Beri aku satu hari kenangan bersamamu dan kupastikan seumur hidup tak akan aku lupa

****

Bandung 2016

Pertandingan selesai, dengan kekalahan yang Kenan bawa pulang. Berhubung tadi permainan terakhir untuk hari ini, semua penonton menyerbu ke dalam lapangan, meminta foto bersama dengan jagoan jagoan mereka. Merry melihat Kenan yang tengah berbincang dengan seorang perempuan di dalam sana dan menit berikut keduanya berfoto bersama. Tangan Merry meremas baju Kenan ditangannya hendak berbalik dan segera pulang tapi Arani menariknya ke tengah lapangan.

Keduanya masih asik dengan sesi foto fotonya tanpa sadar Merry ada memperhatikannnya dengan cemburu yang tertanam. Arani tidak suka teman dekatnya disakiti, dia berjalan mendekati Kenan disana. "Ken? Ditunggu tuh" terlihat gadis yang bersama Kenan melihatnya seolah bertanya.

"Bentar yah" ujar Kenan pada Arani.

"Pac_"

"Pulang aja deh" potong Merry.

"Nih baju lo" lanjutnya pada Kenan dan menyodorkan baju kaos hitam milik Kenan serta barang barang yang lelaki itu titipkan tadi.

Kenan tidak mengambil bajunya ataupun bendanya yang lain melainkan menarik Merry ketepi lapangan. "Kamu pulang bareng Rani?" Tanyanya kemudian.

"Ehm" jawab Merry singkat. Sebenarnya bersikap dingin pada Kenan adalah kelemahannya karena laki laki itu mampu meluluhkan kekesalannya hanya dengan kalimat sederhananya. Kenan begitu handal dalam hal mengubah suasana hatinya yang dari benci menjadi makin jatuh cinta dalam sekejap saja.

"Mau pulang bareng?"

"Gue sama Rani"

"Gue? Ketus banget" Protes Kenan.

"Ran? Pulang ayok!" Teriak Merry tidak memperdulikan perkataan Kenan barusan.

"Yaudah ayok foto, sepuasnya. Rani foto kita bisa?"

"Siapa yang mau foto? Gak bisa! Udah tengah malam. Rani rumahnya jauh"

"Yeh! Bisa kok. Apasih yang gak bisa" Arani segera meraih handphone Kenan ditangan Merry.

Merry masih menjunjung tinggi gengsinya. Masih ingin melihat perjuangan Kenan untuk meluluhkan hatinya meski sejak awal Merry tidak sebegitu marah padanya. Dia mana mungkin marah hanya karena dia berfoto bersama dengan orang yang kagum padanya. Justru ia harus bangga karena telah menjadi pilihan Kenan kini.

Kenan menjangkau lengan Merry dan membawanya mendekat. Merry tidak tahan ingin tersenyum tapi rencananya kini melihat tingkah manis Kenan.

"Ih kecil banget yah kamu" ejek Kenan.

Merry masih berusaha tidak ingin peduli. Biar saja Kenan seperti ini toh besok besok pasti dia kembali dingin.

"Senyum dong sayang? Hm?"

Arani tertawa didepan, senyum Merry seketika terbit dengan degup jantung yang kembali berpacu kencang mendengar kata brutal itu. Sekarang dia malu pada dirinya sendiri.

"Aduh aduh kalian itu yah" Arani menggeleng bersama tawanya bingung dengan pasangan didepannya yang tiap hari bertengkar tapi baikannya cuman hitungan jam.

"Brisik lo!"

"Senyum aja kenapasih Mer, gak capek senyum lo tahan gitu?"

"Arani ih!"

"Habis ini aku antar kamu pulang" ujar Kenan mengambil alih perdebatan mereka.

"Gak! Ada Arani"

SILENZIOSOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang