"Pokoknya semua udah siap, kamu hanya terima jadi saja okay?" Kata seorang lelaki sembari beranjak dari tempat duduknya.
Lawan bicara lelaki tadi hanya terdiam menatap mangkuk sarapannya.
Lelaki tadi mengangkat dagu lawan bicaranya. "You okay?"
"Okay, hanya saja... bagaimana kalau kita batalkan saja pernikahannya?" Kata lawan bicaranya menatap mata lelaki tersebut. Terdapat keresahan di matanya.
"Kau tidak yakin untuk menikah denganku, Jaemin-ah?" Tanya lelaki tadi sambil kembali mendudukkan dirinya.
"Tiba-tiba aku merasa ragu untuk menikah, 5 tahun kita bersama dan.. aku merasa ada yang tidak beres, Njun." Jaemin menunduk kembali.
"Jika kau butuh waktu sendiri that's okay, penikahan kita masih 2 bulan lagi." Jawab Lelaki tadi -Yang bernama Renjun- menggenggam tangan Jaemin meyakinkan.
"Aku butuh sendiri sampai aku benar-benar siap, Renjunnie." Kata Jaemin sambil melepas genggaman tangan Renjun.
Renjun menghela napas lalu beranjak pergi dari hadapan Jaemin. Sebelum ia menutup pintu, Renjun mengatakan,"Aku.. aku menunggumu sampai kau siap." Katanya tanpa menoleh lalu menutup pintu tersebut.
Jaemin kembali terdiam, tidak tahu harus berkata apa. Setetes air matanya lolos mengalir melewati pipinya.
"Maaf..." Lirihnya.
---------------------------------
07.00 am
Suara alarm berbunyi nyaring membangunkan Jaemin yang sedang tertidur lelap. Setelah meregangkan tubuhnya, Jaemin beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Ia menatap kaca yang merefleksikan pantulan dirinya.
"Good morning, Jaemin-Ah. Rise and shine!" Katanya pada bayangan dirinya.
Jaemin melakukan aktivitasnya seperti biasa, sudah seminggu semenjak ia menbatalkan penikahannya dengan Renjun, dan ia sedang mencoba untuk mencari kebahagiaannya.
"Morning, Coco!" Katanya sambil mengelus kepala anjing kesayangannya. Sudah seminggu ini pula ia hanya berinteraksi bersama Coco. Ia mengurung dirinya dari Renjun serta Keluarga dan kerabatnya. Entahlah, Jaemin hanya butuh sendirian.
Ting tong
"Hm? Siapa yang bertamu pagi-pagi begini?"
Ia membuka pintu apartemennya dan muncul Ibunya Renjun di depan pintu. Ibunya Renjun menatapnya dengan wajah kusut seperti habis menangis.
"Ahjumma..? Ada apa?" Tanya Jaemin menatap calon -coret- mantan calon mertuanya. Bukannya menjawab, Wanita paruh baya tersebut malah menangis sambil memeluk tubuh Jaemin erat.
Jaemin mengelus punggung wanita tersebut. "A-ahjumma ada apa?" Tanya Jaemin panik.
"Renjunnie... Renjunnie.." Jaemin merasa ada yang tidak beres dengan Renjun.
"Renjunnie kenapa ahjumma??!" Jaemin sedikit menaikkan nada bicaranya.
"Renjunnie.. kecelakaan, dan sudah seminggu ini ia koma.." jawab Ibunya Renjun.
'Seminggu? Berati... hari di saat aku membatalkan pernikahan kami..' batin Jaemin.
"Aku heran mengapa kau tidak datang ke rumah sakit seminggu ini, dihubungipun tidak bisa, jadi aku datang sendiri ke sini. Apa kalian sedang ada masalah?" Tanya wanita itu sambil menghapus air matanya.
'Berati Renjun belum sempat pulang ke rumah, itu berarti..'
"Ayo Ahjumma kita ke rumah sakit!" Jaemin segera bergegas mengambil kunci mobil dan pergi ke Rumah sakit bersama ibunya Renjun.
---------------------
08.30 am
Sesampainya di rumah sakit, Jaemin segera menghampiri ruang rawat Renjun. Tak ada lagi Renjun yang ceria, tak ada lagi Renjun yang menampilkan senyuman manisnya, yang ada hanya Renjun yang pucat dengan banyak selang di tubuhnya.
Jantung Jaemin berdenyut nyeri. Dalam hati ia menangis melihat kondisi Renjun yang seperti ini.
"Jaemin-Ah, kata perawat yang membawa Renjun, mereka menemukan ini di dekat Renjun. Dan aku yakin ini untukmu." Kata Ibu Renjun sambil memberikan sekotak berbahan beludru bertuliskan 'untuk Na soon-to-be-Huang Jaemin'.
Jaemin nenerima kotak tersebut sambil mengucapkan terima kasih. Setelahnya Ibu Renjun pamit untuk mencari sarapan.
Jaemin terduduk di ruang tunggu yang senggang. Perlahan ia buka kotak tersebut, Jaemin terkesiap saat melihat cincin di dalamnya,Cincin yang Jaemin idam-idamkan.
'Hello Na Jaeminnie.. oh apa harus aku panggil Huang Jaeminnie? Kkk' sebuah suara muncul dari kotak tersebut, ternyata di dalamnya terdapat lcd yang sedang menampilkan video. Renjun tersenyum manis dalam video tersebut.
'Jangan terharu begitu, aku tahu aku membuatmu bahagia. Pasti sekarang aku sedang duduk di sampingmu sambil menghapus air mata bahagiamu kan?'
"Bodoh.. mana ada." Jaemin menghapus air mata yang mengalir di pipinya.
'Maaf jika aku selalu mengusilimu, maaf jika aku kadang terlalu sibuk dengan pekerjaanku, maaf jika kadang aku mengabaikanmu. Tapi percayalah, aku hanya mencintaimu, sebab itu aku menikahimu.' Jaemin semakin terisak dibuatnya.
"Aku yang seharusnya minta maaf padamu,bodoh.. hiks"
'Hey future Renjun! Kau pasti sudah bahagia kan sekarang? Bisa bersama dengan seseorang yang kau cintai. Jangan menyakitinya okay? Jangan membuat ia sedih, jangan terlalu sibuk dengan kerjaanmu! Malaikatmu membutuhkanmu'
"Renjunnie...hiks.. maafkan aku.. hiks"
' okay,last but no least. i love you Huang Jaemin, more than everything'
Lalu lcd tersebut gelap, tak ada lagi Renjun di sana. Semua kembali hampa. Jaemin menangis semakin kencang, tak ada yang diucapkannya selain kata maaf.
--------------------
End of Jaemin PoV
Astaga maap gaje banget ini cerita.
Btw helloo!! Ada yang menunggu ceritaku?? NGGA. Okay aku rapopo :').
However, special thanks to you all yang udah menyempatkan diri untuk baca BAHKAN SAMPE VOMENT DILAPAKKU :"""" Aku ucapkan banyak banyak banyak banyak terima kasih! Okay enough cocot nya.Luv,
Duxktales
KAMU SEDANG MEMBACA
Renmin Story
FanfictionRenjun!Seme x Jaemin!uke AU! Warning! Bxb content! Kumpulan oneshot story