ARKA - 4

24 4 0
                                    

Kringg kringg

Bel istirahat pun akhirnya berbunyi.  Para siswa siswi sudah mulai berbondong-bondong keluar kelas menuju kantin. Tetapi berbeda dengan kelas XI MIPA 1, keinginan mereka untuk kekantin harus ditunda terlebih dahulu karena ulah makhluk jadi-jadian yang 'katanya' ingin memberikan informasi yang penting.

"PERHATIAN WOY! JANGAN ADA YANG KELUAR KELAS DULU! YANG KELUAR KELAS GUE SUMPAHIN MANDUL LO PADA!" Ancam Aldo pada teman sekelasnya.

'Ini dugong mau ngapain lagi sih, kek gak ada kerjaan aja.' Walaupun kesal, Dhelia tetap penasaran dengan apa yang ingin Aldo sampaikan.

"Awas aja kalo yang mau lo mau sampein itu unfaedah! Kita santet sekelas lo, Do!" Ancam Jinan--ketua kelas mereka.

"Tenang nan, kalo lo denger ini pasti lo bakal seneng." Lalu Aldo kembali melanjutkan ucapannya. "LO SEMUA GAK USAH NGELUARIN DUIT BUAT MAKAN DIKANTIN! KARNA HARI INI, DHELIA BAKAL TRAKTIR KITA SEKELAS DI KANTIN!"

'Bangsat'

"Sumpah demi what?!"
"Dhelia kesambet apa woy!"
"Lo gak bohong kan do?!"
"Ini prank ya? Dimana kamera tersembunyi nya? Gue mau lambai-lambai dulu ke kamera."

Begitulah kira-kira pertanyaan yang diajukan oleh teman sekelasnya. Dhelia tidak mengubris pertanyaan teman-temanya itu. Merasa pertanyaan mereka tidak direspon oleh Dhelia, mereka beranggapan bahwa Aldo tidak berbohong dan mereka langsung berlomba-lomba menuju kantin sekolah.

Dhelia sedari tadi sibuk mencari-cari cowok yang sudah pasti menjadi dalang dari semua ini. Dan yaps! Mata mereka bertemu, dan kini hanya tinggal tersisa mereka berdua dikelas.

"Maksud lo apa hah?!"

"Sesuai perjanjian, yang kalah harus traktir yang menang dikantin hari ini."

"Ya trus kenapa temen sekelas juga pada ikut sat?!"

"Kalo lo cuman traktir gue, berarti kita cuma bakal berdua dong? Gue mah ogah makan bareng remahan rengginang kayak lo."

"Gak usah pake bawak anak sekelas juga sempak. Lo pikir cari duit tuh mudah hah?!" Dhelia tidak bisa menahan emosinya jika sudah bersama Arka.

"Terserah gue dong? Makanya kalo punya otak tuh dipake, liat dulu siapa orang yang lo tantang kemarin." Arka lalu pergi meninggalkan Dhelia dikelas sendirian yang sedari tadi sedang mencoba untuk menahan amarahnya di depan Arka.

"DHELIA BODOH! GUE BODOH NYA SAMPE KETULANG SUM SUM SUMPAH! GUE SENDIRI KAN, YANG KENA GETAHNYA!" Ucap Dhelia sambil meninju-ninju angin, berharap jika di depannya itu masih ada Arka yang sedang berdiri.

--Kantin--

Dhelia duduk dipojok kantin bersama Vannesa. Suara riuh di kantin terdengar jelas oleh Dhelia. Dhelia sedari tadi kehilangan nafsu makannya, ia memikirkan bagaimana nasib uang jajannya bulan ini yang sudah habis dipakai untuk mentraktir teman-temannya.

"Lo kesambet apaan sih Dhel hari ini? Sampe-sampe traktir kita semua?" Dari sekian banyak pertanyaan yang ada di pikiran Vannesa, cuma itu yang terlontarkan dari mulutnya.

"Udah 3 kali hari ini gue denger orang ngomong kek gitu. Sekali lagi ada yang ngomong begitu bakal gue kasih piring cantik ntar." Kesal Dhelia

"Ya soalnya lo emang aneh BANGET Dhel hari ini. Gak sakit kan Dhel?" Tanya Vannesa sambil menaruh punggung tangannya di dahi Dhelia dan membandingkannya dengan suhu dibokongnya. "SAMA" Ucap Vannesa dengan ekspresi tekejut nya.

"Anjir! Ini semua gegara Arka tau nggak?! Emang ngeselin tuh sempak neptunus!"

"Loh? Emang Arka kenapa?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 25, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ARKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang