Dia (1)

42 7 1
                                    


"K..k..kau!?"

..........

Inikah yang dimaksud takdir?
Jika benar, tidak! Tidak ini bukan takdir
Ini bukan saat yang tepat

..........

"Hei, kenapa lo terkejut banget sih? Emang gua ini setan ya?"

Mungkin kau bukanlah hantu bagi orang lain, namun mimpi buruk ku. Ini bukanlah mimpi yang terlalu buruk, mungkin, aku harap.

~~

"Ran, tumben lo bolos nih, kayaknya lo dah bosen jadi murid teladan ya" Ujarnya meledek.

Aku hanya diam, apa yang harus aku lakukan? Suka, sedih, atau kecewa. 'Dia' yang datang pada saat yang tidak tepat. 'Dia' yang dahulu pernah menyayat hatiku dan 'Dia' yang telah membuatku membenci masa-masa SMA dahulu. Seharusnya dia tidak menjadi bagian dari hidup ku bahkan pahit dan kelam nya dulu masih mengikuti ku.

"Lo gak mau ngomong apa-apa nih? Lo gak berubah ya dari SMA dulu, keras kepala pake banget deh"

Aku menggaruk belakang kepalaku yang tak terasa gatal, inilah aku saat merasa terpojok.

"Apaan sih, elu itu yang berlebihan dasar bangke' " Jawab ku ketus

'Ran inget, lo harus jaga image. Jangan sampe lo nangis gara-gara orang yang brengsek kayak begini. Lo harus kuat' aku menenangkan diriku sendiri

"Dah gua mau balik ke rumah, gak usah jadi patung ditengah jalan yang gangguin gua mau lewat!"

''Issh, galak amat  sih lo. Abis darah tinggi ye? Ntar cepet tua lho"

"Gua kagak urus yang penting lu minggir sekarang!" Aku berlalu dihadapannya tanpa menoleh sedikit pun.

..........

'Tunggu aja Ran, gua pasti bakal dapetin elu lagi'

..........

Aku menghempaskan tubuh ku dengan kasar di ranjang. Sungguh hari yang merepotkan.
Mengapa 'Dia' yang aku benci dan telah ku kubur sekian lama malah mencuat lagi?. Gak ada guna aku marah-marah gak jelas kayak gini. Gak ada yang akan berubah, 'Dia' yang telah membuat lelah hatiku.

~~

drrrrrt....

"Aissh, sapa sih nge-chat, sampe banyak notif" Khila berdecak kesal.

Khila membuka line dan ternyata itu dari Rani.

"Ganggu orang tidur aja"

--

Ranran

Khil, lo inget si brengsek waktu SMA dulu gk?

Khila

Si brengsek ya dulu pernh buat lo nangis itu? Inget dong. Napa emang?

Ranran

Gua abis ketemu sama dia

Khila

What?! Lo jangn boong

Ranran

Mana ada gua boong sama sahabat gua

Khila

Kita ketemuan aja besok di kampus kita kan sekelas

Ranran

Oke

--

"Si brengsek itu lagi! Awas lo nyakitin hati sahabat gua lagi" Khila mengecam 'Dia' yang sudah memberi kesan kelam bagi masa SMA sahabatnya.

--

Aku masih berpikir, entah aku mimpi apa semalam. Mengapa aku bisa bertemu dengannya pada saat yang belum tepat.

"Aku kembali bertemu dengannya"
"Kembali bertemu dengan sebuah memori yang menyakitkan"
"Ini bukanlah saat yang tepat"
"Karena aku masih belum kuat"
"Karena aku masih lemah"

Aku menghapus jejak air mata ku. Aku sudah memutuskan bahwa aku harus lebih kuat, karena jika aku lemah, maka kenangan itu akan semakin menenggelamkan ku semakin dalam. Bahkan, sang bulan tak selamanya bersinar. Dan aku pun tau, bahwa aku tak dapat berpura-pura kuat. Suatu saat pasti bulan juga bisa menangis. Inikah yang dirasakan seseorang yang dulu sangat ku kagumi?. Inikah kesepian yang mungkin ia rasakan?. Pertanyaan ini membuat kepalaku sungguh pusing. Aku melupakan sesuatu, aku bahkan tak ingat tentang masa laluku. Aku sudah mencoba sekuat tenaga untuk mengingatnya, alhasil aku hanya membuat pusing diriku sendiri. Aku hanya menyakiti diri sendiri.
Dan juga,'Dia' membuat diriku mengingat  tentang hal yang aku benci. Sekarang sudah malam, dan aku pun bersiap untuk bermimpi.

~~

"

Ran, pemandangan di sini indah banget ya?" Tanya seorang bocah kecil kepada Ran.

"Iya indah banget" Rani tersenyum.

"Omong-omong kenapa kamu kabur dari rumah?"

"Aku udah capek dengerin mereka berdua tengkar terus"

"Yaah... Kok gitu sih, nanti orang tua Ran nyariin lho" Bocah kecil itu menghela nafas.

Rani dan bocah kecil itu menikmati senja di tepian sungai. Alasan Rani kabur dari rumah adalah karena kedua orang tuanya yang terus bertengkar.

"Oh iya, namamu sapa ya?" Tanya Rani.

"Namaku-"

.....

Kriiing...kring...

Aku menguap, sekarang waktunya pergi ke kampus. Aku juga masih bingung siapa nama anak yang ada di mimpi ku itu. Ini hanya perasaan ku saja, aku seperti pernah bertemu dengannya. Senyum nya, mata yang sejuk, seperti aku mengenalinya. Sayangnya, aku benar-benar tak ingat siapa dia. Aku buru-buru mandi dan lekas berangkat ke kampus. Sesampainya di kelas, benar saja dugaanku, Khila sudah menunggu dengan wajah serius. Aku menggeret Khila menuju tempat duduk ku.

"Ran, maksud lo itu apaan? Ketemu ama si gila itu?" Tanya Khila asal nyeplos aja.

"Gua tuh gak sengaja ketemu dia di taman kota, kok lo marahnya ke gua sih?"

"Gua khawatirin elu Ran, kalau dia kayak dulu pas lo SMA gimana. Mau gak lo?

Aku menggelengkan kepalaku dengan keras. Jelas-jelas aku tidak akan pernah mau bertemu dengan 'Dia'. 30 menit berlalu dan gurupun sudah datang waktunya kami berdua duduk kembali ke bangku masing-masing.

" Eh lo ngerti gak? Katanya ada murid lho" Bisik teman sebangku ku.

Aku menggelengkan kepalaku tanda aku tak mengerti.
.....

"Semua, perkenal kan dia murid baru pindahan dari Universitas X "
Guru kelas ku mempersilahkan murid baru itu untuk masuk.

"Salam kenal semua" 

"What!?"  Aku terkejut

......

'Ran kita ketemu lagi'  seringai menghiasi wajah rupawannya

To be Continued

Only MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang