03

120 24 0
                                    

Meila membulatkan bola matanya sempurna, setelah melihat daftar mata pelajaran di jadwal yang tadi difotonya.

Berkuda? Memasak? Balet? Renang? Bagaimana mungkin ada pelajaran seperti itu. Oh ya ingat kan Meila! Ini sekolah internasional!

Meila bukannya tidak mampu dengan semua itu. Memang berbeda dengan sma biasa. Hanya saja lebih banyak menguras waktu dan tenaga.

Sekarang Meila sedang duduk dan memakan makanannya di kantin. Hari ini seperti sedang terjadi sebuah keburuntungan baginya. Tadi pagi dia lupa mengambil uang jajannya di nakas. Meila sempat khawatir karena dari kemarin malam dia tidak sempat makan. Untungnya makanan di kantin gratis. Menunya bermacam-macam mulai dari nasi, ayam, ikan, nugget dan sebagainya. Bisa dipilih sendiri.

"Mei, lo kok sendiri aja?"

Meila menoleh ke samping dan ternyata itu adalah Kiara teman sekelasnya.

"Hmm udah biasa" jawab Meila seadanya

"Caelah makanya cari cowok kek biar gak sendirian lagi." Kata Kiara menggoda

"Belum saatnya mikirin begituan"

"Pemikiran lo bener juga. Padahal kalo diliat-liat lo cantik!"

"Nggak usah muji"

"Iya iya"

Oh iya btw Kiara itu teman sekelas yang deket sama Meila. Dia berasal dari keluarga kaya dan dia tidak memilih-milih dalam berteman. Sikap sksd-nya (sok kenal sok deket) dan ceplas-ceplos membuat Meila merasa benar-benar memiliki teman. Awalnya memang agak risih tapi akhirnya terbiasa.

Karena Meila adalah seseorang yang dingin. Dari sd hingga smp dia hanya memiliki teman dan tidak memiliki yang namanya 'sahabat'. Kiara adalah orang pertama yang dianggapnya sebagai sahabat. Begitupun kiara sebaliknya yang menganggap Meila sahabatnya.

Oh iya gue kenapa bisa sampe lupa sih? Harus tanya sekarang ke kiara!

"Ra... gue mau nanya"

Kiara natap gue heran "nanya apa?"

"Si Arkan itu siapa sih disini?"

"Oh Arkan..." Kiara kembali ke arah piring makannya

"Hah Arkan?!" katanya kaget dan kembali menoleh

"Hah?" Meila heran mengapa kiara terkejut mendengar nama itu

"Lo nyari masalah sama dia?" tanya Kiara penuh selidik

Meila lagi-lagi menatap heran temannya itu "ya enggaklah gue kesini tuh cuma buat belajar!"

"Terus ngapain lo nanyain dia?"

Meila berpikir sejenak. Tidak mungkin dia mengatakan hal yang sebenarnya "Hmm nggak ngapa-ngapain sih. Cuma penasaran aja, soalnya nama itu disebutin mulu setiap kali gue keliling sekolahan ini"

"Serius lo Mei?! Udah lima hari lo sekolah disini. Dan lo belum tau siapa dia!" tanya Kiara tak percaya

"Emang dia orangnya kayak gimana?" tanya Meila santai

"Dia itu kakak kelas, most wanted, playboy, anak pemilik yayasan, anak pengusaha terkaya di kota ini, dan satu lagi yang lo harus tau. Dia itu 'RAJA BULLY' nggak ada yang berani sama dia" jelas Kiara panjang lebar

Meila menelan ludahnya susah payah. Sekarang apa yang akan terjadi setelah ini?

Hidup gue nggak bakalan tenang lagi. Mampus. Batin Meila

Kiara melihat ada yang aneh dari raut wajah Meila setelah mendengar penjelasannya "Mei lo kenapa?"

Tidak ada jawaban.

"Kok malah ngelamun sih? Ntar kesambet baru tau rasa lo!"

Masih tidak ada jawaban.

"MEILA! GUE DARITADI NGOMONG SAMA LO!" teriak Kiara yang membuat penghuni kantin melirik heran ke arahnya dan juga pastinya ke arah Meila

Meila merasa tidak enak karena temannya telah membuat keributan di kantin "maaf maaf"

"Maafin gue yah hehe" sambung Kiara
Mereka akhirnya kembali melanjutkan makannya yang sempat tertunda itu.

"Ngapain sih lo teriak-teriak?! Bisa-bisa budek nih kuping!"

"Ya ampun Mei! Untung lo temen gue. Gue dari tadi udah manggil, nanya-nanya, dan teriak gara-gara lo!" Kiara gemas sendiri

"Mau ngomong apa emang?"

"Gue badmood. Gak jadi nanyanya, nanti aja"

"Hmm yaudah"

Meila harus berhati-hati mulai sekarang. Karena kalau tidak ia pasti akan dijadikan korban bully-an oleh orang yang katanya most wanted itu. Dia harus bertahan di sekolah ini sampai lulus. Ya, itu harus!

My Curse BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang