"Ada apa tuan muda?"
"Tunggu, apakah benar itu dia?"
"Mukanya mirip sekali tuan, apakah tuan mau turun?"
"Tak usah, ikuti saja dia"
.......
Aku melangkah kan kaki dengan gontai. Aku sungguh lapar. Aku pasti makan kenyang nanti.
Hiks.... Masih lama kah perjalanan ke rumah, aku lapaar.....
Aku berjalan sambil bersenandung. Andai saja tadi aku tak menemani Andre menuju ke kantin, maka aku tak harus mengalami hal ini........
"Tuan, mungkin dia adalah Rani"
"Kalau benar begitu, cari identitas tentang dia. Awasi dia"
"Baik tuan muda"
.......
Aku menoleh kan pandangan ku ke belakang. Aku melihat mobil BMW berwarna hitam yang melaju perlahan. Mungkin kah aku sedang dibuntuti? Itu kan mobil yang habis menabrak ku tadi. Aku harus cepat-cepat pergi dan masuk kedalam rumah.
Hosh...hosh....
Nafasku sudah tak beraturan, ditambah perutku yang sedang kelaparan. Sedikit lagi, tinggal sedikit lagi. Aku menoleh kebelakang lagi, mobil itu masih mengikutiku. Aku ketakutan.
.......
"Kita putar balik saja Pak Jihan, sepertinya Rani takut"
"Baik tuan muda"
.......
Aku berlari dengan seluruh tenaga yang aku punya. Aku menoleh lagi. Ternyata itu hanya asumsi ketidak jelasanku. Mobil itu memutar balik, aku dapat bernafas dengan lega. Aku sudah sampai didepan rumah dan mengambil kunci disaku celanaku.
"Dimana sih kunci rumah ku?, Isshh kok gak ketemu-ketemu"
Aku mencari di saku celana dan tetap saja tak menemukannya. Ups! Jangan-jangan tertinggal di restoran tadi. Ya ampuuun. Betapa lelahnya aku sekarang dan harus balik lagi ke restoran. Aku berjalan dengan sisa tenaga ku berharap menemukan kunci rumah ku disana.
"Non, kok balik lagi? Ada perlu apa?" Tanya petugas kasir kepadaku
"Saya mencari sebuah kunci bu, kunci rumah"
"Ohh itu ternyata milik nona toh. Saya taruh di meja sebelah sana non" Jawab petugas kasir dengan sopan sambil menunjuk sebuah meja di dekat tempat pemesanan makanan.
Aku berjalan menghampiri meja tersebut dan segera mengambil kunci rumah. Akhirnya setelah sekian lama berada di luar rumah, akhirnya aku dapat kembali berbaring di ranjang ku. Dibandingkan dengan lapar ku sekarang, rasa lelah ku terlalu besar dan mengalahkan rasa laparku. Aku berbaring di ranjang sekitar 30 menit dan mengecek Hanphone milikku. Ada sebuah pesan dari Khila.
Khila
Ran, lo gk apa-apa kan? Gua khawatir banget tau.
Rani
Iya Khil gk apa-apa, lo gak usah khawatir. Gua udah dirumah sekarang.
Khila
Awas aja sih Andre itu!
Rani
Dah jangan ingetin gue lagi
.......
Aku terkekeh geli, Khila selalu aja kayak gitu. Orang yang paling kesel kalau aku kenapa-napa.
Aku beranjak turun dari ranjang dan menuju meja makan.Matahari mulai terbenam dan semburat merah muncul di langit. Menandakan hari menjelang malam. Malam ini sungguh sunyi hanya terdengar dentingan jam dinding. Aku menuju lantai atas sambil membawa makanan ditanganku. Aku ingin menikmati makanan sambil melihat sunyinya malam. Aku bernostalgia dengan ria.
Aku melihat hijaunya rumput di halaman belakang. Aku kembali mengingat sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Me
RomanceHanya diriku yang tak mengerti hanya aku yang terlalu lugu untuk pernah menjadi seorang penjelajah lebih dari siapapun. Aku dijadikan boneka dan hanya aku yang bahkan tak tau siapa mereka yang datang kepadaku. Semuanya sudah terlambat bahkan sebel...