III

659 98 12
                                    


Mobil yang membawa Taehyung akhirnya sampai di rumah Seokjin tepat pukul sepuluh malam. Seokjin akhirnya bisa menyunginggkan senyum walau hanya sedikit dia khawatir sedari tadi. Beberapa orang berjaket tebal menggotong Taehyung yang tak sadarkan diri. Seokjin sedikit tidak terima dengan cara mereka memperlakukan Taehyung,harusnya Taehyung keluar menggunakan bangsal bukan digotong seperti korban banjir.

Seokjin pun menyuruh orang orang itu memasukan Taehyung ke kemarnya lantas ia mengekor dari belakang. Setelah memastikan Taehyung terbaring salah satu diantara orang orang berjaket tebal itu membuka suara "Maaf atas keterledoran kami sebagai penyelenggara acara,kami tidak membawa peralatan medis lengkap " Seokjin hanya mengangguk paham "Kenapa dia bisa kehabisan oksigen?"

Salah satu diantara mereka menjawab "Menurut dugaan kami,Tuan Taehyung sedang dalam kondisi tubuh yang tidak baik atau beliau sudah lama tidak mendaki dan itu membuat tubuhnya sulit menyesuaikan dengan cuaca" Seokjin mengangguk lagi dan mempersilahkan mereka duduk namun mereka menolak dengan alasan acara belum selesai.

"Selamat malam"

"Selamat malam,Tuan"

Mereka berpamitan dan pergi meninggalkan rumah Seokjin. Selang beberapa detik Jimin pun menghampiri Seokjin dikamarnya. Seokjin sampai lupa jika sedari tadi Jimin bersamanya.

"Hyung,bagaimana keadannya?"

"Mereka bilang Taehyung sudah membaik,kita hanya perlu menunggu dia sadar"

"ck,orang menyebalkan ini menyusahkan saja"

"Jangan berbicara seperti itu Jim"

"Hyung bagaimana mungkin kau membiarkan dia tidur dikamarmu? Untuk apa ada kamar tamu huh?"

"Ah aku tidak tahu,aku terlalu panik. Tidak terpikirkan sama sekali" ucap Seokjin seraya memalingkan wajahnya untuk melihat Taehyung yang sedang terbaring.

"Lalu kenapa tidak dibawa kerumah sakit? Bukankah jika disana dia akan ditangani dokter?" Jimin tidak habis pikir dengan hyung tersayang-nya itu.

"Aku juga tidak memikirkan hal itu Jim. Sudah kubilang aku terlalu panik"

Jimin hanya mengangguk acuh, dia tahu Seokjin hyung-nya sedang kasmaran mana mungkin sampai sepanik itu jika Seokjin tak menyayangi Taehyung.

"hyung,kau jatuh cinta"

Seokjin menatap Jimin sekilas "Aku tidak tahu"

Jimin pun menepuk pundak Seokjin,lelaki bermata sipit itu hanya tersenyum lembut kearahnya "Jika dia baik,aku akan mendukungmu hyung. Tapi jika dia melukaimu, tanganku ini akan menggorok lehernya sampai putus" dengan ekspresi jahat yang dibuat buat membuat Jimin malah terlihat lucu.

Seokjin hanya terkekeh pelan,Jimin selalu membuatnya terhibur. Jimin memang sangat menyayangi Seokjin begitupun sebaliknya.

"Kau ini berlebihan sekali Jim,haha. Sekarang ayo tidur"

"tidak,aku akan pulang saja hyung"

"Ini sudah malam! Berbahaya pulang sendiri. Sebaiknya menginap Jimin"

Pemikiran Seokjin itu sangat kolot menurut Jimin,pulang malam didaerah Gangnam tak akan berbahaya mengingat keamanan yang terjamin dan lagi dia ini laki laki tidak perlu dikhawatirkan.

'Sudahlah hyung,aku akan pulang.sampai bertemu besok!"
Jimin memang keras kepala,Seokjin pun membiarkan Jimin pulang.

***

Pagi ini terasa berbeda, bagaimana tidak Seokjin tidur dikamar tamu sedangkan sang tamu tidur dikamar sang pemilik rumah. Namun Seokjin tak mempermasalahkannya asalkan Taehyung nyaman,kenapa tidak. Well cinta memang buta.

Guide Me [ Taejin/Vjin ]Where stories live. Discover now