Satu kelompok dengannya

2.9K 46 0
                                    

Siang ini jam pelajaran Bahasa Inggris. Semua siswi di kelas XII IPA-1 sangat bersemangat meskipun diluar sana cuaca begitu terik, namun tidak dengan siswa laki-lakinya. Bagi mereka belajar dijam-jam terakhir seperti ini apalagi dengan cuaca yang sangat terik membuat mereka semakin malas untuk belajar.

Sebenarnya bukan karena semangat karena pembelajarannya, melaikan mereka semangat karena gurunya yang super tampan. Siapa lagi kalau bukan Pak Rendi idola cewek-cewek satu sekolah.

"Good afternoon, guys," Pak Rendi membuka kelas siang ini, diiringi senyuman manis dari bibirnya dan itu membuatnya semakinkin perfect dimata kami para cewek.

"Good afternoon, sir."

"Ok guys, today we will discuss how to present using English," kata Pak Rendi.

Sontak kelas menjadi riuh seketika, beberapa dari kami seolah menolak apa yang dikatakan Pak Rendi tadi, namun sebagian lagi bersorak gembira.

"Harap tenang semuanya," tegas Pak Rendi. "Jadi sekarang saya akan bagi kalian menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari dua orang, dan tugasnya nanti adalah membuat makanan atau minuman yang nantinya akan kalian presentasikan di depan teman-teman kalian. Tentunya menggunakan Bahasa Inggris."

"Yah.. Pak, ganti aja deh tugasnya. Kita kan ngga terlalu fasih kalo pake Bahasa Inggris," kata Dani dengan polosnya.

"Iya betul itu Pak, kata Bu Adah juga barang siapa yang memudahkan urusan orang lain, insyaallah urusannya juga akan dimudahkan oleh Allah." Mungkin itu hanya beberapa kalimat dari sekian banyaknya penolakan yang di lontarkan para siswa untuk menolak tugas Pak Rendi, mereka akan menghalalkan segala cara demi menggagalkan rencana gurunya itu.

Pak Rendi menggelengkan kepalanya. Ia tak habis pikir dengan tingkah murid-muridnya ini.

"Sudah diam semuanya! Saya heran ya sama kalian, sudah mau lulus masih aja males ngerjain tugas. Pokoknya sekarang terserah kalian, mau kalian mengerjakan tugas saya atau engga, tetap akan saya nilai. Dan itu akan menjadi nilai tambahan untuk raport kalian."

Kali ini semua siswa diam. Tak ada satu pun yang berani membantah perkataan Pak Rendi.

"You understand?"

Dengan kompak mereka menjawab, "Yes, sir."

Kemudian Pak Rendi langsung membagi kelompok dengan acak, ia ingin semua muridnya dapat berbaur dan bekerjasama dengan baik.

Hinggga pada kelompok ke lima.
"Kelompok ke lima, Carissa Milena Azznii dengan Azzam Khalif Putra."

Spontan Carissa bangkit dari tempat duduknya, kemudian mengangkat sebelah tanggannya, sambil berkata, "Maaf Pak, Saya keberatan kalau harus satu kelompok dengannya." Sesaat ia melihat ke arah Azzam dengan tatapan tajam.

Mendengar perkataan Carissa, semua orang di kelas itu bersorak padanya.

Carissa tak mempedulikan sorakan dari teman-temannya, ia masih tetap berdiri ditempatnya. Ia benar-benar tak ingin satu kelompok dengan kutub es itu.

"Silent please, guys!" pekik Pak Rendi, "Carissa, coba beri alasan kenapa kamu tidak mau satu kelompok dengan Azzam?"

Carissa yang ditanya bingung harus menjawab apa. Dia tidak mungkin memberitahukan alasan sebenarnya kenapa ia tidak mau satu kelompok dengan kutub es itu. Jujur saja alasan terbesarnya adalah karena Carissa masih kesal dengan kutub es itu perihal insiden di kantin tadi. Bisa-bisa ia ditertawakan oleh seluruh teman-temanya.

Tiba-tiba Vania berkata, "Udah Pak kalau Carissa ngga mau satu kelompok sama Azzam mending Azzam sama saya aja Pak."

Seluruh siswa pun kembali riuh, karena ulah Vania.

BENCI tapi CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang