• empat •

2.8K 324 66
                                    

Seperti pagi-pagi biasanya, Changkyun tersadar dari alam mimpi ketika cahaya terang yang membias dari kaca jendela masuk dan menerpa wajahnya. Meskipun, pagi ini rasanya suasananya berubah sedikit berbeda. Changkyun sudah terbiasa dengan gerak tubuhnya yang kurang leluasa karena sofa tempatnya tidur tidak sebesar ranjangnya yang dulu, tapi kali ini gerak terbatasnya tidak terasa seperti biasanya. Ketika mengedip-ngedipkan mata beberapa kali sambil berusaha mencerna keadaan, Changkyun baru menyadari dia tidak sedang berada di ruang tengah flat Wonho sama sekali. Dia ada di kamar Wonho dan apa yang membuatnya susah bergerak adalah karena Wonho sedang memeluknya erat sekali dalam tidurnya.

Wonho sudah sejak awal selalu memaksa Changkyun untuk tidur bersamanya di kamar, tapi baru kali ini Wonho bertindak sejauh itu sampai memindahkan Changkyun saat tidur. Itu sedikit menyebalkan.

"Hyung~!!" Dengan sedikit merajuk Changkyun mendorong wajah Wonho supaya tidak terlalu dekat menempel padanya. "Lepaskan."

Wonho terbangun tidak lama kemudian. Namun, alih-alih menuruti permintaan Changkyun, dia justru mempererat pelukannya. Otot lengan Wonho itu bukan main-main, Changkyun sudah hampir tidak bisa bernapas sekarang.

"Kenapa memindahkan aku? Aku tidak mau tidur denganmu," Changkyun masih berusaha melepaskan dirinya dari Wonho.

"Kau jatuh dari sofa tadi malam, tidak ingat?" balas Wonho. "Aku takut kau jatuh lagi, jadi aku bawa saja kau ke sini."

Changkyun mengembungkan pipinya. Dia bergeming sambil berusaha mengingat-ngingat apa yang terjadi tadi malam. Ya, dia ingat dia terjatuh ke lantai, lalu Wonho datang dan mengangkat tubuhnya. Tapi, mungkin karena Changkyun sedang setengah tidur, Changkyun pikir Wonho hanya menaikkannya kembali ke atas sofa, bukannya membawa Changkyun ke kamar.

"Tidak perlu begitu lagi."

"Ya, tidak perlu begitu lagi," potong Wonho cepat. "Mulai sekarang kau tidur denganku dan aku tidak menerima penolakan."

"Hah? Aku tidak mau!" Changkyun berusaha memberontak di dalam pelukan Wonho lebih keras.

"Changkyun, tidur di sofa setiap hari itu tidak baik," balas Wonho. "Dengarkan aku kalau kau masih peduli pada kesehatan tulang punggungmu."

Changkyun menjulurkan lidahnya pada Wonho. "Tidur dengan ahjussi mesum sepertimu juga tidak baik!"

"Kau pikir aku mesum?" Wonho benar-benar kesal mendengarnya, anak ini sungguh harus diberi sedikit pelajaran. "Changkyun, kau tahu aku menyukaimu," Wonho memegangi kedua tangan Changkyun, mengapit tubuhnya yang kecil di bawah sana. "Kau tidak lihat otot ini? Dibandingkan dengan tubuh kurusmu itu, kalau aku mau, aku bisa mengikat dan menelanjangimu sejak lama."

Changkyun menelan air ludahnya sendiri ketika Wonho mendekat hingga ujung hidung mereka saling bersentuhan.

"Lihat, sekarang, apa yang bisa kau lakukan?"

Ekspresi Wonho sangat menakutkan dan cengkramannya pada pergelangan tangan Changkyun sungguh kuat hingga kedua tangan Changkyun terasa mati rasa. Itu benar, Changkyun sudah berusaha mengerahkan seluruh kemampuannya, tapi tangan Wonho yang memeganginya bahkan tidak bergerak sedikitpun.

Melihat Changkyun yang ketakutan begitu Wonho jadi tidak tega. Dia melepaskan genggaman itu kemudian, lalu sedikit bergeser untuk memberikan ruang bergerak pada Changkyun. Dia menghembuskan napas berat kemudian.

Melihat Wonho yang menjauh dan memunggunginya, Changkyun jadi merasa tidak enak. "Hyung, apa kau marah?"

"Tidak." Wonho hanya membalas singkat.

"Maaf," Changkyun menggigit bibirnya.

"Kenapa minta maaf?"

"Karena Hyung marah."

me wifey. [wonkyun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang