Misteri Patung Bernyawa

129 8 0
                                    

~Sudut Pandang Sang Pemuda~

Ini adalah kasus ke 2 dari 9 plus 2 kasus yang dirangkum dalam satu file bertajuk "Hesa&Heca". Tertulis dengan jelas "Kasus 2014 sampai 2018".

Mengapa 9 plus 2..?

Oh, itu karena 2 kasus ternyata tak bermakna (tak dianggap) special dimata Hesa Fibonacci, akan tetapi bermakna special dimata Heca Fibonacci. Rangkuman kasus diurutkan berdasarkan kasus yang paling mudah (biasa) sampai kepada kasus yang paling sulit (rumit).

Mengapa dari kasus yang paling mudah...?

Menurut Heca, Ia merangkum kasus yang paling mudah (biasa), sampai kepada kasus yang paling sulit (rumit) dikarenakan di dua kasus yang paling rendah itu, dia menemukan orang yang sulit ditebak, dan sulit dimengerti, serta sulit dipahami. "Sepertinya Aku tersindir, dipernyataan ini."

Sebagai Contoh "Jeritan Tanpa Asal", kasus yang membuat Booming nama Fibonacci Bersaudara 4th silam, berada diurutan ke 5. Sedangkan "Palu dan Arit yang Tercecer", berada diurutan 1.

Tapi bagaimana pun semua kembali kepada hak Hesa dan Heca untuk menentukan, yang mana didahulukan.

Dari 11 kasus yang dirangkum, Aku baru mengerti bahwa apapun jenis kejahatannya, pasti meninggalkan jejak. "Sudahkah membaca tentang 'Palu dan Arit yang Tercecer?', Bila ternyata belum, maka sudah selayaknya kalian membacanya terlebih dahulu. Intuisimu akan terasah, naluri kepekaanmu akan bertambah, dan setiap fakta yang terungkap, akan melekatkan pemikiranmu atas kepraktisan teori-teori Heca, serta Kecemerlangan metode-metode Hesa. Dan kurasa setiap kasus memiliki tingkat kesulitannya masing-masing.

Kasus yang akan dipublikasikan kali ini, berjudul "Misteri Patung Bernyawa." Aku 'dipaksa' untuk menuliskan cerita ini, menurut sudut pandangku dan mungkin karena aku terlibat didalam cerita ini.

1 bulan yang lalu, tepatnya tanggal 2 Desember 2018. Heca menelponku, dan membeberkan duduk perkara sebenarnya dari kasus itu. Sebelumnya, aku berfikir kasus ini adalah kasus yang terlalu mudah untuk diserap oleh imajinasi, orang awam sekalipun. Kasus yang tidak mengejutkan dan jauh dari irasional. Bayangkan saja, masyarakat yang menonton televisi ataupun membaca disurat kabar, pastilah menyatakan bunuh diri, termasuk aku juga merasa demikian. Keganjilan terungkap dari 2 saksi, tak bisa mengubah paradigma masyarakat. Maklum saja, mediapun menggiring opini bahwa kasus ini sah bunuh diri. Aku awalnya menilai, bahwa kasus ini hanyalah kasus yang kemudian akan tenggelam, dan menghilang dengan sendirinya. Pemikiranku ini berdasar kepada penyidikan dari pihak yang berwajib, yang menyatakan kasus ini "Murni Bunuh Diri", karena tidak ditemukan kejanggalan, baik dari otopsi, maupun sidik jari dan sebagainya. Seperti kasus Korupsi yang melibatkan beberapa nama besar di Republik ini, terasa tak ada bukti, maka bebas dari segala tuduhan.

Tapi setelah mendengar keterangan dari Heca. Barulah aku menyadari bahwa setipis dan secuil apapun, kesaksian tak boleh diabaikan. Adalah kesaksian dari 2 orang penjaga sekolah, memang begitu kabur dan tak jelas, akan tetap perlu pengembangan dalam hal penyidikan untuk mencari kebenarannya. Itulah hebatnya pemikiran dari Fibonacci bersaudara.

Baiklah, sekarang aku akan menceritakan kejadian itu sesuai dengan sudut pandangku. Maafkanlah bila ternyata banyak ditemukan kekurangan didalam penulisanku ini. Karena, jujur aku belum banyak kosakata, tapi akan aku coba sebaik mungkin.

Ketika kasus ini diterima, Hesa Fibonacci berada di Aussie untuk liburan bersama teman kuliahnya. Beberapa dari mereka adalah Dewi Nofi Yurika, sekarang kita panggil saja "Dewi". Dan Bethi Rosalita Fachril, terbiasa Hesa memanggilnya "Tata", serta teman terbaik Hesa yaitu "Deni", nama lengkapnya Deni Muhasia. Sedangkan Heca Fibonacci masih asyik membaca novel "If Only You've Still Need Me..." Dan Aku pun masih sibuk dengan kegemaranku membaca novel Sherlock Holmes.

Patung BernyawaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang