Part 4

9 1 0
                                    

Seperti biasa setelah sarapan fiona langsung berangkat bekerja bersama david papahnya.
Pagi ini nampak lebih cerah dan tenang dari hari kemarin,  menurut fiona.

Ia nampak lebih ceria bagaimana tidak pagi ini fiona tidak merasakan masalah seperti hari-hari sebelumnya.

Setelah sampai di central library, fiona langsung pamit dengan david dan bergegas masuk.

Senyum fiona mengembang ketika ia melangkah masuk, sesekali fiona menyapa penjaga dan karyawan-karyawan dicentral library.

Fiona mengayunkam kakinya menuju meja resepsionis dan langsung merapihkan meja resepsionis yang penuh dengan beberapa tumpukan buku.

Fiona mengangkat tumpukan buku itu dengan kedua tangannya untuk di letakan kembali dirak buku.

Mata fiona berkeliling menyapu setiap sudut perpustakaan, disana ada beberapa karyawan yang sibuk dengan monior komputernya, ada juga karyawan yang sedang sibuk ngerumpin ck..ck..ck... Masih sempatnya mereka ngerumpi di jam kerja seperti ini.

Namun, tiba-tiba saja pandangan fiona tersenti pada sebuah objek. Ya....mata fiona tertuju pada rico yang sedaang berbicara serius dengan beberapa karyawan.

Fiona menatap lekat rico sambil tersenyum, perasaan nyaman tiba-tiba saja menghampirinya, jantung fiona berdetak dengan ritme yang cepat hanya karna ia menatap rico.

"ekhem....permisi", ucap arsen tiba-tiba membuyarkan fiona dari lamunan.

Sontak fiona langsung menoleh terkejut, bahkan ia hampir menjatuhkan tumpukan buku yang sedang iya bawa.

"ah...iya ada apa?", tanya fiona.

"emm...aku ingin mengembalikan buku ini", ucap arsen memberikan sebuah buku.

"oh...baik terima kasih".

"emm.. I-itu", ucap arsen gugup sambil menunjuk kearah id card yang agak sedikit mengintip dibalik buku.

"apa ada yang bisa aku bantu?", ucap fiona bingung melihat tingkah arsen.

"ah... I-iya aku butuh bantuan mu, aku ingin meminjam sebuah buku lagi bisa tolong carikan?". Ucap arsen gugup sambil menggaruk rambutnya yang tidak gatal.

"oh..baik kalau begitu, mari...!", ucap fiona seraya mempersilahkan arsen.

Jujur saja sebenarnya tujuan arsen kesini bukannya untuk meminjam buku lagi.

Ia bermaksud ingin memberikan surat khusus untuk fiona yang telah ia tulis di balik id card. Namun, arsen begitu pengecut untuk memberi tahu fiona.

Tidak masalah man...besok kita coba lagi, batin arsen.

*****
Pagi ini arsen sangat bersemangat untuk kembali ke central library. Sama seperti kemarin ia menyelipkan id card itu didalam buku yang ia pinjam.
Ia berharapa semoga kali ini fiona membaca suratnya.

"huft...semoga berhasil. Semangat!", ucap arsen seraya menyemangatkan dirinya sendiri.
Selang beberapa detik arsen langsung berlalu pergi.

Setelah sampai arsen langsung berlari kecil.
Ia terus menyebarkan pandangannya kesekeliling ruangan seraya mencari fiona.

Seperkia detik mencari akhirnya pandangannya terhenti, senyum indah terbit menghiasi wajahnya. Dengan cepat arsen mengayunkan kakinya menuju meja resepsionis tempat fiona berada.

"ekhem...permisi," panggil arsen menegur fiona yang sedang sibuk dengan layar komputernya.

"ah...iya ada apa?", tanya fiona sambil mendonggakan kepalanya.
"ada yang bisa dibantu?".

Arsen tersenyum sambil menyodorkan sebuah buku, "iya aku ingin mengembalikan ini".

Fiona tersenyum sambil mengambil buku yang arsen berikan, setelah itu fiona membuka buku tersebut dan mengambil id card yang terselip dibuku tersebut.

Semyum kebahagiaan mengembang diwajah arsen jantungnya terus memompa dengan ritme yang cepat, pandangannya tak perna lepas dari fiona.

Dalam hati, arse merapalkan beberapa berdoa semoga fiona membaca tulisan dibalik id card tersebut.

Selang beberapa detik wajah arsen tiba-tiba memelas. Ia kecewa karna fiona tidak menyadari tulisan yang arsen tulis, ia malah langsung menstample id card tersebut dan meyelipkan kembali didalam buku.

Arsen mengendus kecewa dan langsung melenggang keluar.

****
Sepulang bekerja fiona dan david pergi berkebun untuk menanam sayuran.

Setelah beberapa jam berlalu ia memilih untuk pulang karna hari sudah semakin sore. Meraka menggunakan lift terlebih dahulu untuk sampai di flat.

"aku tidak mau melihatmu lagi", teriak seorang wanita yng berlari dari arah flat arsen.

Fiona dan david menatap binggung wanita yang sedang marah-marah tidak jelas dihadapannya.

"sialan kau", teriak wanta itu lagi.

"aku harap kau mati",

"pergilah ke neraka....pergilah ke neraka",

"aku tak akan pernah mau menemuinya lagi",

"takkan perna! Takkan pernah! Takkan pernah!".

Huft...aneh sekali wanita ini, batin fiona.

Setelah sampai diflat, fiona bergegas mandi untuk membersihkan dirinya.

Sebenarnya fiona masih bingung, apa yang terjadi dengan wanita itu. Tiba-tiba saja ia marah-marah dengan fiona dan david, ohh...mungkin saja ia terbawa emosi karna bertengkar dengan arsen.

"fifi cepat sayang, nanti makananya keburu dingin", teriak lista berhasil membuyarkan lamunan fiona.

"iya mah... Sebentar, fiona sudah selesai kok", ucap fiona sambil keluar dari kamar.

Dengan cepat fiona melangkahkan kakinya menuju meja makan.

"fifi, adrian...sepertinya sangat cocok untuk mu", ycap david ditengah kegiatan makannya.

"dia tinggal di Denmark dan bekerja di Marc Electronics.

adrian akan datang menemuimu".

Mendengar itu sontak fiona menghentikan kegiatan makannya dan menatap ke arah david dan lista secara bergantian.

"tapi bukannya papah dan mamah akan pergi keluar kota besok", tanya fiona dengan cemas.

"adrian ingin bertemu secara pribadi.

Jadi papah memberinya izin".

Fiona yang mendengar itu sontak membuang napas pasrah.

"adrian laki-laki yang baik, seorang CEO di perusahaan terkenal milik ayahnya.

Bahkan peramal bilang kalian berdua berjodoh".

"Tapi tanpa kalian berdua... Hatiku tidak akan setuju", ucap fiona dengan wajah memelas.

"jika keadaan berjalan sesuai keinginanmu, itu bagus.

Tapi jika tidak, itu lebih bagus.... Karena itu semua ke hendak tuhan", ucap  david sedikit tegas dan langsung beranjak pergi meninggalkan meja makan.

"mamah....", ucap fiona lirih sambil menatap cemas lista.

"sudah fifi turuti saja keinginan papah mu itu, mungkin dengan cara ini kamu bisa lebih cepat untuk menikah. Lagi pula besok adeeva akan menemanimu", ucap lista seraya meyakinkan fiona.

Fiona hanya menjawab dengan anggukan kepala sambil tersenyum singkat.


*****
Jangan lupa vote and comen yah....:)



All about usTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang