Part 1

13 1 0
                                    

"Fifi kamu sedang apa sayang?", tanya lista alexander--mamah fiona.

Lista menatap bingung putri sulungnya yang sedang sibuk dengan novel-novelnya.

"cepat lah bersiap fifi...Mereka akan segera datang"

"ck..mamah... Bentar lagi mah masih tanggung", ucap fiona malas.

"Fifi...Nanti kalau papah melihat mu seperti ini, Mamah gak mau tanggung yahh kalau papah marah dan kecewa sama kamu", ucap lista seolah menakut-nakuti fiona.

"baiklah mah...Fiona segera bersiap-siap", ucap fiona sambil beranjak dari kasur.

Jujur saja fiona tidak mau dijodoh-jodohkan seperti ini. Namun, karna prinsip dan kemauan papahnya yang kuat mau tidak mau fiona harus mengikutinya. Huftt...menyebalkan bukan?.

Setelah itu lista keluar dari kamar fiona. Ia menghampiri david alexander--suaminya.

"pah...emm...mamah pikir kita bisa memesan makanan cepat saji dari restorant dekat sini!",ucap lista gugup.

David menaikan sebelah alisnya seolah berkata ada apa?.

"Aku hanya khawatir mereka tidak suka dengan masakan rumahan".

Keluarga Alexander memang bukanlah keluarga ternama atau pun keluarga konlomerat. Mereka hanyalah keluarga biasa, mereka pun hanya tinggal disebuah flat kecil yang sudah terlihat tua.

"kenapa harus repot-repot memesan makanan. Toh kalau mereka tidak suka, tidak usah kita beri mereka makan, biar kan saja mereka mati kelaparan", ucap david sinis. "Ck....membuat pusing saja".

David memang paling tidak suka diatur-atur. Selebih lagi kalau ada orang yang menentang prinsipnya, Ck....jangan harap orang itu bisa selamat.

Kringgg.....kringg....kringggg....

Ponsel david berbunyi dengan tiba-tiba, sontak membuat lista dan david menoleh ke arah ponsel secara bersamaan. Dengan cepat david mengambil ponselnya yang berada di atas meja.

"halo...".

"....."

"iya dengan david alexander disini".

"...."

"emm....baik".

"....."

"iya....".

"......"

"oh...oke baik pak kalau begitu. Saya mengerti".

"....."

"hahahaha....iya tidak masalah pak, salam buat putra bapak ya".

"....."

"oke baik...saya tutup", ucap david mengakhiri panggilannya.

Lista, fiona,dan adeeva khawatir dengan panggilan misterius tersebut, mereka takut akan terjadi masalah. Bagaimana tidak mereka yang sedari tadi memperhatikan cara david berbicara, terlihat raut amarah bercampur dengan ke kecewaan diwajah david.

"pah...", panggil lista menghampiri david sambil mengelus bahu david lembut. "ada apa pah?".

"iya pah...ada apa, apa ada masalah?", tanya fiona dan adeeva bersamaan.

David hanya membalas dengan hembusan nafas berat lalu melirik kearah fiona sekilas.

"pak jerry membatalkan perjodohannya. Pak jerry bilang putranya sudah memiliki kekasih sebelum ia melakukan perjodohan.

Jadi, ia akan menikahkan putranya dengan kekasih pilihannya", ucap david lirih.

Fiona tidak terkejut mendengarnya, toh lagi pula ia sudah sering mendengar itu. Namun, saat ini yang ia khawatir kan adalah papah, mamah, dan adiknya.

Fiona takut mereka malu karna memilikinya, sudah banyak pria pria yang dikenalkan untuk fiona. Namun banyak juga pria yang menolaknya.

Awalnya memang mereka menerima perjodohan tersebut. Namun, setelah melihat penampilan fiona yang terlihat kusut, jelek, norak, bahkan terlihat lebih tua dari umurnya.

Mereka semua menolaknya dengan alasan yang bermacam-macam. Fiona sadar dengan semua itu, tapi mau apa lagi mungkin memang ia ditakdirkan seperti ini.

*****
"lihat lah mah...mereka menolak kak fifi lagi", rengek adeeva ketika memasuki kamar fiona.

"syutt...pelankan suara mu, nanti papah mendengarnya".

"sampai kapan mah...sampai kapan adeeva nunggu kak fifi menemukan jodohnya", ucap adeeva kesal. Bahkan ia dengan  sengaja menekankan kata JODOHNYA.

Fiona yang mendengar itu seketika menoleh namun langsung menundukan kepalanya cepat.

Mata fiona terasa panas, rasa sesak tiba-tiba datang menyambar dada fiona. Ingin rasanya fiona lari dan keluar dari kamarnya.

"Fifi itu kakak mu...jadi wajar kalau fifi harus menikah lebih dulu dari mu"

"kalau begitu mengapa kak fifi tidak mencari pria sendiri saja, mengapa harus menunggu kita yang mencarikannya.

Manja sekalih kau, memangnya kau siapa hahh...memangnya kau tuan putri", teriak adeeva tepat diwajah fiona, lalu tertawa sinis.

"adeeva mencari laki-laki itu tidak semudah membalikan telapak tangan

Terlebih lagi orang sepertiku", ucap fiona lirih sambil menundukkan kepala.

Rasa sesak sudah memenuhi dada fiona, air mata yang sedari tadi ia bendung akhirnya keluar juga.

Aku juga tidak ingin seperti ini, sungguh, Batin fiona lirih.



******
Hai...hai... Seperti biasa jangan lupa vote and comen yah....
Maaf yah kalau ceritanya bosenin. Sekali lagi aku jelasin cerita ini pakai alur mundur yah... Maaf yahh kalau ada kata² yang typo hehehehe......

All about usTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang