ARKA - 3

55 17 8
                                    

"Morning Pa, Ma, Bang yoyo." Sapa Dhelia pada tiga orang tersayang nya itu. Fyi, Dhelia mempunyai seorang kakak laki-laki yang terpaut jarak 3 tahun lebih tua darinya. Jika di ibaratkan, kakak beradik ini seperti tom and jerry, tidak pernah akur dan selalu ingin menang sendiri.

"Morning" balas mereka bertiga secara bersamaan.

Hari ini, entah ada angin apa, Dhelia sudah siap untuk pergi kesekolah. Seperti biasa, Dhelia sarapan pagi bersama keluarganya. Dhelia lalu mengambil roti isi yang telah disiapkan oleh mama nya dan duduk di samping Abang nya.

"Kesambet apa lo hari ini? Tumben-tumbenan lo jam segini udah siap siaga." Sindir Yoyo pada adiknya itu.

"Gue bangun siang salah, bangun pagi salah, ntar kalo gue gak bangun-bangun lagi, lo nangisin gue." Balas Dhelia lalu melahap roti isinya.

"Ada guna gue nangisin monyet kaya lo? Yang ada gue sujud syukur tau nggak?"
Ejek Yoyo sambil menjulurkan lidahnya pada Dhelia.

"Masih pagi udah adu mulut aja, gak capek tiap hari ribut?" Tanya Anton pada kedua anaknya itu.

"Salahin Bang Yoyo Pa! Pagi-pagi udah ngajak perang dunia! Ga ada baik-baik nya lo jadi abang!" Dhelia menunjuk-nunjuk Yoyo dengan kesal.

"Kurang baik apa lagi gue hah? Lo pergi sekolah gue anter, pulang sekolah gue jemput. Gak ada syukur-syukur nya lo jadi adek!" Balas Yoyo yang tak mau kalah.

"Kok jadi gue sih?! Kan lo yang-" belum selesai Dhelia berbicara, ucapannya sudah dipotong oleh mamanya.

"Kalo kalian ribut terus, duit jajan kalian berdua mama potong!" Ancam Tina pada kedua anaknya. Yoyo dan Dhelia seketika menjadi diam jika mamanya sudah mengeluarkan kalimat legend nya. Jika tidak diancam begitu, mereka berdua pasti tidak akan ada henti-hentinya untuk adu mulut.

"Gue tunggu lo di depan, cepet!" Pesan Yoyo pada Dhelia.

"Marah-marah mulu tu orang. Kena stroke baru tau rasa lo." Dhelia melahap roti terakhirnya dan beranjak untuk menyusul Yoyo.

Yoyo dan Dhelia lalu berpamitan kepada kedua orang tua nya. Dhelia kemudian menaiki motor ninja merah merah milik abangnya itu. Diperjalanan, mereka tidak ada henti-hentinya untuk adu mulut, sampai akhirnya mereka tiba di sekolah Dhelia.

"Awas kalo lo telat jemput gue!" Ucap Dhelia saat sudah turun dari motor abangnya itu.

"Iya bawel!" Yoyo kemudian menancapkan gas motornya menuju kampusnya.

Saat Dhelia memasuki sekolahnya, ia sengaja melewati parkiran cowok. Mata Dhelia menangkap 2 orang cowok yang sedang menuju ke arahnya. Mata Dhelia bertemu dengan mata salah satu dari cowok itu.

1

2

Hanya 2 detik, Dhelia kemudian mempercepat jalannya menuju kelasnya. Sialnya, tangan nya sudah dicegat oleh cowok yang bertatapan dengan nya tadi.

"Jangan lupa perjanjian kita."

Ucap cowok itu dengan smirk nya, kemudian dia melanjutkan kembali jalannya yang diikuti oleh temanya.

"Anjing" kesal Dhelia.

****

Hari ini kelas XI MIPA 1 mendapat nikmat yang sangat luar biasa dikarenakan guru matematika mereka Pak Doni, masih menikmati liburannya. Guru piket yang datang ke kelas mereka hanya menyuruh mereka untuk tidak membuat kegaduhan. Dengan kata lain, mereka free class sampai jam istirahat.

"Arka!"
"Hmm"
"Gue boleh nanya nggak?"
"Tergantung."
"Hah? Tergantung apanya?"
"Tergantung pertanyaan lo itu berfaedah apa engga, Do." Balas Arka yang masih fokus pada game ditangannya.

"Ye kutil badak. Serius nih gue." Kesal Aldo.
"Ck, tinggal nanya aja apa susahnya sih?" Arka mulai kesal dengan temannya yang satu ini, dia tidak akan diam sebelum apa yang ia inginkan terwujud.

"Lo tadi lagi ngomong apaan sih sama Dhelia? Ada Perjanjian apa emangnya lo sama Dhelia? " Tanya Aldo dengan semangat 45 nya.

"Kemaren, gue adu battle sama Dhelia di warnet Mang Daus. Dengan syarat, yang kalah harus teraktir yang menang dikantin hari ini." Jawab Aldo tanpa ekspresi.

"Trus? Siapa yang menang?" Tanya Aldo dengan penasaran.

"Ya gue lah!" Kesal Arka.

"Wihhh, asik dong, hari ini lo bakal makan gratis." Ucap Aldo dengan senyum yang merekah diwajahnya. Tiba-tiba, diatas kepala Aldo seperti ada lampu yang menyala. Dia mendapatkan ide jahil yang akan dilakukannya pada Dhelia.

"Eh, Ka. Gue ada ide nih." Aldo lalu membisikkan ide jahilnya itu pada Arka, dan direspon dengan anggukan kecil oleh Arka.

"Boljug tuh." Balas Arka.

****

Tumben nih anak pinter - Arka

Bel lama amat sih bunyinya -Aldo

Firasat gue kagak enak nih -Dhelia

ARKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang