A Tie

9.5K 841 84
                                    

Sekolah tampak ramai pagi ini. Karena pergantian tahun ajaran, banyak murid-murid sekolah dengan seragam barunya -murid baru- berkumpul di lapangan sekolah. Ada yang sedang berkenalan, ada yang bertemu kangen dengan teman dari sekolah lamanya.

Begitu pula dengan namja ber-name tag Na Jaemin ini. Ia sedang duduk di pinggir lapangan sembari menunggu temannya yang juga mendaftar di sekolah ini.

"Di mana sih dia?!" monolognya gusar. Jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi tetapi temannya belum juga kelihatan batang hidungnya. Panjang umur kalau kata orang, tak lama sejak Jaemin mempertanyakan eksistensi temannya tersebut akhirnya ia datang dengan keadaan berantakan. 'pasti dia telat bangun.' batin Jaemin.

"Jaem astaga aku telat bangun!" tuhkan. "Ibuku ingatnya hari ini adalah hari Minggu sehingga semua orang di rumahku telat!" kata temannya tersebut sambil mendudukkan dirinya di samping Jaemin.

"aku sudah menduganya, kau datang dengan tampilan berantakan dan buru-buru sangatlah tidak Renjun." Jawab Jaemin sambil memutar bola mata. "Terkecuali yang ini." Kata Jaemin sambil memasangkan dasi dengan benar pada temannya tersebut -Renjun-.

Renjun hanya dapat nyengir kuda memerhatikan Jaemin yang sudah sangat hafal dirinya. Sudah hampir seumur hidupnya ia mengenal Jaemin membuat Jaemin sangat mengenal dirinya, begitu pula sebaliknya. Termasuk yang satu ini, Jaemin sangat tau kalau Renjun tidak bisa mengenakan dasi dengan benar.

"Selesai." Sahut Jaemin.

"Ini adalah tugasmu jadi aku tak akan pernah bisa mengenakannya dengan benar agar kau yang membenarkannya." kata Renjun enteng.

"Memangnya kau fikir aku istrimu yang harus selalu membenarkan dasimu?!" Kata Jaemin sewot.

"Memang bukan, tapi akan." Jawab Renjun sambil tertawa pelan.

"in your dream , Njunnie!" teriak Jaemin lalu meninggalkan dirinya untuk berbaris sesuai kelasnya masing-masing.

Tetapi..

terkadang mimpi dapat menjadi kenyataan kan?
-------------

"Yeobbo! bangun! kau akan terlambat kerja jika tidak bangun sekarang." kata seseorang sambil menggoyangkan badan Renjun yang sedang tertidur menjadi menggeliat karena terusik.

"okay aku bangun." Renjun mendudukkan dirinya sambil bersandar pada kepala tempat tidur. "poppo?" lanjutnya. Seseorang tadi langsung memerah mendengar penuturan suaminya. tetapi detik berikutnya ia mengecup sekilas bibir lelaki yang sudah dinikahinya tersebut.

"c-cepatlah! aku sudah menyiapkan sarapan di meja makan." seseorang tadi langsung bergegas keluar kamar meninggalkan Renjun dengan senyum lebarnya.

Setelah mandi dan berganti baju, Renjun segera menghampiri istrinya yang sudah menunggu di ruang makan. Ia mengecup pipi istrinya tersebut sebelum mendudukkan dirinya di samping istrinya.

"Selamat pagi, sayang." sapa Renjun.

"Aigoo, kebiasaanmu ini tak akan pernah hilang rupanya." omel istrinya sambil membenarkan dasinya.

"Kan sudah kubilang ini adalah tugasmu untuk membenarkan dasiku, Jaeminnie." Jawab Renjun sambil menggoda istrinya -Jaemin-.Yang digoda hanya tersipu malu menunjukkan semburat merah di kedua pipinya.

Setelah 20 tahun lebih saling mengenal, mereka berdua memutuskan untuk menaikkan level sahabat menjadi sahabat hidup. Berawal dari yang membenarkan dasi setiap pagi di sekolah menjadi yang membenarkan dasi setiap pagi di rumah. Sederhana, memang begitulah kehidupannya, tetapi dengan ada Jaemin di dalamnya menjadikan semuanya bermakna.

Iya, Jaemin, si pembenar dasi setiap pagi, istri Renjun.

END
-------------------------------

HELLOOO!
kembali lagi bersama aku ehehe
btw makasih banyak buat 2k views nya and vommentnya di chapter-chapter sebelumnya. THANKS A LOT. i really appreciate that.

maaf kalo cerita ceritaku ini gaje but kalian masih mau membacanya bahkan vomment disitu :" AKU TERHARU❤️

cinta kalian pokoknya!

sincerely,
duxktales

Renmin StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang