Kedua sejoli itu kini sedang asik menikmati semangkuk bakso dan es teh di kantin sekolah.
Seperti biasa setiap jam istirahat mereka selalu menyempatkan waktu untuk makan siang bersama di kantin sekolah. Karena bagi kedua sejoli ini makan siang itu wajib, sebelum pikiran mereka terkuras karena pelajaran yang setiap hari semakin sulit.
"Aww." Pekik Carissa.
Tiba-tiba saja, seseorang menyenggol sikut Carissa hingga terbentur ujung meja.
Carissa bangun dari tempatnya, saat melihat kearah orang tersebut, raut wajahnya berubah menjadi kesal.
"Kamu!" ujarnya dengan nada kesal.
"Kenapa sih setiap kali aku ketemu sama kamu pasti aja kena apes mulu?" sambungnya.
Sebelah alisnya terangkat ketika mendengar sauara cempreng wanita dihadapannya.
"Hei .. kamu punya telinga ngga sih? Aku tuh lagi ngomong ya sama kamu."
Laki-laki itu tetap diam dengan wajah cool-nya.
Namun Carissa tetap saja berceloteh ria, karena ia merasa tak terima atas insiden yang dialaminya tadi.
Setelah mendengar ocehan yang menurutnya tidak penting untuk didengarkan, laki-laki itu pergi begitu saja meningalkan Carissa tanpa bicara satu patah kata pun.
"Hei tunggu, kamu ngga ada niatan buat minta maaf atau apa gitu sama aku hah?"
Laki-laki itu hanya menoleh sesaat dan kembali berjalan dengan santainya, seolah tidak terjadi apapun.
"Dasar cowok jadi-jadian, aneh, jutek!" teriak Carissa kencang, tanpa Carissa sadari saat ini semua orang yang ada di kantin kini melihat kearahnya.
"Ca, udah dong malu tahu dilihatin banyak orang." Nabila menarik sahabatnya itu untuk duduk kembali.
"Ihh, apasih kamu? Kamu ngga tahu aku lagi marah-marahin dia hah?"
Nabila menarik nafasnya dalam, "Iya aku tahu, lagian orangnya juga udah pergi Ca. Jadi, keep calm oke."
"Abis aku kesel banget sama dia Bil, kamu bayangin aja setiap kali aku ketemu sama dia selalu aja kena apes kaya tadi. Kamu juga tahukan kejadian kaya tadi tuh ngga sekali dua kali, tapi sering Nabila. Dan yang lebih parahnya lagi dia ngga pernah sekalipun minta maaf sama aku, gimana aku ngga kesel coba."
Dengan perasaan kesal Carissa mengambil gelas berisi es teh dihadapannya dan kemudian meneguknya tanpa tersisa sedikit pun.
"Pokoknya awas aja kalo sampe kejadian tadi terulang lagi, aku ngga akan tinggal diam gitu aja. Aku bakalan kasih pelajaran sama dia."
Dengan kesal Carissa terus saja mengumpat. Nabila hanya bisa diam dan mendengarkan semua kekesalan sahabatnya, karena ia tahu jika sedikit saja salah bicara pasti sahabatnya ini akan sangat menyeramkan melebihi macam yang sedang kelaparan. Untung saja Nabila sudah terlatih menghadapi salah satu sifat buruk sahabatnya sejak kecil ini, apalagi karena ulah Azzam, ia sudah sangat hafal.
Flasback On
Pernah dulu ketika mereka masih duduk dibangku kelas 1 SMA, saat itu pelajaran olahraga dan materi yang sedang dibahas adalah mengenai bola basket. Setiap siswa diwajibkan untuk mencoba shooting dengan teknik jump shoot oleh Pak Dirman guru Olahraga yang paling ganteng peringkat kedua setelah Pak Rendi. Pesona dan ketampanan mereka bahkan melebihi Dimas Anggara artis film layar lebar yang kini sedang naik daun.
"Oke, sekarang giliran Azzam Khalif Putra." Ujar Pak Dirman dengan suara khasnya.
Dengan gayanya yang cool, ia mengambil bola basket yang diberikan Pak Dirman dan kemudian maju kedepan untuk mencoba teknik jump shoot.
Seperti biasa para siswi yang melihat Azzam, begitu antusias dan meneriaki namanya dengan keras sambil bilang "semangat Azzam". Bahkan sampai ada yang terang-terangan bilang I Love You Azzam.
Namun Azzam hanya membalas semuanya dengan tatapan dingin.
Meskipun demikian, di sekolah ini Azzam salah satu murid laki-laki yang banyak digandrungi oleh para siswi.
Ketika giliran Azzam akan memulai melemparkan bolanya, entah sengaja atau tidak, setelah suara peluit ditiup bola yang ia lempar tidak masuk ke dalam ring, melaikan mengenai kepala seorang gadis manis yang kebetulan sedang duduk tak jauh dari ring. Karena terlalu syok, gadis itu pingsan dan kemudian dibawa ke UKS.
Beberapa menit kemudian gadis manis itu membuka matanya, ia bingung melihat ruangan disekelilingnya. Ia mencoba mengingat kejadian sebelumnya sambil memegang kepalanya yang masih terasa sakit.
Sekelibat bayangan bola melayang kearahnya dan langsung mengenai kepala gadis bermata coklat itu.
Selain itu ia melihat wajah seseorang. Meskipun tidak begitu jelas, tapi gadis itu sangat hafal dengan wajah yang terakhir ia lihat.
Hei, tapi tunggu, dimana dia?. Batinnya, kemudian menelisik ke segala arah.
"Ca, kamu cari siapa? Kamu ngga apa-apa kan? Kepala kamu masih sakit? Sumpah Aku panik banget pas liat kamu pingsan tadi." Dilihat sahabatnya itu yang tak henti-hentinya mengoceh. Ia tahu sahabatnya itu benar-benar mengkhawatirkan dirinya.
"Ahh, engga, aku ngga apa-apa kok Bil," ujar gadis manis itu dengan singkat.
Flashback Off
"Dih nih orang sekarang malah ngelamun, kesambet baru tahu rasa," ujar Nabila.
Terlintas dalam pikiran Nabila untuk mengerjai sahabatnya. Tiba-tiba ia mendekatkan mulutnya sejajar dengan telinga sahabatnya, mungkin hanya berjarak tiga sentimeter. Sedetik kemudian gadis itu berteriak sekencang mungkin sambil berkata, "Hello .. Carissa Milena Azznii Charles, Nabila yang cantik in here!"
Mendegar suara yang begitu keras, Carissa tersadar dari lamunannya. Ia langsung menutup kedua telinga sebelum gendang telingannya benar-benar pecah.
"Ya ampun Nabila! Kebiasaan banget sih, bisa-bisa telinga aku ini budeg tahu dengar suara kamu yang super itu." Carissa kesal dengan kelakuan sahabatnya itu.
"Hehe .. maaf, abis aku liat kamu tiba-tiba ngelamun kaya orang yang lagi mikirin bakso Pak Amir."
"Kamu tuh ya apa-apa makanan aja yang kamu inget," kata Carissa dengan wajah yang masih terlihat kesal.
Carissa selalu berpikir kenapa dia punya sahabat macam Nabila, yang tak jauh dari bayangan makanan. Bagaimana tidak, setiap kali berdua dengan sahabatnya ini hal pertama terlintas diotaknya hanya makanan, makanan, dan makanan, tak ada yang lain.
"Ngga apa-apa kali, kan memang pada kenyatannya manusia itu butuh makanan untuk kelangsungan hidupnya," kata Nabila dengan antusias.
Mendengar jawaban sahabatnya, Carissa memutar bola matanya jengah dan kemudian memilih diam. Ia tak ingin memperdebatkan hal yang tak penting dengan sahabatnya itu, karena ia sudah sangat hafal dengan jawaban yang akan dilontarkan sahabat satu-satunya ini jika meyangkut soal makanan.
"Eh tapi serius, kamu lagi mikirin apa sih Ca? cerita dong." Nabila penasaran dengan apa yang dipikirkan Carissa saat ini.
"Udah yuk, mending kita balik ke kelas aja, bentar lagi bel masuk," ucap Carissa sambil melihat arloji ditangan kirinya.
Setelah membayar makanannya kepada Bu Tini pemilik salah satu warung di kantin sekolahnya, kedua sejoli itu kini berjalan beriringan menuju kelas mereka.
****
Jangan lupa kasih vote ya 😉 dan ditunggu krisannya😊Terimakasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
BENCI tapi CINTA
Romans"Hati-hati benci sama cinta itu beda tipis Ca, sekarang aja bilangnya benci, satu tahun dua tahun selanjutnya kali aja kalian berjodoh." Ujar Nabila dengan cengingisan. "Berjodoh palamu," Carissa melempar botol bekas minuman ditangannya, "Ya kali ak...