Kriligaev

6 1 0
                                    

Lokasi: Hutan Perbatasan, Distrik Barat-laut, Urtisian

Pukul 08.13 a.m.

***

Seorang perempuan mengeluhkan sebuah kalimat panjang yang terdengar seperti racauan, tetapi laki-laki di sebelahnya dapat memahaminya dengan baik.

"Sima, huyungkaf, kamu nggak apa-apa, kan?" tanya Lyova, si laki-laki itu.

Sima, sang perempuan, menoleh ke arahnya dan tersenyum. "Nggak apa-apa. Hanya saja, aku masih ragu dengan keamanan rumah kita, huyunt," jelas Sima.

Lyova mengangguk dan mendekap Sima di lengannya lebih erat. Mereka duduk agak lama dan secara tiba-tiba, dua orang anak kecil muncul di belakang mereka.

"A-Ada orang," ujar yang berambut abu-abu dan ungu dengan gemetar, "d-di rumah."

Lyova berdiri dengan cepat, sementara Sima mengikutinya sembari memeluk kedua anak itu -- anaknya -- yang kembar. Ia mengendap-endap di antara semak-semak yang mengelilingi rumahnya. Terlihat, seseorang sedang menunggu di depan teras rumah.

"Wouz ... dari Rutalise," gumam Lyova lega seraya menghembuskan napas dan berbalik ke Sima yang menggandeng kedua anaknya dengan wajah khawatir.

"Siapa?"

"Temanku." Lyova menggelengkan kepala. "Biar aku yang urus. Hembanyor, Ma."

Sima mengerutkan dahi, tidak setuju dengan perintah suaminya itu. Namun, ego itu ia abaikan dan akhirnya duduk, diikuti anak-anaknya, bersembunyi.

Setelah itu, Lyova keluar dari persembunyian dan menghampiri si tamu. Sebuah percakapan tercetus, tapi tidak dapat terdengar dengan baik. Ia dan tamu itu sepertinya membahas sesuatu yang benar-benar serius karena raut wajah Lyova sedari tadi menegang, bahkan lebih tegang daripada ketika ia mendengar keberadaan tamu di rumah.

Sima mengawasi dalam diam. Tangan menekan bahu-bahu anaknya dengan erat.

Tiba-tiba, sebuah bayangan secara bergerak di balik kedua orang itu.

"Itu ... ITU! LYOVA, SAMPINGMU!" teriak Sima panik.

Lyova justru menoleh ke arah Sima dan sebuah tali menjeratnya, juga orang di depannya. Ia berkutat dan dalam kepanikan, meraih pisau kecil di sakunya. Saat hendak memotong si pemegang tali muncul dan seakan-akan melucuti pisaunya dengan sebuah benda hitam yang elastis.

Wajah dengan panik terfokus ke Sima.

"LARI!"

Sima hendak keluar untuk menyelamatkan Lyova, tetapi niat itu diurungkan ketika si bayangan menampakkan wujudnya dengan lebih jelas. Masker dan tudung hitam menyerap cahaya yang menerangi lingkungan itu. Dia menarik topengnya dan menunjukkan senyuman.

"KETEMU."

Bagai sambaran listrik, Sima mundur ketakutan dan berbalik. Ia menyeret kedua anaknya pergi dan meninggalkan Lyova.

"Ayah mana ...?" tanya anak yang berambut ungu.

Sima tidak menjawab dan terus berlari. Kedua anak itu saling pandang dan terus saja mengikuti Sima. Namun, sesekali melirik ke belakang dan terlihat seorang laki-laki mengejarnya.

"Bu, ada yang kejar!" teriak rambut abu-abu.

Sima melempar kedua anaknya ke depan dan berputar. Beberapa detik dengan diikuti hempasan angin, ia menghilang. Saat laki-laki itu hampir sampai ke si kembar, perempuan itu muncul di atasnya dengan cahaya kehijauan. Ia menabrak kepala pengejar dengan lutut hingga orang itu ambruk.

Kepala pengejar itu tertahan oleh tangan Sima yang berteriak agar kedua anaknya memejamkan mata.

Si kembar langsung melakukannya. Warna hitam memenuhi mata mereka diiringi suara yang memilukan telinga.

KRAK.

Entah apa yang terjadi, tetapi Sima sudah kembali menggandeng kedua anaknya dan berlari.

Si rambut abu-abu membuka mata dan menoleh ke belakang. Orang tadi hilang dan di atas tempat yang seharusnya ada tubuhnya melayang sebuah benda seperti lentera yang bercahaya.

Ia, Dives Cadenza, memalingkan wajahnya dan terus berlari.

HeredityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang