Part 4

54 7 2
                                    

Jangan pandang kepribadian seseorang sebelah mata. Boleh jadi kamu akan menyesal kalau tahu yang sebenarnya.
-Helystiawati-

🌚🌚🌚

Malam menyapa para makhluk kecil dunia, memperlihatkan taman langit yang begitu indah dipandang.

Taburan bintang berkelap kelip menghias warna malam. Satu lampion besar ditempatnya namun kecil saat dipandang mempertambah pernak pernik redupnya langit. Ia adalah bulan.

Aurel sedang berdiri di balkon. Matanya berdecak kagum saat melihat pemandangan malam. Tetapi hanya sesaat dan raut mukanya sendu dalam sekejap. Dan memaksa otak untuk kembali ke masa kelamnya.

Flashback on

Aurel kecil sedang duduk dibangku taman cukup jauh dari rumahnya, sambil memegang lolipop dan sesekali menyesapnya, ia melihat taburan bintang, kebiasaan Aurel yang sangat gemar akan bintang.

Lalu bundanya—Tika datang menghampiri setelah ia memetik bunga kecil berwarna putih.

Aurel melihat kepada bundanya yang sedang tersenyum, dan Aurel membalasnya dengan senyum memperlihatkan giginya.

"Bunda habis ngapain sih?." Tika duduk disamping Aurel, dan menghadapkan Aurel kepadanya. Tika merapikan rambut aurel ke belakang kupingnya "Bunda habis ngambil bunga yang cantik banget buat Aurel" lalu Tika memasangkan disela telinga anaknya itu.

Aurel tersenyum manis kepada Bundanya "Hihi bunda ada-ada aja deh, Aurel jadi makin cantik deh, iya kan?" Tika terkekeh "Pastinya dong, anak bunda selalu cantik"

"Bunda, Aurel suka banget sama bintangnya. Bintangnya cantik kaya Aurel." Aurel tersenyum lebar, dan tak pernah bosan menganggap dirinya cantik.

"Terus, bunda juga cantik enggak kaya Aurel?" Tika menaikan kedua alisnya dan tersenyum.

Aurel tampak berfikir sebentar dengan satu telunjuk yang ditaruh didagunya.

"Cantik ko! Kan Aurel anak bunda, berarti bunda juga cantik," dengan mata berbinar Aurel menjawab, lalu ia menyesap lolipop ditangannya.

"Aurel, bintang itu cantik kaya Aurel, kalau bunda cantik kaya bulan." Sambil menunjuk bintang dan bulan, lalu Tika mengusap rambut anaknya dengan lembut.

"Ko bunda pilih bulan sih? Emang, bunda gak suka bintang?" Tika tersenyum hangat lalu menggeleng.

"Bukan gitu sayang. Kamu lihatkan setiap malam suka ada bintang dan bulan? Karena mereka saling melengkapi." Aurel tampak kebingungan dengan kalimat yang Tika utarakan.

Tika terkekeh melihat ekspresi Aurel yang sangat lucu.

"Jadi begini sayang. Kamu suka taman kan? Disana banyak bunga, warna warni pula. Ada merah, kuning, ungu, putih, walaupun mereka beda warna dan beda bentuk bunga, mereka berhasil buat taman itu kelihatan sangat indah," Tika tersenyum dan melihat Aurel yang mulai mengerti. Lalu ia melanjutkannya.

"Begitu juga langit dimalam hari. Ada bulan dan bintang. Mereka itu berbeda, tapi mereka berhasil buat malam itu seperti banyak warna. Sama kaya taman. Jadi, waktu malam hari, kita masih bisa lihat taman dan warna malam dilangit sana."

Aurel kecil mengangguk angguk kepalanya, walaupun ada beberapa kalimat yang ia tidak mengerti.

Itu pasti bahasa orang dewasa!. Begitulah kalimat dibenak Aurel. Malam mulai larut, udarapun semakin dingin.

A, N & ZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang