"Ketidakpastian itu menyiksa. Karena yang dibutuhkan adalah kepastian."
AUTHOR
🌟🌟🌟
"Ru-rumahmu? Sebesar ini?" tanya Alta memastikan. Valen menganggukkan kepalanya.
"Ya." Suara Valen terdengar hangat dan lembut.
"Seorang diri?" tanya Alta lagi. Dia masih tidak percaya dan terkejut untuk pertama kalinya mengenai Valen.
"Hm," gumam Valen seorang diri. Valen berjalan menuju pintu besar dan membukanya.
"Masuklah," perintah Valen setelah melewati pintu yang dibukanya. Dia melepas sepatunya dan menggantinya dengan sandal rumah.
Valen berbalik ketika Alta masih di luar. Terus menatapnya karena Alta tak berbicara lagi.
"Kenapa?" tanya Valen. Alta tersadar dari lamunannya.
"Ah. Ti-tidak apa-apa. Baiklah, aku akan masuk," jawab Alta terbata-bata.
Ternyata kau memiliki banyak kejutan, Val, batin Alta. Dia memasuki rumah Valen setelah melepas sepatunya dan menggantinya dengan sandal rumah. Mengukuti Valen yang melangkah mendahuluinya. Dia menghentikan langkahnya ketika Valen juga diam di tempatnya.
"Val? Kepalamu pusing lagi?" tanya Alta.
Kenapa lampu rumah menyala? Seingatku aku sudah mematikan semuanya. Siapa yang menyalakannya? Jendela dan pintu juga sudah kukunci. Lalu siapa yang membukanya? pikir Valen terheran-heran. Tidak mungkin, 'kan jika hampir semua peralatan elektronik menyala sendiri, terutama lampu.
Alta yang merasa tak dihiraukan kini menepuk pundak Valen. Valen langsung tersentak dan menoleh ke arah Alta.
"Tidak apa-apa, Ta," jawab Valen dengan senyuman di wajah pucatnya.
"Kau duduklah di sofa ruang tamu. Akan kuambilkan minum. Oh ya. Jika butuh sesuatu, kau bisa memanggilku. Aku ke dapur sebentar," ujar Valen lalu berjalan meninggalkan Alta. Dia meletakkan tasnya di sofa ruang tamu tak jauh darinya. Setelah sosok Valen menghilang, Alta memilih untuk mengamati ruang tamu itu.
Pandangan Alta jatuh pada sebuah foto. Di dalam foto itu terdapat seorang pria dengan wanita dewasa juga.. gadis kecil? Alta terus mengamati wajah mereka. Wajah gadis kecil itu mirip sekali dengan dua orang dewasa yang bersamanya. Dari situ Alta mengetahui jika itu foto keluarga. Tunggu.. apakah ini foto keluarga Valen? Lalu kemana mereka? pikir Alta.
Tak lama Alta mendengar suara langkah kaki mendekatinya. Alta menoleh ketika mengetahui ada wanita dewasa yang berdiri tak jauh darinya. Dia cantik sekali. Siapa dia? batin Alta. Haruskah Alta menjelaskan betapa cantiknya wanita itu? Baik, akan dia jelaskan.
Tubuh ideal yang menjulang dengan kaki jenjangnya. Rambut hitam kecokelatan panjangnya menutupi separuh punggungnya. Wajah oval dengan bulu mata yang lentik. Sorot mata tajam dan iris mata yang seiras dengan warna rambutnya. Hidung mancung dan kulitnya yang mulus seputih susu. Bibirnya yang tipis nampak merah alami. Pipinya pun nampak tirus. Badannya nampak langsing dengan payudaranya yang- loh loh.. kok aku mikir ginian sih? Sejak kapan dan darimana diriku ini jadi pengamat sejeli ini? batin Alta.
*barusan dan dari Kevin, nak..😁
![](https://img.wattpad.com/cover/165014219-288-k78712.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Need vs Want (Hiatus)
Любовные романыGadis rapuh ini kembali merasakan hangatnya cinta. Dalam menemukan cinta sejati, banyak hal yang harus dilaluinya. Salah satunya pengkhianatan. • • • Trauma akan masa lalu membuatnya tak lagi berperasaan. Hingga dia datang, kembali menghangatkan ha...