"Sikap senioritas itu bukan cerminan lo paling tinggi. Tapi gimana kualitas lo sebagai pelajar yang terbaik, bukan sok pengen terlihat teratas"
-Helystiawati-🌚🌚🌚
Bel istirahat sudah berbunyi 5 menit yang lalu. AUREL RADELLA beserta teman temannya, Mira dan Dita menuju ke kantin untuk mengisi perut mereka yang kosong.
Namun, saat baru memasuki kantin, Dita cewek berkacamata itu mengerutkan dahinya saat ada dua insan yang sedang duduk berhadapan sesekali mereka melempar tawa.
"Aurel stop deh, liat tuh di pojok sebelah kanan. Itu bukannya si cewek tomboy sama Naufal ya?" sambil menunjuk, lalu arah pandang Aurel itu pun langsung menajam.
NAUFAL ARLANDO, cowok manis nan hangat itu adalah incaran Aurel saat ia duduk di kelas 1 SMA. Ia tak senang jika Naufal dekat dengan perempuan lain. Padahal Aurel hanya sebatas teman, dan mereka dipertemukan saat Ayah Naufal dan Ayahnya ada kerjasama bisnis. Saat Aurel pertama kali melihat Naufal, ia langsung muncul perasaan ingin memiliki.
"Dia lagi dia lagi!" sambil melipat tangannya, Aurel berbalik meninggalkan kantin sekolah, dan langsung diikuti oleh kedua sahabatnya itu.
"Loh Aurel, ko lo malah kesini si? Lo gak numpahin jus dikepala dia gitu?, atau seenggaknya marahin dia kek!" jengah Mira tetapi tidak direpon oleh Aurel.
Dengan ekspresi bingung kedua sahabatnya itu saat Aurel mengajak mereka ke tempat koridor kelas 11 yang lumayan sepi karena siswa dan siswi menghabiskan waktu istirahat di kantin.
Setelah menunggu sekitar 10 menit, seseorang yang ditunggu Aurel pun memunculkan batang hidungnya.
"Tuh liat!" sambil menunjuk seseorang yang berjalan ke arah mereka dengan dagunya. Zeline lebih tepatnya, ia sedang berjalan santai dengan memasukan tangannya ke kantong celana seragamnya itu. Tak lama Zeline selangkah lagi akan melewati mereka, Aurel langsung menarik tangannya dan mendorongnya ke arah tembok.
Zeline sedikit meringis saat pergerakan kasar itu tiba tiba. Ia menaikan satu alisnya, saat ia akan keluar dari kurungan Aurel tapi bahunya langsung ditahan oleh Dita dan Mira.
"Lo tuh gak ada bosen bosennya yah. Gue udah berapa kali bilang si sama lo? Lo enggak usah deket deket sama Naufal! Gue senior lo, lo bisa kan pake tata krama lo sebagai adek kelas di sini?" marah Aurel sambil menunjuk telunjuknya ke arah muka Zeline.
Zeline terkekeh, saat ia merasakan cengkraman Dita dan Mira tidak sekuat tadi, ia langsung merentangkan tangannya sedikit kuat hingga Dita dan Mira terhuyung ke belakang. Lalu ia mencengkram lengan atas Aurel kuat kuat lalu ia mengubah posisi Aurel ke arah tembok. Dengan itu, sekarang Zeline yang mengunci Aurel.
"Nama lo Aurel? Kelas 12 Ipa 2? Sorry, gue harus panggil lo kakak ya?" senyum miring tertanda dibibir Zeline, menikmati muka tegang Aurel.
"Oke, gini ya kakak senior! Kakak kebanyakan nonton drama ya? Yang kakak liat kalau labrak pemeran utama itu nanti dia bakal menciut, terus takut" Zeline terkekeh dan menggelengkan kepalanya, lalu ia meneruskan kata katanya.
Walaupun ia merasa jijik jika memanggil Aurel dengan embel kakak itu, sebenarnya dan memang seharusnya mereka seangkatan, tapi ada hambatan lain mengapa Zel kelas 11.
"Dan sekarang kakak ngelakuin hal itu ke gue. Please, jangan samain gue sama pemeran utama di bioskop kesayangan kakak deh! Basi tau gak!" Aurel meronta dari cengkraman Zeline yang masi begitu kuat, dan saat ia akan membalas ucapan Zeline, Zeline mendekatkan mukanya ke arah telinga Aurel. Aurel memasang wajah syok saat ia mendengar perkataan Zeline.
"Kak, ganti seragam lo gih yang lebih tebel! Transparan banget tuh ampe pinknya keliatan. Ntar lo mau nyisain apa buat suami lo?"
Puas! Itu yang dibenak Zeline saat ia melihat air muka Aurel yang sangat lucu baginya. Setelah itu ia melepas cengkramannya lalu bergaya merapihkan kerah seragamnya dan berjalan pergi begitu saja. Saat lima langkah ia berbalik badan lalu melihat tiga orang kakak kelasnya itu.
Lalu ia berkata "Oh sorry buat yang tadi, gue bukan lesbi ko tenang aja. Cuma ngingetin doang buat nambahin nilai plus gue sebagai adek kelas buat senior" lalu ia berbalik lagi dan berjalan seperti biasa.
"Awas lo Zeline!" ucap Aurel melihat tajam dan tangan terkepal.
"Gue masih bisa denger lo Aurel. Kalau mau bales dendam ganti baju dulu!" Zeline berteriak tanpa membalikan badannya ke arah lawan bicaranya.Dua insan saling bertolak belakang sifat. Tak pernah menyatu bagai minyak dan air. Tapi apa akan selamanya seperti itu?
🌚🌚🌚Jangan lupa vote dan komen!
Salam hangat dari saya❤️
Ming060119

KAMU SEDANG MEMBACA
A, N & Z
Teen FictionA, huruf abjad pertama. Z, huruf abjad terakhir. N, huruf abjad hampir ditengah dihitung dari A dan dihitung dari Z. Rumit, seperti kisah mereka. Mereka mempunyai sifat yang berbeda, disatu padu dalam cerita, dan akhir yang mungkin bahagia. S...