Kecan Buta

31 4 0
                                    

Happy Reading..

Di perumahan Cendana...

Gue baru saja selesai melaksanakan ibadah sholat Maghrib. Ketika gue membereskan alat sholat, ponsel gue berdering.

"Si Gilang..."
Gue pun angkat panggilan tersebut.

- Dan! Nanti lu jemput gue ya!-

"Lah motor lu kemana?"

- motor gue dipakai sama Abang gue-

"Oh ya udah"

Hadeh, ngerepotin aja tuh orang.
Gue pun siap-siap untuk fiting baju di rumahnya Dion. Gue tahu dia punya banyak baju yang keren-keren peninggalan bokapnya.

Baiklah wanita cantik, Hamdan datang!.

Cklek!

Seketika gue tertegun saat gue buka pintu, di sana ada nyokap gue tengah Mandah gue dengan tatapan aneh.

"Kamu mau kemana?". Tanyanya.

"Eh ibu.. mau main dulu bareng Gilang sama Dion".

"Oh, kalau begitu hati-hati, jangan kemalaman!".

"Oke Bu!"

......skip.......

Kini gue dan Gilang sudah berada di rumah Dion yang horror, udah gede, barang-barang di sini nyeremin pula dan si Dion tinggal sendiri di sini, emang gak ngeri gitu?.
Gue lagi pilih-pilih baju di lemari khusus, banjunya banyak dan jarang dipakai.

"Eh ion, lu gak milih baju ?".
Tanya Gilang. Emang sih dari tadi si Dion duduk Mulu sambil merhatiin kami berdua.

"Aku sudah pilih"
Balasnya ringan.
Okelah gue pakai ini saya, kaos lengan panjang mungkin lebih tepatnya sebuah sweater berwarna biru ke-abu-abuan (?) Dan sebuah jeans berwarna putih.

Si Gilang pakai kaos putih dengan kemeja berwarna hijau lumut  dan celana jeans putih kayak gue.

Sedangkan si Dion memakai kemeja merah maroon dengan kancing atasnya dibiarkan terbuka dan jas berwarna putih yang dibiarkan terbuka pula serta celana jeans berwarna putih.

Oke sip, kau bertiga udah kayak boyband. Celana kamo serentak sama!.

"Yuk berangkat Bosque!"
Seru gue sambil memanaskan motor beat hitam gue.

"Yah.. masa naik motor sih? Terus kita bonceng tiga kek cabe-terong gitu?".

"Terus lu ma jalan kaki? Starbak itu jauh!"

"Naik ojeg online kek! Atau taksi online!"

"Mahal! Entar kita banyak pake apa buat minum di sana? Bawa duit aja pas-pasan"

Breemm breeemm

Gue dan Gilang menoleh ke sumber suara.
Sebuah mobil sedan hitam nampak menanti kita di sana. Perlahan kaca mobil itu terbuka, menampakan kepala Dion.
Lah sejak kapan dia punya mobil?.

"Aku pinjam mobil tetanggaku, cepat Masuk"
Titahnya. Gue kunci pagar dulu, takutnya ada rampok kan bahaya.

"Buruan naik Ham!!!"

"Sabar napa!!"

.......

Sesampainya

Suasana di sini ramai sekali. Kami bertiga masih di dalam mobil, mempersiapkan diri seperti menyisir dan memakai pomed tak lupa dengan kacamata hitam.

"Let's go"
Kami bertiga pun turun dari mobil dengan sangat elit.
Pandangan semua orang langsung tertuju pada kami bertiga seolah-olah kami adalah bintang film terkenal.
Kami pun duduk di sebuah meja yang terdapat enam kursi kosong di sana.
Gue panggil pelayan dan memesan tiga minuman latte.

Jomblo Tiga LapisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang