detensi

38.3K 2.6K 1.5K
                                    

Seorang anak lelaki terlihat sedang berlari di lorong. Suara langkah kakinya bergemuruh di sepanjang lorong tersebut. Raut mukanya tercetak jelas kalau ia panik. Anak lelaki tadi berhenti di depan sebuah pintu. Matanya sesekali melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Dengan harap-harap cemas ia membuka pintu tersebut. Semua pasang mata yang ada di dalam ruangan tersebut langsung tertuju pada anak lelaki tersebut.

"S-sumimasen!" anak lelaki tadi langsung membungkuk sedalam-dalamnya.

"Oh! Ini murid yang datang dari jepang." Kata salah satu guru yang ada di dalam ruangan.

Guru tadi langsung menghampiri anak lelaki itu dan langsung mengajaknya untuk duduk di salah satu kursi yang tersisa. Seseorang yang sebelumnya sedang bicara di atas panggung dan terhenti karena anak lelaki tadi melanjutkan pidatonya.

"Kenapa kamu telat, Jaemin-san?" Tanya guru tadi.

"Ano.. aku tadi terjebak macet, sensei." Jawab anak lelaki tadi yang ternyata bernama Jaemin sambil menunduk.

"Tak apa Jaemin-san, acaranya juga belum lama mulai. Berbaurlah dengan yang lain ya? Kau sudah bisa bahasa korea, bukan?" Tanya guru itu sambil mengelus punggung Jaemin bermaksud menenangkan muridnya tersebut.

"Hai, sensei. Aku sudah bisa sedikit sedikit."

"Baiklah, saya tinggal dulu ya. Oh iya mulai sekarang panggil saya seonsangnim, jangan sensei okay?" Jaemin mengangguk patuh. Kemudian guru tadi kembali ke tempatnya semula.

"Mohon bantuannya, teman-teman." Kata Jaemin sambil membungkuk kepada teman di sebelahnya.

"Kau benar datang dari jepang??!" Tanya teman sebelahnya heboh.

Jaemin mengangguk. "Ne, aku orang Korea tapi aku tinggal di Jepang sejak kecil."

"Perkenalkan, aku Donghyuck, tapi biasa dipanggil Haechan." Kata orang tersebut sambil mengulurkan tangannya.

Jaemin membalas jabatan tangan teman barunya tersebut. "Aku Jaemin, salam kenal chan-ah."

Upacara penerimaan murid baru berlangsung lancar setelah terganggu dengan kedatangan Jaemin tadi. Sekarang para murid baru diarahkan ke kelas masing-masing. Ternyata Jaemin dan Haechan menempati kelas yang sama, 1A. Merekapun menjadi teman sebangku pula.

"Jaemin-ah, besok kau jangan sampai telat lagi ne? Katanya besok ada ketua osis yang akan memandu acara penerimaan murid baru ini." Kata Haechan sepulang sekolah.

"Memang kenapa kalau ada ketua osis itu chan?"

"Katanya dia galak. Dia ga segan-segan menghukum murid baru yang melanggar peraturan." Jelas Haechan dengan raut muka ketakutan.

Jaemin tertawa pelan melihat ekspresi temannya tersebut.

"Kok malah tertawa sih?!" Protes Haechan.

"Ekspresimu itu loh, kenapa sih berlebihan?" Kata Jaemin sembari tertawa lebih keras dari sebelumnya.

"Aku tuh serius! Kakakku sekolah di sini dan dia sudah cerita semuanya padaku. Kata dia, ketua osis tersebut benar-benar menakutkan!" Jelas Haechan menggebu-gebu.

Jaemin mengangguk. "Iya.. iya.. tenang saja besok aku tak akan telat." Kata Jaemin lalu pergi menghampiri jemputannya.

"Aku pulang dulu chan-ah!" Katanya sambil melambaikan tangan ke arah Haechan.

"See you, Jaemin-ah!" Balas Haechan riang.

Keesokan harinya. Takdir berkata lain, Jaemin telat bangun karena begadang mengurus tugas untuk masa orientasi murid barunya.

Renmin StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang