Carrol termenung, mengingat semua perkataan Kurt di dalam mobil menunggu sopir yang mengantar dirinya kesini pergi entah kemana. Carrol menyesalkan apa yang barusan terjadi, itu pertengkaran terhebat antara dirinya da pak tua Malbey tersebut. Biasanya mereka langsung tertawa setelah saling berteriak, kali Ini Malbey pergi tanpa mau mengerti.
Carrol tau seberapa kecewa Malbey atau apa yang terjadi, lelaki itu ada sejak Carrol mendaftar di akademi. Memberi semangat dan arahan-arahan yang menurutnya harus Carrol miliki. Carrol tak bisa mengabaikan semua pelajaran yang diajarkan Kurt, karena semua nya sesuai dengan cara kerja akademi saat itu. Begitu mengetahui yang Kurt katakan ada dalam pelajaran, Carrol selalu lebih dulu bertanya setiap tahap dari pelajaran.
Ia ingin lebih dulu bisa, dan itu selalu terjadi. Berkat Kurt Malbey. Dan bentuk balas budinya kepada kurt hanya sebuah sumpah, ia akan membuat semua ajaran Kurt tidak pernah sia-sia. Setidaknya, sampai ia memutuskan kesepakatan gila itu. Dan ia menyesali tidak menuruti Kurt seperti biasa, ia malah terjerembab dalam keadaan yang menghimpit. Tujuannya, atau kehidupannya?
Nyawa tidak harus diganti dengan sebuah nyawa baru, kau tidak akan tega menyerahkan bayi itu begitu kau mendengar tangisnya. Percaya padaku. Sudahi semuanya sebelum terlambat, ada banyak cara selain dengan pertukaran nyawa.
******
Kurt menabrak supir yang membawa Carrol, supir tersebut tampak masih menelpon saat badan kekar Kurt membuat tubuhnya tidak seimbang. Kurt mengatakan maaf dan mengambil ponsel yang terjatuh, lalu mengacungkan dua ponsel dan menyerahkan ke si supir salah satunya.
"Maafkan aku."
Kurt menempelkan ponsel tersebut ketelinga begitu apa yang ia harapkan hampir selesai. "Makan siang denganku untuk setiap jawaban, Ellena Matthew. Aku punya semua jawaban yang kau butuhkan."
Kurt mematikannya lalu berbalik begitu mendengar suara panggilan, ia melihat si supir menyerahkan ponsel."ponsel kita tertular." Kurt tertawa, ia kemudian menepuk kening saat menyadari kesalahannya. "Pantas saja; aku tidak bisa membuka password ponselku sendiri."
"Maafkan aku," Kurt pergi setelah mengatakannya.
Begitu melihat mobil yang bawa Carrol melaju melintasinya, Kurt berhenti melangkah. "Ini akan seru!"
Sementara Kurt mulai senang dengan segala rencananya, Carrol murung begitu sampai di acara kejutan Ayah mertua Ellena, atau juga mantan ayah mertuanya?
Carrol menggoyangkan ayunan dengan pelan, ia belum beranjak sejak Dean terlelap beberapa saat lalu. Matanya fokus menatap Dean yang damai dalam tidur, terlihat menikmati istirahatnya yang tertunda sejak tadi siang. Siang tadi, keterdiaman Carrol mengundang beberapa pertanyan dari beberapa orang. Bahkan Miranda terang-terangan menuduh Carrol membuat rencana buruk, yang tentu saja tidak Carrol tanggapi seperti biasanya.
"Apa yang mengganggu pikiranmu?"
Carrol terhenyak, ia menatap Dante yang mengambil posisi duduk diatas ranjang. Dante menatap penuh selidik, sementara Carrol membuang nafas dan melengos pergi membereskan semua barang-barang Dean yang berserakan dalam diam.
"Kamu ada masalah, Carrol?"
Carrol kembali menarik nafas dan menatap Dante sambil tersenyum kecil, sebelum kemudian menggelengkan kepala. Untuk sejenak Dante terpesona dengan wajah lugu Carrol yang terlihat sayu.
"Ambillah cuti jika sudah mulai lelah!"
Lagi, Carrol hanya menganggukkan kepala. "Aku akan memikirkannya besok."
*****
Ellena tidak ingin percaya dengan lelaki misterius yang kemarin siang dengan lancang menghubungi dirinya dengan ponsel milik supir pribadinya, sekaligus mata-mata yang ia pekerjakan untuk memata-matai Carrol. Mungkin ia tampak berprilaku baik terhadap Carrol, tapi tetap saja di dalam hatinya ia merasa terancam dengan adanya Carrol di kehidupan rumah tangganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dos- EL Segundo
ActionDante San Matthew, lelaki beristeri itu harus terjebak pernikahan lainnya dengan seorang gadis atas titah mertuanya, sebuah rencana dengan alasan sebuah nyawa. Sedangkan gadis itu, Carrol Magnolias hanya pasrah. Berharap takdir segera mengakhiri se...