• delapan •

2.8K 297 43
                                    

“Se-serius ...?”

Kihyun dan Minhyuk menatap Changkyun dengan ekspresi tidak percaya dan mulut yang menganga. Seumur-umur mengenal Changkyun, mereka tidak pernah sekaget ini dengan apa yang dikatakan Changkyun. Meskipun kadang-kadang berkelakuan aneh, tapi Changkyun adalah anak normal yang baik. Dia tinggal sendirian tanpa orang tua, tapi Changkyun tidak pernah hidup dengan liar seperti kebanyakan remaja seusianya di luar sana.

“Changkyun,” Kihyun yang pertama sadar dari keterkejutannya. Dia lantas menggenggam tangan Changkyun dengan lembut. “Ini salahku karena pergi lama sekali meninggalkanmu minggu lalu,” katanya. “Sudah kuduga si bodoh Minhyuk ini tidak pernah bisa membuat keputusan yang benar tanpa aku.”

“Apa?” Minhyuk cemberut, tidak terima Kihyun menyebutnya bodoh seperti itu. “Aku membantu Changkyun mendapatkan pekerjaan! Bukankah itu bagus?”

“Pekerjaan apa? Pekerjaan yang membuat Changkyun-ku menjadi tidak polos lagi?”

“Changkyun hanya seorang asisten rumah tangga! Aku tidak menyangka pekerjaan itu akan ...,” Minhyuk memelankan nada suaranya. “ㅡmembuatnya pacaran dengan majikannya sendiri ... yang jauh lebih tua itu.”

Changkyun menyatukan alisnya. Dia sedang malas melihat pasangan itu bertengkar di hadapannya seperti itu. “Kihyun-hyung, kau tidak pernah begini waktu aku pacaran dengan Eunbin-noona dulu.”

“Karena model pacaranmu dengan Eunbin dulu hanya pacaran anak sekolahan,” balas Kihyun. “Lagi pula, Wonho-ssi jauh lebih tua darimu. Aku tidak mengerti apa yang kau pikirkan sampai mau memulai hubungan dengannya.”

Minhyuk memotong Kihyun cepat, “Kamu sendiri kenapa mau memulai hubungan denganku, sayang,” katanya, sambil memeluk Kihyun dari belakang, lalu mengelus-eluskan pipinya ke bahu Kihyun.

Kihyun memukul kepala Minhyuk telak. Saat itu pula Minhyuk melepaskannya sambil merengek sesuatu seperti teganya kau dengan ekspresi sedih yang dilebih-lebihkan. Masih dengan ekspresi kesalnya yang galak itu Kihyun kembali berujar pada Changkyun, “Pokoknya, aku tidak setuju kau menjadi kekasihnya.”

Changkyun sedikit sedih mendengarnya. “Hyung, kau mungkin tidak terlalu mengenalnya, meskipun penampilannya seperti itu, tapi Wonho-hyung sebenarnya sangat baik.”

“Lihat, Changkyunnie jadi sedih, ibu macam apa kau ini, Kihyunnie?” Minhyuk bergeser tempat duduk, mendekati Changkyun. Changkyun menggumamkan sesuatu seperti Kihyun bukan ibuku ketika Minhyuk menarik Changkyun penuh sayang untuk bersandar padanya. “Changkyun benar, Wonho orang yang baik. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan.”

Kihyun melipat kedua tangannya di depan dada. “Dengar, aku melihatnya beberapa kali di Red sebelum dia tinggal di kompleks flat ini. Beberapa rekan fotografer juga kenal Wonho karena dia produser musik yang hebat, tapi di samping itu, dia suka main-main perempuan.”

“Bagaimana kalau dia berhenti main perempuan karena Changkyun?” balas Minhyuk, kata-kata itu membuat Changkyun malu. Wajahnya sedikit memanas saat itu.

“Aku tidak peduli. Aku tidak mau Changkyun pacaran dengannya,” balas Kihyun telak.

Minhyuk tidak memedulikannya, dia mengusap-usap kepala Changkyun penuh sayang. “Sudahlah Changkyun, Kihyun hanya bersikap begitu karena tidak rela kau sudah dewasa dan sebentar lagi kehilangan keperjakaanㅡ”

“Apa?!” Kihyun bergeser ke sisi lain tempat Changkyun duduk, dia menggaet tangan Changkyun, berusaha merebutnya dari Minhyuk. “Kehilangan keperjakaan? Kalau ada orang yang mau menyentuh kesucian Changkyun, orang itu harus melewati mayatku dulu!”

me wifey. [wonkyun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang