Setiap pertemuan dengan orang lain itu pasti ada tujuan. Even a small thing or maybe a big think it has a purpose. Entah, bisa jadi itu tujuan yang baik atau bahkan tujuan yang buruk.
Time passes like water flows
I'm building a dam called memories
There are memories that I couldn't hold onto
It's the reason why I look beyond the horizon again today
Akdong Musician-time and Fallen Leaves
**
Favella"Peluk gue aja gapapa"
Dett!!! Dyar!!!
Modyar seketika :)
Gue pura-pura gak denger dan memilih buat liatin sekitar juga ga noleh waktu dia manggil gue. Dan gue juga cuman diem seketika.
Kalo kalian nanya gimana rasanya ya.. gue seneng banget soalnya ini tuh yang pertama kalinya gue keluar sama cowok dan itu cuman berdua dan kebetulan sekalii dia adalah doi gue. Orang yang gue suka.'Astaghfirullahhaladzim, mimpi apa gue semalam'
Dan satu hal yang perlu kalian ketahui, ketika gue malu, baper, bahkan kayak salah tingkah, gue malah tipikal anak yang langsung diem. Gamau ngelakuin apapun, dan yang gue lakuin cuman diem.
"Laaa"
Seru dia menembus bisingnya angin malam itu, karena kita melaju sedikit kencang. Gue mendekat ke dia, pertanda kalo gue denger dia manggil gue.
"Kok diem?"
Gue cuman geleng-geleng karena dia ngeliat gue lewat spion. Kemudian gue bilang ke dia,
"Enggak kok vin, gapapa"
"Beneran gak kedinginan?"
"Engga, bentar lagi kan mau nyampe"
Kemudian dia senyum ke gue dan bilang 'oke' tanpa suara
Entah kenapa,apa mungkin ini pertama kalinya ya, ketika ada seorang cowok mengatakan sesuatu yang dapat memacu kecepatan detak jantung gue, ada perasaan seneng yang kebangetan dan ada perasaan kosong yang selalu gue pikirkan tentang kemungkinan buruknya.
Setelah dia mengantarkan gue pulang dan berpamitan sama gue, gue ngelihat kepergiannya dengan senyum ceria khas gue. Setelah dia sudah jauh, barulah gue menatap kosong kepergiannya dengan menghela nafas.
Setelah gue membersihkan diri dan bersiap-siap untuk tidur, gue memikirkan apa yang mengganggu pikiran gue ini.
Mungkin gue merasa ini asing dan ini kali pertamanya ada seorang cowok bertingkah kaya gitu ke gue. Karena mengingat kisah gue di SMP, gue jadi takut buat percaya sama apa yang dilakukan dan diucapkan seorang cowok ke gue emang hanya sebatas teman.Teman tapi dekat
Jadi gue dulu pernah kenal sama cowok di SMP, kan emang dasarnya aku anaknya sangat mudah bergaul dan selalu ceria di depan orang lain, gue jadi kenal dia. Awalnya yah kaya kenalan biasa aja malah kita berdua jadi kaya sok deket banget gitu, ya namanya juga baru mau jadi remaja ya, masih mbambes mbambes gitu wkwk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regrets
Teen FictionI may regret the way we ended, but I will never regret what we had