[1] Awal dari Semua

1.7K 123 7
                                    

Author POV

Suasana kantin cukup ramai pagi itu dan banyak didatangi oleh mahasiswa yang tidak sempat sarapan. Salah satunya yaitu Seokjin. Lelaki itu mampir di kantin untuk makan bubur ayam. Saat tengah menikmati makan, ia dikejutkan suara pukulan di meja dan dihadapannya seorang lelaki lain tengah tersenyum pada Seokjin.

"Suka banget ya kalo makan gak ngajak gue." Hoseok menatap Seokjin yang masih asyik menyantap bubur ayamnya.
"Aduh, jadi laper nih." Lalu pemuda itu mengambil pisang goreng milik Seokjin.

"Lo nya juga kalo diajak kaga mau mulu. Sibuk pacaran terus. Kalo lapar, mamam aja tuh pacar." Seokjin tertawa melihat temannya yang mulai kesal.
"Btw, mana pacar lo?"

"Dia lagi sibuk. Katanya ngerjain presentasi."

"Oh, pantesan lo keliatan banget jomblonya."

"Sorry aja ya, Kim Seokjin. Seharusnya lo ngaca deh. Daripada lo jadi jomblo abadi." Cibir Hoseok.

"Gak papa gue jomblo ntar jodoh gue datang, kok. Kalo orang tampan mah jodohnya belakangan aja. Biarin orang yang gak tampan dapat cewek dulu. Hehe." Ujar Seokjin.

Ingin rasanya Hoseok melempar sepatunya ke wajah Seokjin tetapi ia tidak melakukan hal tersebut. Hanya diam menatap temannya yang kadang menyebalkan itu.

"Seandainya lo bukan temen ya, udah gue tampol muka lo!"

"Kalo lo kesel ya langsung tampol aja."

Hoseok mendecak sebal. "Ck, emang lo pikir nampar orang seenak jidat, ha?"

"Nah tuh tau."

"Terserah."

Lalu Hoseok beranjak dan meninggalkan Seokjin. Ia membeli beberapa gorengan dan teh manis dan kembali duduk menghampiri Seokjin.

"Eh bro, hari ini lo sibuk gak?" Tanya Hoseok.

"Nggak sih. Kenapa emang?"

"Bagus kalo gitu. Gue mau nanyain soal proposal."

"Ya udah. Datang aja ke lab lantai dua soalnya disitu enak tempatnya buat diskusi." Kata Seokjin.

"Oke, bro."

.

.

.

Seperti janji di awal, rencananya Seokjin dengan Hoseok akan membahas tentang proposal acara tahunan kampus. Kini ia sudah ada didepan pintu laboratorium yang biasanya digunakan untuk praktikum jurusan kimia. Kebetulan Seokjin juga mengambil jurusan itu dan memegang kunci lab yang dititipkan oleh dosen Seohyun. Sekalian dia juga mau mencek barang-barang yang dipinjam sama anak fisika kemarin.

Tiba-tiba tubuh Seokjin didorong oleh seseorang dan membuatnya jatuh tersungkur. Seokjin yang merasa kesal langsung beranjak dan kaget mendapati seorang gadis dihadapannya.

"M-maaf. Tadi ngga sengaja. Lo ngga papa, kan?" Tanya gadis itu khawatir.

"Rupanya dia yang ngedorong gue tadi." Batin Seokjin.

Seokjin menganggukkan kepala. "Ga papa kok."

"Woy Jisoo! Ayo cepet buruan."

Panggilan yang nyaring dari Rose, teman satu SMA dan tetangga Seokjin, membuat gadis itu menoleh. Ia pamit pada Seokjin dan kembali meminta maaf sebelum pergi.

Seokjin terkesiap ketika seseorang memukul pundaknya pelan.
"Sorry, lama. T-tadi gue ada urusan." Ujar Hoseok dengan napas tak beraturan seperti sehabis berlari.

"Selow aja, Hoseok. Ayo, masuk."

.

.

.

"Rose, kenapa lo ngga sabaran, sih? Lo ngga liat gue ketabrak Seokjin tadi?" Jisoo menarik lengan Rose agar temannya itu berhenti berjalan.

Rose menghela napas. Melepas tangan Jisoo yang sedari tadi menahannya.
"Abisnya lo lama banget. Dosen Kyuhyun mau pergi. Terus ya kalo kita ga cepet-cepet bakal ga dapat nilai lagi."

"Iya sih. Eh bentar, bilang aja abis ini lo mau ketemuan sama Jimin. Iya, kan? Ngaku aja lo."

"Yawla, ga banget deh gue ketemuan sama makhluk sialan itu. Asal lo tau Nona Kim Jisoo yang terhormat, gue ga demen sama dia."

"Iya bilangnya ngga demen sekarang gak taunya ntar ada kabar jadian kalian."

"Mimpi lo doang, Jis!" Rose berlalu meninggalkan Jisoo yang masih tertawa karena berhasil membuat temannya itu kesal.

Setelah selesai berurusan dengan dosennya, Jisoo dan Rose berencana ingin ke kantin untuk mengisi perut karena sudah hampir jam sembilan.

"Rose, lo duluan aja ke kantinnya. Gue mau beli pulpen dulu."

"Oke deh."

.

.

.

Jisoo tentu saja ingat jika ingin pergi ke toko alat tulis ia akan melewati laboratorium kimia untuk jalan pintas supaya bisa cepat sampai ke tempat tujuannya karena jika melewati jalan seperti biasa maka hanya akan memperlambat waktu.

Saat melewati laboratorium itu ia melihat tidak ada siapapun disana. Lalu langkahnya berhenti saat melihat seorang lelaki yang dikenalnya sedang berdiri tepat ditengah ruangan yang cukup luas itu. Ia mendekat ke jendela dan netranya menelusuri penjuru ruangan. Hampir saja ia berteriak sebelum buru-buru mengontrol suaranya. Ia melihat mayat berlumuran darah. Tapi bukan itu yang mengagetkan Jisoo tapi seseorang yang berdiri di dekat mayat itu sambil memegang pisau.

Orang itu adalah Kim Seokjin.

TO BE CONTINUED....



Hay semua^^

Jadi saya bikin cerita baru lagi masih dengan castnya tetap JinSoo tapi dengan genre baru yaitu misteri dan detektif. Saya pengen coba sesuatu yang baru dengan membuat cerita ini dan ini juga adalah pertama kalinya saya nulis cerita dengan genre itu jadi saya harap semoga cerita ini disukai :")

Bahasa yang dipakai dicerita ini adalah semi-baku makanya campuran gitu.

Cerita ini juga terinspirasi dari film 4th Period Murder Mystery.

Semoga kalian suka!😁❤


YongHoon11
15/01/2019

The Veiled Purpose ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang