Ia terus melangkahkan kakinya yang berjalan gontay,yang ia perlukan saat ini hanyalah kasur empuknya dan menangis disana. Tubuhnya yang penuh butiran salju seakan mati rasa,ia tak merasakan kedinginan sedikitpun. Ia terlampau sakit hati,semua ini terlalu cepat.
Seokjin meraih gagang pintu rumahnya,ia ingin segera masuk dan menangis,sebenarnya ia sudah tak bisa menangis. Air matanya seakan habis,yang ia keluarkan hanyalah segukkan kecil dari mulutnya. Sepertinya matanya sudah lelah menangis.
Ia membanting pintunya hingga mengeluarkan debaman yang menggema dipenjuru rumahnya. Ia memasuki kamarnya dan berbaring diatas kasur empuknya,yang semalam ia tiduri bersama Taehyung.
Aroma parfum Taehyung masih terasa, membuat hatinya semakin sedih. Seokjin membaringkan tubuhnya,ia memeluk bantal yang semalam Taehyung gunakan erat – erat,ia menangis lagi.
Seokjin menghirup aroma lelaki Kim yang baru beberapa jam melukai hatinya. Tak peduli seberapa kesal perasaannya terhadap Taehyung,ia tak bisa berhenti mencintai lelaki itu.
Butiran salju yang semakin tebal tak berhenti berjatuhan,Seokjin dapat melihat dari jendela kamarnya yang belum tertutup gorden. Hari semakin gelap,namun butiran salju itu seolah tak lelah untuk terus menjatuhkan dirinya.
Seokjin tersenyum miris,apakah butiran salju itu adalah dirinya? Yang tak bisa berhenti mencintai Taehyung meskipun ia tahu bahwa Taehyung tak pernah menyatakan cintanya.
Kita bahkan hanya sekedar teman
Tanpa ikatan
Kenapa aku harus bersedih jika kau pergi?
Kenapa aku tidak rela?
Itu
Karena aku jatuh cinta padamu
Jangan salahkan aku
Karena ini semua salahmu
Kau membuatku merasa spesial
Kau memperlakukanku bagai bola kaca
Yang kapan saja akan pecah
Hingga hatiku salah paham
Dan jatuh cinta padamu
Seokjin menghela nafas kasar,ia terduduk dan menjatuhkan bantal itu. Ia akan melupakan Taehyung. Ya melupakannya.
Tok tok
Suara ketukan pintu membuat Seokjin melirik ponsel pintarnya,waktu menunjukkan pukul setengah sembilan malam. Jimin pasti berkunjung untuk memberikan kunci toko. Seokjin mengusap wajahnya yang menyedihkan namun matanya yang sedikit sembab tak dapat diatasi,Jimin pasti akan menghujaninya dengan ribuan pertanyaan.
Seokjin tak ambil pusing,ia akan bilang jika ia digigit kucing.
Seokjin membuka pintu, sosok yang muncul bukanlah Jimin melainkan Taehyung. Ya kucing yang telah membuat matanya sembab. Sosok itu menyunggingkan senyum tipis.
Seokjin hanya diam,tak berniat mempersilahkan Taehyung memasuki rumahnya.
"Maafkan aku"
Seokjin tertawa kecil meskipun hatinya menangis
"Memaafkan apa? Kau tak membuat kesalahan"
Taehyung mengangkat tangan kanannya,menyentuh mata bulat yang sembab itu,mengusapnya pelan,tak berlangsung lama karena Seokjin menjauhkan tangan itu dari wajahnya.
YOU ARE READING
Guide Me [ Taejin/Vjin ]
Fanfictionyou're a light who guide me home [ Dalam Revisi ]