part 5

16 1 0
                                    


Sore ini fiona sudah siap untuk menybut kedatangan calon jodoh--Adrian Anderson. Fiona sudah bersiap dengan penampilan sederhana seperti biasanya, dengan wajah polos tanpa sedikit pun polesan make up, kurta panjang yang menutupi lututnya serta celana bahan panjang yang terlihat longgar, kacamata bundar dan rambut yang keriting yang selalu ia kepang dua.

Jujur saja sebenarnya fiona takut jika mengadakan pertemuan seperti ini tanpa ditemani kedua orang tuanya, tapi mau bagaimana pun ia harus berani dan meghilangnkan rasa takutnya. Sekarang ini yang fiona harapkan adalah agar adrian mau menerima perjodohan ini dan menikahinya.

Ting...tong....

Bel flat tempat mereka tinggal berbunyi manandakan bahwa adrian sudah datang. Dengan cepat adeeva berjalan untuk membukakan pintu.

"hai... Selamat datang", sapa adeeva kepada adrian yang langsung dibalas sebuah pelukan singkat.

"ayo silahkan masuk. Maaf ya flat kami sangat sederhan.

loh...kok ada kamu sayang ?", sambung adeeva terkejut ketika melihat kekasihnya--Rafka Alfaro.

"iya aku yang mengenalkan adrian dengan fiona".

"oh begitu... Yasudah kalian berdua duduk dulu, aku akan memanggil kak fifi sebentar".

Adeeva melenggang pergi meninggalkan mereka berdua, dan langsung memasuki kamar fiona.

"astaga kakak... Apa yang kau lakukan. Mengapa kau malah melamun?.

ayo kak cepat adrian sudah menunggu diluar. Dia pria tampan kau pasti akan menyukainya", ucap adeeva dengan senyum mengembang lalu dengan cepat menarik tangan fiona untuk keluar.

****
Setelah fiona berada diruang tamu ia melihar adrian dan rafka sedang berbincang-bincang yang terlihat sangat serius sampai tidak menyadari kehadiran fiona dan adeeva.

"hai... Perkenalkan ini kakak ku fiona alexander. Biasanya kami memanggilnya fifi",

Namun entah kenapa setelah adeeva memperkenalkannya kepada adrian ia merasa terjadi kejanggalan disini.
Terlihat dari ekspresi adrian yang terkejut dengan kedua mata yamg membulat sempurna tak lupa mulutnya pun menganga lebar.

Fiona tidak mengerti ekspresi apa yang ditunjukan adrian sekarang, mungkin ia terkejut karna melihat penampilan fiona sekarang atau mungkin terkejut karna hal lain.

"fiona", ucap fiona sambil mengulurkan tangan.

"ah ya... Aku adrian, Adrian Anderson", ucap adrian membalas uluran tangan fiona.

Setelah selesai berkenalan fiona memilih untuk duduk disamping adeeva yang berhadapan dengan adrian dan rafka.

Fiona hanya terdiam memperhatikan adeeva yang tengah asik berbincang dengan rafka dan adrian. Sesekali fiona tersenyum dan mengangguk seakan ia mengerti apa yang tengah mereka bicarakan.

Setelah satu jam berlalu akhirnya mereka menyelesaikan pembicaraannya, yang disambungkan dengan kepukangan adrian dan rafka.

"huft.... Akhirnya selesai juga", ucap adeeva sambil mendudukan tubuhnya disofa.

"oh... Iya, sepertinya adrian sangat cocok denganmu. Dia orang yang baik, aku sangat menyukainya".

Fiona hanya tersenyum menanggapi perkataan adeeva.

Kringg....kringg...

Tiba-tiba terdengar dering ponsel yang membuat fiona dan adeeva terkejut lalu mencari sumber dari suara tersebut.

"hei...lihatlah adrian meninggalkan ponselnya disini", ucap adeeva sambil mengangkat sebuah benda persegi panjang tersebut.

Seketika pandangan adeeva beralih ke arah fiona, ia memandang lekat fiona sambil tersenyum membuat fiona bergidik ngeri. Entah apa arti dari senyuman tersebut, yang jelas fiona sekarang merasa tidak enak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

All about usTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang