❤4❤

12 0 0
                                    

Aku benar – benar terkejut dia berani menggenggam tanganku tanpa memikirkan akibatnya.
Kak Jemi memesan makanan kesukaannya, “ bistick”

“Zura, kamu mau makan apa?” tanya kak jemi
“Hem,???“ pelayan menungguku memikirkan apa yang akan ku pesan.
“Kak Jemi makanan disini mahal – mahal, saya nggak bawa uang banyak!” bisik tepat ditelinga kak Jemi.
“Yeahh,,,pesan aja apa yang kamu mau makan. Cepet Ra, ditunggu tuh sama pelayannya.”Jawab kak Jemi.
Aku memesan makanan yang sama dengan kak Jemi. Setelah pelayan meninggalkan tempat, Kak Jemi pun langsung berkata “ Zura, kamu polos banget sih.!”

“Emang ada yang salah ya kak jem?”Tanyaku pada kak Jemi.
“Nggak – nggak, nggak ada yang salah.Cuma kamu itu polos banget. Masa iya sih, kakak yang ngajak jalan, tapi makannya bayar masing – masing ?kan nggak lucu Ra.” Jawab kak Jemi sambal tertawa kecil.
“Ohh… habis saya bingung sih, harga makanannya mahal – mahal, nanti nggak cukup lagi uang saya untuk bayar. Jawabku.

@~@~@~@~@

10 menit kemudian, makanan dan minuman telah siap.
“Kak jemi makan makanannya lahap banget sih, kok aku susah banget sih potong dagingnya, maklum sih, aku belum pernah makan di tempat beginian” gumamku dalam hati.
Kak Jemi sejenak melihatku memotong daging yang terlihat sangat kesulitan. Akhirnya dia pun memotongkan daging di piringku dan mengambilkan satu sendok untukku.
“Makasih kak!” kataku.

Setelah makan selesai, aku dan kak Jemi pergi ke mall untuk main game.
Game adalah sesuatu yang nggak asing dihidupku. Tapi aku seperti tidak pernah merasakan kehadirannya dihidupku.lucu yaaa???
Waktu terus berputar, hingga tiba jam 8 malam. Kk Jemi mengantarku pulang dan segera  berpamitan dengan ummi dirumah.

“Kring...kring...kring” jam alarm telah berbunyi, menunjukkan telah tiba waktu dimana aku harus bangun untuk sholat malam.
Aku berdoa banyak kepada Allah swt “ Ya Allah, berikan kedewasaan pada diriku, mudahkan aku memilih apa – apa yang baik untukku, dan mudahkan aku pula dalam menghindari apa – apa yang buruk untukku. Serta berikaan orang – orang yang selalu menyayangiku setulus hati”
Aku menyudahi Sholat dan doa ku untuk melanjutkan belajar mapel hari ini.
Hampir tiga bulan aku berteman baik dengan Yuma.Kami juga terus bersaing secara sehat.

Dan hal yang paling menyebalkan adalah setiap hari aku harus melihat Rio dekat dengan Yuma.
Rio adalah teman dekatku, yang akhir – akhir ini sering bersama dengan Yuma.
“Teng…teng…teng” suara lonceng tiga kali menandakan waktu istirahat telah tiba.Aku berniat mengajak Rio kekantin karna biasanya aku selalu kekanatin bareng dia. Tapi sekarang keadaan itu berubah, saat aku memandang kebelakang, ternyata Yuma sudah mendahului ku untuk mengajak Rio pergi kekantin.

Rio berjalan melewati tempat dudukku. Dan kemudian melangkah mundur satu langkah,
“Zura, ikut kekantin nggak kamu? Aku sama Yuma mau kekantin nih?” sapa Rio sambil bergandengan dengan Yuma.
“Emmm..nggak deh Ri, masih seru sama novel yang lagi kubaca nih. Kalian berdua aja kekantinnya.” Jawabku sambil tersenyum dihadapannya, dan menangis dalam batin.

Bersambung...

diamku karnamu😊❤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang