Presentasi

1.7K 26 0
                                    

Pasangan Ibu dan Anak itu kini tengah sibuk di dapur. Seperti janji Sinta pada putri bungsunya semalam, pagi ini ia tengah membantu Carissa membuat spaghetti saus asam manis.

Sebenarnya Sinta sudah melarang putrinya untuk terjun langsung di dapur. Namun gadis bermata cokelat itu menolak, karena ini adalah tugas sekolahnya, jadi ia pun harus ikut serta.

Gadis berambut panjang itu begitu excited. Meskipun ia jarang terjun ke dapur, tapi kedua tangganya begitu lihai memotong berbagai bumbu.

"Jangan lupa bawang merahnya dipotong juga," ujar Sinta.

Gadis yang tengah membenarkan clemeknya itu mengacungkan jempol. Ia segera mengupas beberapa siung bawang merah, kemudian mengiris tipis.

Baru saja hendak mengiris bawang ke empat, tiba-tiba matanya begitu perih. Gadis itu mengerjapkan kedua matanya. Namun tetes demi tetes bulir air meluncur dari mata cokelatnya.

"Aduh Bun, mataku perih banget." gadis yang sering disapa Caca mengibas-ngibas kedua tangannya.

Melihat putrinya, Sinta tersenyum. Kemudian berjalan menghampiri Carissa di meja makan.

"Duh kasian anak Bunda, sini biar Bunda yang lanjutin."

Carissa langsung menepis tangan sang bunda, saat akan mengambil alih pekerjaannya.

"Eh, jangan Bunda, ini kan tugas aku. Lagian cuman bawang gini mah kecil Bun." Gadis itu mencuil kedua jarinya.

"Ya, meskipun harus nangis bombai," sambungnya sambil tertawa.

Oke Carissa, kamu pasti bisa. Ini cuman bawang. Batinnya.

Setelah empat puluh menit akhirnya spaghetti saus asam manis sudah matang. Aromanya begitu menggiurkan.

Sinta mengangkat spaghetti itu dan memindahkannya ke dalam wadah cantik.

Untuk senuhan akhir, Carissa menaburkan keju parut di bagian atasnya.

Tara .. spaghetti saus asam manis pun sudah jadi.

----

Pagi ini Carissa kembali diantar Andika ke sekolah. Ini semua atas permintaan Sinta.

Setelah berpamitan pada sang bunda, kedua kakak beradik itu pun masuk ke dalam mobil hitam, kemudian melaju dengan kecepatan sedang.

Jalanan pagi ini begitu lenggang, hanya ada beberapa mobil berlalu lalang. Karena itu Andika memilih melaju dengan kecepatan sedang, sambil menikmati alunan lagu.

Tiba-tiba ponsel Andika berbunyi. Tertera nama Ms. A di layar ponsel. Segera ia meraih ponselnya dan mengangkat panggilan tersebut.

"Iya nanti aku hubungi lagi. Bye." Panggilan terputus.

"Siapa Bang?" Mata gadis itu menelisik, ia ingin tahu siapa yang menghubungi kakaknya sepagi ini. Belum lagi namanya begitu mencurigakan.

Sebenarnya Carissa sempat melihat nama yang menelpon kakaknya itu. Entahlah beberapa hari ini semenjak kembali dari Amerika gelagat kakaknya begitu aneh. Seperti ada yang disembunyikan.

"Kepo lo." Carissa mendengus kesal. Namun laki-laki di sampingnya itu tak peduli, malah memilih fokus pada jalanan.

----

"Good Morning guys." Pak Rendi membuka kelas pagi ini.

"Morning Mr."

"Oke, seperti yang sudah kita sepakati kemarin, hari ini kita presentasi. Saya harap kalian semua bawa bahan yang akan kalian presentasi di depan. Jadi, silahkan kalian duduk bersama fatner kalian masing-masing."

BENCI tapi CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang