8

756 60 0
                                    


"Umji kamu nggak papa-kan?!" Panik Jaehyun kaget melihat keadaan Umji yang jatuh ke lantai.

"Umji kenapa?" Tanya panik Taeyong yang sedang sibuk melayani pelanggan dan mendengar suara benda jatuh di tambah Jaehyun yang memanggil nama 'Umji' membuatnya panik.

"Aku cuma lelah maaf semuanya jadi berantakan, kajja bekerja kembali.. aku yang bakal beresin semuanya..." jelas Umji berdiri lemas.

"Andwe! Kamu harus istirahat tau! Aku tau kamu ssasaeng ku dan ini tidak berlaku, bagaimana bisa aku membiarkan kamu bekerja hanya karna ingin dekat denganku? Jangan begini aku tidak enak, kamu orang kaya.. aku tau itu. Jangan mengelak, dan istrirahat!" Taeyong serius.

Jaehyun menganga mendengar perkataan Taeyong, Jaehyun kira Umji bekerja karena masalah keuangan soalnya Umji terlihat seperti orang miskin, memang benar jika Umji tidak tahu fashion.

"Taeyong oppa mianhae! aku nggak jujur sebelumnya sama oppa, aku takut oppa memperlakukan aku seperti gadis yang lain, kamu cuek dan dingin.. aku takut! Makanya aku cuma jadi ssasaeng melihat oppanya dari jauh, aku pikir itu kurang dan aku melakukan ini.. aku harap oppa mengerti dan tetap bersikap seperti biasanya, hangat.." Umji menunduk seraya menutupi matanya yang berkaca-kaca menahan kristalnya jatuh.

Umji membuang rasa kekesalannya dan rasa lelahnya dengan menangis sekarang, Umji lari sekecang-kencang membuang semua rasa yang dia pendam, bukan karena masalah Umji dengan Taeyong saja namun banyak lagi, seperti tidak punya teman di sekolah, terkucilkan dan tidak dapat perhatian.

Menangis sampai menggebu-gebu, membengkam mulutnya agar tangisnya tidak dibawa anginn, jangan salahkan nasib dan bersikap seperti orang normal itu prinsip Umji, tapi itu sulit.

Umji Pov

Ahh padahal aku nggak punya masalah sama Taeyong tapi kenapa aku nangis gini?

Lelah.

Iya benar kayaknya aku kecapekan dan terlalu memikirkan perkataan mamah dan ayah, mereka selalu membebani aku saja dari dulu.

Ini memalukan, cuma karena nasib yang buruk saja aku menangis.

"Umji.." panggil seseorang dari belakang body ku.

Aku tahu suara itu, suara yang aku rindukan. Dia datang saat-saat seperti ini, anehh kan bisa kebetulan seperti itu. Aku segera menghapus air mataku.

"Mark, kamu lagi ngapain disini?" Tanya ku langsung tanpa melihat yang bicara tadi.

Benar saja itu Mark.

"Umji nangis lagi? Kenapa lagi? Jangan nangis dong nanti jelek!" Eh dia malah memojok-mojokiku.

"Hikss. Kamu pulang aja sana! Tambah merusak mood ku saja, moodku sedang tidak baik tau!"

Mark menggembel pipi gembulku, dan langsung duduk di sampingku. Aku tertawa melihatnya sangat menggemaskan, lihat mata bulatnya yang berbinar-binar itu.

"Abis nangis ketawa.." Ujar Mark menggelengkan kepalanya.

"Mau lari bareng aku? Kita keluarkan semuanya kayak tadi kamu.." tawar Mark berdiri kembali menjulurkan tangannya.

"Ey, kamu tau darimana aku abis lari-larian?! Kamu ngikutin aku yaa?!"

"Nggak tadi kebetulan aja aku lewat, trus aku liat cewek jelek lari sambil nangis.. kamu nggak malu di liatin orang banyak?" Dia menyadarkan aku memang benar banyak orang melihatku aneh.

"Tapi'kan ini sepi"

"Yasudah kajja kita lari sekencang-kencangnya!" Dia menarik tanganku dengan cepat membuat jarak kami hanya satu jengkal.

Ah jadi gugup gini sih..

"Ayok teriak!"

"Hati, hatiku benar-benar perih rasanya!!" Teriakku menurut perkataan Mark.

"Aku senangggg!!" Teriak Mark lebih kencang.

"Kenapa?" Tanyaku

"Karna aku bisa bersamamu untuk hari ini, dan selanjutnya akan terus begitu jika kamu mau menerimaku hari ini.."

"Aku terima kamu jadi sahabatku!!" Teriakku

Aku melihat reaksi Mark yang berubah dan kembali lagi saat dia melihatku mungkin dia pikir aku tidak peka tapi aku mengerti apa maksudnya, dia hanya aku anggap sahabat tidak lebih dan tidak akan lebih karena aku hanya tau satu cinta yang hanya bisa aku lihat dari belakang, itu menyakitkan.

Aku di antar Mark pulang setelah itu..

"Umji.." Aku tak menghiraukan panggilan kakakku, hubungan kami sedang tidak baik saat ini lebih baik menghindar.

Aku masuk kamarku dengan tenang, habis itu aku cuci muka lalu tidur.

"Hah dasar anak itu padahal aku mau mengajaknya pergi, yasudahlah.."

Soyoung atau dapat di panggil Joy adalah kakak tiri Umji mereka berdua sebelumnya memiliki hubungan yang erat tetapi karena Umji merasa dirinya di beda-bedakan dengan kakaknya jadi ada kesalahpahaman di antara mereka.

***

"Jadi begitu? Kenapa kamu nggak kejar dia tadi?" Jaehyun mengerti situasi saat itu.

"Biarin dia tenang dulu buat sementara" jawab Taeyong santai.

"Cihh padahal aku juga tampan" Jaehyun mendelik tidak suka.

"Ey dimana-mana orang juga tau aku ini lebih tampan Jaehyun! Kamu ini apa? Cumi?" Ledek Taeyong mengambil secangkir gelas di tangan Jaehyun.

"Aish! Kembalikan colkatku!" Protes Jaehyun.

"Ngomong-ngomong tentang wanita, memangnya kamu punya ketertarikan?" Pancing Taeyong tersenyum meledek.

"Aa itu aku cuma inget mantanku aja sih, aku nggak terlalu mikir tentang kesitu.." jawab Jaehyun mengingat Eunbinya yang sekarang sudah tidak ada hubungan apa-apa dengannya.

"Aa iya aku ada janji!" Ingat Taeyong serentak bangun dari bangkunya.

"Yuna?" Tanya Jaehyun.

"Ndee Kamu mau antar aku kan?"

"Ah tentu saja"

Tbc

Misteri NCT X GFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang