11

1K 76 3
                                    


"Apa yang harus aku jelaskan kembali?" Tanya Winwin menatap Jhonny datar.

"Eunha ingin bertemu denganmu, aku tidak tau jelas dia mau bicara tentang apa." Jelas Jhonny dengan anggukan Winwin yang mengerti.

Winwin tidak bergeming dari soffa lembutnya membuat Jhonny canggung untuk bicara "Aku harus menuruti permintaannya ya?," Winwin membuka mulut.

Jhonny mengangguk "Nnde, Eunha keras kepala harap mengerti dengan kondisinya saat ini.. dia belum cukup umur menerima begitu banyak cibiran dan saat itu dia benar-benar mabuk bukan? Jadi hanya kamu yang tau tentang masalah itu, disini Eunha hanya korban."

"Geure aku mengerti, aku akan bertemu dengannya" Winwin langsung berdiri dan melangkah ke pintu di ikuti dengan beberapa lelaki berawakan besar.

Jhonny menatap punggung Winwin dengan raut yang tak terbaca.

Jhonny hanya dapat mendengus dia bingung harus berkata apa dan pusing ketika memikirkan masalah artist nya, ketika masalah selesai dan masalah lain datang itu membuat seseorang harus berusaha kembali memperbaiki masalahnya.

"Dasar aneh."

Jhonny keluar dari ruangan yang besar itu dengan lemas, melelahkan.

Tringgg

"Manager-nim bagaimana?"

"Dia akan bertemu denganmu, tunggu saja! Aku akan ke sana dan jangan keluar sebelum aku ke sana banyak wartawan di bawah.."

"Gomawo Oppa, kamu yang terbaik!."

"Tentu saja karna tidak ada orang yang dapat kau andalkan selain aku, ini benarkan hahah"

"Aku tersinggung tau! Aku kan cuma punya manager!"

"Iya bersiaplah Eunha, Winwin sedang menuju kesana"

"Nnde dan ya aku sangat berterimakasih padamu!"

"Tidak masalah"

Beep

***

"Mark!" Teriak Umji penuh semangat.

Mark melihat Umji dari banyaknya penonton. Dia sedang lomba olahraga basket saat ini, Mark sangat jago main basket ya karena ayahnya selalu mengajaknya untuk tanding bersama.

Mark tersenyum dan menujukkan jempolnya ke arah Umji, "Ekhem" Goda temannya.

Mark memdengus kesal karena temannya menyenggol bahunya yang sedang sakit karena terjatuh saat latihan basket bersama menyiapkan untuk lomba hari ini untung saja tidak terlalu parah.

"Enak ya yang ada penyemangatnya," Chenlee teman yang menyenggol Mark tadi.

"Apa sih lo?" Mark menakol kepala Chenlee pelan.

"Umji kok mau ya sama orang kasar kaya lo?" Chenlee meledek sambil mengelus palanya.

Mark tersenyum evil "Kan gue ganteng, cari cewek sana! Biar nggak gangguin gue sama Umji lagi!"

"Waktu istirahatnya mau selesai cepat bersiap-siap kembali" perintah pelatih basket.

"Ya pak!"

"Awas aja ya kalo gue bawa cewek" Chenlee.

"Ga yakin gue." Mark tersenyum remeh.

"Suttt kalian berdua, mau di mulai juga." Pak pelatihnya menujuk ke sejoli yang sedang ribut itu.

"Woi oper kesini!"

Umji melihat Mark khawatir karena Mark sudah jatuh dua kali berturut-turut dan membuat kakinya lebab.

"MARK PASTI BISA! FIGHTING OPPAAAAA!"

Mark terhibur melihat Umji yang berteriak kencang seperti itu, dia juga merasa malu karena temannya sedaritadi meledeknya.

Mark melambaikan tangannya dan berdiri melanjutkan pertandingan.

"Awass!"

"Auuu"

"Lo nggak papa Mark?" Tanya Jimin langsung menolong Mark untuk berdiri.

"Pakk! Kayaknya parah deh, di tuker sama yang lain aja bisa nggak?" Jimin pada pelatih yang ada di pinggir lapangan.

Mark hanya bisa memegangi tangannya, ia sudah berjanji pada Umji untuk menang hari ini "Nggak papa, gue masih bisa kok," Yakin Mark menepuk bahu Jimin.

"Yakin lo? Jangan di paksain Mark, gue takutnya tambah parah."

"Nggak papa, gue udah janji sama Umji buat menang kalo gue kalah gue malu."

"Yaudah deh, gue dukung lo buat menang hari ini!" Jimin tersenyum pada Mark.

"Berarti besok-besok lo nggak dukung dong?"

Jimin langsung memukul luka Mark "Ya nggak gitu lah!"

"Aa sakit goblok!"

"Heheh"

"Minhyuk oper ke Jimin!" Perintah pelatihnya.

"Chim!"

"Yess gollll!"

Skip~

"Masih sakit?" Tanya Umji meniupi luka Mark.

"Masihlah,"

Umji kesal karena Mark menjawabnya tidak santai "Yaudah dong santai, udah aku obatin juga."

"Ya abis aku kesel"

"Kenapa?" Tanya Umji.

"Aku kan kalah kok masih nanya sih?"

"Ya biarin aja, emangnya kenapa kalo kamu kalah?"

"Ya kan aku udah janji sama kamu buat menang,"

"Aku bisa ngertiin kondisi kamu kali Mark, tangan kamu juga lagi sakit. Kalo nggak sakit aku yakin kamu pasti menang makanya cepet sehat, oke?"

"Emnn"

Bukk

"Au, sakit tau!" Ringis Mark mengelus tangannya.

"Lagian daritadi jawabnya pendek banget!"

"Ya emang kenapa?"

"Tau ah"

Tbc

Misteri NCT X GFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang