Sederhana dan hati yang bimbang

5.5K 164 3
                                    

Tawa mereka seolah menjadi hal terindah tersendiri untuk raesha. Kedatangan yang disambut baik oleh mereka semakin membuat reesha terharu, keceriaan yang tak pernah luntur dari awal dia datang hingga saatnya dia pamit pulang.

Hatinya berteriak Bagaimana mungkin anak-anak yang seharusnya bermain, bersekolah dengan layak menikmati kasih sayang orang tua harus berakhir ditempat ini. Raesha tidak menyalahkan keadaan dia hanya miris dengan kehidupan sekarang padahal banyak dari mereka yang sudah menikah tetapi belum diberikan keturunan dengan senang hati mengadopsi anak, bagaimana dengan ibu yang lainnya? Diberikan kesehatan lalu di tiup Allah rahimnya seorang malaikat namun malah menjadikan itu beban bahkan ada yang tega melenyapkan nyawa mereka sebelum lahir. Astagfirullah

"Terimakasih bu qila, sudah menjadi donatur di panti ini semoga kebaikan ibu di balas setimpal oleh Allah" ucap ibu nia sembari tersenyum hangat

"Sama sama bu, amin. panggil qila aja biar kelihatan akrab bu" ucap reesha tersenyum

"Hem-- tapi

"Ngga apa apa bu, soalnya selain biar tambah akrab kalo panggil ibu kelihatan udah tua hehehe"

"iyaa bu-- hm qila, engga tua kok malah kayak anak abg" bu nia terkekeh

"ibu bisa aja, yaudah bu maaf qila ga bisa lama lama karna harus balik ke kantor"

"Iya qila, main main kesini lagi ya" reesha hanya mengangguk seraya tersenyum

"Anak anak, kak qila pergi dulu ya. inget pesen kak qila jangan nyusahin bu nia harus rajin sholat dan jangan lupa belajar okee"

"Okee kak, boleh peluk kak qila kan?" reesha tersenyum geli mendengar permintaan Mereka

"Udah ya anak anak kak qila nya masih ada urusan" ucap bu nia membuat mereka kecewa "ga papa bu, sini dong katanya mau peluk kak qila"

Mereka berhambur memeluk reesha dan bersalaman sebelum akhirnya reesha pamit meninggalkan panti itu, rasa bahagia kembali menyelimutinya hatinya menghangat ketika mengingat keceriaan mereka. Tiada rasa bahagia selain membuat mereka yang kita sayangi bahagia itu adalah prinsip pertama reesha.

Perjalanan kekantor tidak membutuhkan waktu lama karena jarak panti dari kantor tidak terlalu jauh. Mobil yang ia kendarai memasuki halaman kantor dengan kemudian memarkirkan di tempat biasa ia parkirkan, ketika ia berjalan ke dalam kantor tidak lupa kebiasaan pak eko dengan seragam satpamnya kembali menyapa dan tersenyum hangat seperti biasanya. Diumurnya yang memasuki angka 3 bukanlah masalah walaupun dia hanya bekerja pada shift pagi sampai siang, menurut reesha dia adalah sosok ayah yang begitu tegar meskipun istrinya meninggalkan dia dengan 2 anak mereka yang masih kecil saat itu karena ketidakmampuan membiayai royalisme dari istrinya.

Setelah saling sapa, raesha memutuskan ke dalam kantor walaupun hari ini tidak ada meeting tiba-tiba pandangannya tertuju pada 2 wanita berjilbab duduk di kursi depan lobi dengan membelakangi nya. dengan langkah pelan reesha menghampiri mereka dan

"Lohhh lohh kalian" ucap reesha gugup

"Aduh eneng CEO makin geulis pisan euyy" kekeh wanita berjilbab lalu di timpal lagi oleh temannya " mukanya kok kaget gitu sih qila" sembari mencolek dagunya dan terkekeh dengan keterkejutan raesha

"ihhhh kangennnn" raesha berhambur memeluk mereka disertai canda tawa kemudian raesha teringat jika ini masih jam kantor lalu berbisik untuk melepaskan pelukan itu dan benar mereka menjadi pusat perhatian orang-orang kantor

Ekhemmm

Raesha berdeham mencairkan suasana
tidak banyak dari karyawan yang melihat adegan mereka langsung mengalihkan pandangan dan fokus pada pekerjaan masing-masing

MY Husband is PilotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang