Raut wajah cemas tidak bisa gadis itu sembunyikan, apalagi Ayahnya masih dalam keadaan tak sadarkan diri di ruangan rawat. Serangan jantung ringan milik Ayahnya kambuh, entah apa yang membuat ayahnya bisa mengalami hal itu.
"Kamu sudah bisa masuk, Carrol."
Carrol menoleh menatap tetangga rumahnya yang dengan baik hati membawa sang ayah secepat mungkin, jika tidak mungkin saat Carrol kembali ia akan melihat ayahnya terbujur kaku karena tidak mendapat pertolongan.
"Apa yang sebenarnya terjadi?''
"Malam tadi kami mendengar Ayahmu berteriak marah, sebelumnya kami tidak menaruh rasa curiga sedikitpun karena banyak tamu ke rumah ayahmu setelah sekian lama, orang-orang itu sedikit asing karena tidak pernah berkunjung. Kami mengintip dari jendela saat melihat ayahmu mengusir semua orang dengan wajah mengeras, lalu begitu orang-orang itu pergi kami melihat ayahmu terjatuh dan tak sadarkan diri."
"Berapa banyak?" Carrol hanya mampu mengucapkan hal itu, siapa yang berani mengganggu ayahnya setelah bertahun-tahun mereka memutuskan untuk memulai hidup baru.
Pasangan itu menggelengkan kepala, "jumlah para pria itu terlalu banyak, tapi yang paling mencolok satu-satunya wanita disana. Kami sempat berpikir mungkin ia atasannya."
Carrol mengucapkan terima kasih ketika pasangan itu hendak pulang setelah semalaman menunggu dirumah sakit karena ia belum kembali mengurus pekerjaannya. Carrol tidak ingin memikirkan hal itu sekarang, ia akan mencari tau tentang orang-orang itu nanti. langkah Carrol terhenti ketika seorang suster menyeruakan namanya diiringi seorang Wanita yang didampingi pengawal mendekatinya.
Carrol menilai penampilan Wanita itu yang menurut Carrol sangat angkuh, sebelum kemudian ia tersenyum kepada sang suster dan berbincang menanyakan kabar baik soal ayahnya.
"Tuan Jhon akan baik-baik saja, malam nanti ia akan sadarkan diri. Dan Nyonya ini menanyakan sanak saudara dari ayah anda."
"Terima kasih suster."
Carrol menatap wanita tadi yang masih dalam diam dan menelisik penampilannya yang jauh dari kata baik. "Kuharap kau tidak dalam masa berduka saat aku mengunjungimu."
"Saya harap apa yang saya kenakan tidak menggangu anda, Mam--" Carrol menjeda ucapannya menanti perkenalan yang tidak akan Carrol dapatkan melihat ke angkuhan itu.
"Miranda, kau bisa memanggilku Mira."
"Lalu apa tujuan anda mencari saya?"
"Tanpa basa-basi aku ingin meminta ganti rugi untuk kejahatan yang telah ayahmu lakukan?"
Carrol terhenyak, ia menatap wanita itu meminta penjelasan atas tuduhan tak berdasar itu. "Saya harap anda punya penjelasan yang logis untuk hal itu, apa yang ayah saya lakukan hingga anda datang disaat beliau terbaring tak berdaya?"
Senyum sinis tercetak di wajah Miranda, "Sudah sering kali aku meminta ganti rugi untuk segala kerusakan yang ia timbulkan, tapi ia mencicil begitu lama. Hingga kemarin malam ia mengusir saya dan orang-orang yang saya suruh dengan tidak terhormat ketika saya mengajukan alternatif."
"Saya bisa menduga apa yang anda ajukan pasti tidak menguntungkan kedua belah pihak, benar begitu?"
Wanita tersebut memutari Carrol lalu berbisik pelan, "Harusnya ini menguntungkan dirinya, nyawanya aman dan semua hutang ganti rugi lunas."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dos- EL Segundo
ActionDante San Matthew, lelaki beristeri itu harus terjebak pernikahan lainnya dengan seorang gadis atas titah mertuanya, sebuah rencana dengan alasan sebuah nyawa. Sedangkan gadis itu, Carrol Magnolias hanya pasrah. Berharap takdir segera mengakhiri se...