7

46 13 1
                                    

Keempat anak manusia tengah berada di dalam mobil yang melaju ke arah barat. Keempat anak itu ialah Alan—yang berada di balik kemudi, Felix—yang lagi menyandarkan kepalanya di leher kursi samping kemudi, Terresha—yang duduk di bangku tengah sambil memainkan hp, dan Elena yang duduk di samping Terresha sambil memandangi jalanan lewat kaca jendela yang tertutup.

Di tengah aktivitas mereka, suara ponsel berbunyi. Sebenarnya sudah berkali-kali berbunyi, namun orang-orang tidak mendengarnya karena musik yang mereka nyalakan lumayan kencang.

Ternyata ponsel itu milik Felix. Ia pun merendahkan volume musiknya dan mengangkat panggilan.

"Hall..." Ucap Felix belum selesai sudah disamber lawan bicaranya.

"Sayaaang.. Di mana sih ?? Chat ga dibales, telpon ga diangkat." Suara di seberang telpon nyaring sekali sampai terdengar oleh ketiga orang lain dalam mobil. Suara itu milik pacar Felix. Jessica namanya.

"Kan ini udah diangkat sayang." Jawab Felix dengan tenang.

"Alay banget sih." Ucap Terre lirih namun Felix mendengarnya. Ia menoleh ke arah Terre namun Terre sudah memalingkan pandangannya ke luar jendela.

"Kamu sama siapa sekarang ?" Tanya Jessica. Pasti dia cemberut sekarang.

"Lagi sama Alan, sayang.."

"Iihhh, Alan terus. Kalian selingkuh ya."

"Heh, ngawur. Ya enggaklah sayang."

"Beneran ?"

"Iyaa sayang. Aku masih normal. Lagian tau nggak, aku tanpamu macem planet tanpa orbit."

"Kenapa emang ?"

"Ngambang doang."

"Kamu bisa aja deh." Kata Jessica dengan nada manja.

Percayalah, ketiga orang di mobil Felix ingin keluar sekarang juga mendengarkan percakapan Felix dan sang pacar. Faktanya, Felix tidak begitu cinta pada Jessica, hanya saja dia malas cari pacar lagi kalau putus. Itulah kenapa dia suka ngalus ke Jessica. Kampret memang.

"Len, aku laper nih. Ini kapan nyampenya sih." bisik Terresha ke Elena. Perutnya sudah berontak dari tadi karena ia hanya sarapan sereal.

"Nggak tahu Re, aku ada roti nih." ucap Elena sambil mengambil sebungkus roti di tasnya dan memberikan roti itu untuk Terresha.

Krucuk (bunyi perut Terresha terdengar di seluruh sudut mobil).

Elena terkejut tapi ingin tertawa. Wajah Terresha sudah merah menahan malu. Sedangkan dua cowok di kursi depan memandang ke arah belakang dan menatap Terre. Alan hanya menatap sebentar karena ia harus fokus mengemudi.

Felix pun reflek melihat jam tangannya. "Udah jam setengah 2 ternyata. Yaudah cari tempat makan, Lan." Ajaknya.

"Lagian mau kemana sih ini, jauh banget." Kata Terresha sudah lumayan kesal karena belum sampai tujuan sejak dua jam yang lalu.

"Tenang aja, sesuai dengan perjuangan lah ini pokoknya." Kata Felix yakin.

"Duh itu ada restoran. Tapi tempat parkirnya penuh." Ucap Alan. Ia melajukan mobil sangat lirih sambil mencari tempat parkir.

"Eh itu ada sekolahan di buka. Parkir situ aja bentar." Felix menunjuk sebuah sekolahan tak jauh dari restoran. Alan pun memarkirkan mobil mereka di lapangan sekolah. Ia memilih tempat di bawah pohon supaya tidak terkena terik matahari secara langsung.

Mereka berempat sudah duduk rapi di depan salah satu meja. Masing-masing memesan makanan yang mereka makan. Tidak lupa pula dengan minumannya.

Pesanan mereka datang lebih cepat dari perkiraan. Hal itu membuat senyum mereka berempat karena tidak bertambah kesal menahan lapar. Felix dengan penuh nafsu langsung menyantap hidangannya. Ketiganya hanya geleng-geleng karena yang kelaparan tadi adalah Terre bukannya Felix.

TRAPPEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang