07

90 17 3
                                    

Oh ternyata seragam yang dikasih sama si selly

Meila tidak menyangka bahwa sling bag yang diberikan selly tadi berisi seragam baru lengkap dengan roknya. Meila tidak berpikir panjang dan segera mengganti roknya.

Si selly baik banget

Meila sekarang sedang berada di toilet.
Dia memakai rok tadi dan untunglah ukurannya pas.

"Lah pintu ini kok gak bisa dibuka" meila mulai panik dia terus memutar gagang pintu namun nihil tidak bisa dibuka dan diyakini dikunci dari luar

Meila sangat takut sekarang. Entah siapa yang sudah melakukan ini padanya. "Siapapun tolong gue. Gue kekunci disini tolong bukain hiks hiks" meila tidak dapat membendung air matanya.

Oh iya hp Meila baru mengingat dia bisa menelpon kiara atau siapapun itu.

Meila mengambil hp di sakunya, tetapi hp nya mati "ya ampun gue lupa charge semalem" dia mulai frustasi. Ini sudah menunjukkan jam pulang sekolah. Siapa yang akan membantunya kalau seperti ini.

...

Seorang laki-laki sedang duduk dibangku taman belakang sekolah. Dan dia adalah arkan.

Jam pulang sudah berlalu beberapa menit yang lalu. Tapi entah kenapa dia belum juga bergegas pulang.

Ketiga sahabatnya sudah pulang lebih dulu. Revan karena ada acara nikahan keluarganya. Bara alasannya karena mau nonton drakor. Dan aiden latihan basket.

Jadi sekarang tinggallah arkan seorang diri disini. Biasanya mereka akan kemana dulu sebelum pulang misalnya nongkrong di restoran.

Arkan nampak sedang memikirkan sesuatu. Bisa ditebak karena dia melamun sedari tadi.

Apa gue keterlaluan banget yah?
Ahh nggak mungkin! Gue kan benci banget sama tuh cewek
Ternyata yang ada di pikirannya yaitu, meila. Gadis yang beberapa hari belakangan mengganggu perasaannya. Ralat lebih tepatnya emosinya.

Dan sebuah bunyi membuyarkan arkan. Bunyi itu dari nada panggilan hp nya.

Dia melihat nama penelpon itu hmm jadi lo dia yang nelfon

Arkan dengan berat hati menekan ikon berwarna hijau iphone nya "halo"

"Halo nak kamu belum pulang? Kamu kemana dulu? Mama khawatir banget"

"Gak usah drama" ucap arkan datar

"Kamu kok ngomong gitu sih nak"

"Jangan nyebut saya dengan sebutan itu. Saya tidak sudi!" arkan mulai emosi.

"Ok mama minta maaf tapi kamu segeralah pulang ayahmu sangat khawatir"

"Saya tidak peduli"

Tuut

Arkan memutus sambungan sepihak. Dia sudah sangat muak berada di dalam rumah itu. Dia memutuskan untuk ke apartemen. Apartemen? Ya apartemen. Sudah setahun dia tinggal di tempat itu.

Ayahnya bahkan tidak tahu dia menyewa apartemen. Bagaimana bisa tahu? Bahkan jarang di rumah karena sibuk dengan bisnisnya. Bisnis sangat penting baginya.

Miris, begitulah nasib arkan.

Yang tahu dia memiliki apartemen hanyalah para sahabatnya.

Uang untuk menyewa? Arkan mempunyai tabungan sebagian dari uang jajannya dari sang ayah yang terbilang tidak sedikit dan dari bisnisnya.

Arkan baru berumur 18 tahun tapi dia sudah memiliki bisnis dan penghasilan yang lumayan. Tidak banyak dan juga tidak sedikit.

Mungkin itu cukup tentang arkan.
Duduk disitu tanpa melakukan apapun arkan mulai bosan dan bergegas pulang.

Dia menyampirkan tasnya dipunggung dan berjalan menuju parkiran.

"Hiks hiks tolongin gue"

Hah? Arkan seperti mendengar suara seseorang.

Apa jangan jangan itu suara hantu? Nggak mungkin ini masih siang Arkan segera mengenyahkan pikiran negatifnya.

Tapi semakin lama suara itu semakin jelas di telinganya. Suara itu pasti dari toilet cewek karena arkan sekarang tengah di depan pintu toilet cewek. Jangan berpikiran negatif, arkan hanya mengambil jalan pintas dari taman belakang ke parkiran. Dan itu lewat depan toilet cewek.

"Hiks hiks tolong bukain"

Arkan yakin pasti ada orang di dalam sana. Dia melihat ke kanan kiri memastikan ada orang atau tidak.

Dia mengecek satu persatu pintu dan semua pintu yang diperiksa tidak terkunci. Tapi pintu paling ujung terkunci.

Tok tok "apa ada orang di dalam"

Meila terperanjat mendengar suara itu. Dia sangat lega sekarang "iya ada. Tolong bukain gue takut banget" katanya dengan isakan

"Pintunya terkunci. Oke gini aja lo sedikit menjauh dari belakang pintu gue bakal dobrak"

Meila melaksanakan instruksi orang itu. Karena toilet itu sangat sempit meila berdiri di atas closet duduk.

"Oke hitungan ketiga gue bakal dobrak nih pintu"

"1 2 3"

Bukh

Karena kaget meila kehilangan keseimbangan dan

"Ahh"

My Curse BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang