"Yoong, apa kau tidak bisa mendengar ku?"
Ya sudah tiga puluh menit berlalu, saat Jin Hyuk juga Yunho mencoba untuk berbicara dengan Yoona yang sampai saat ini enggan menjawab semua pertanyaan yang dilontarkan Jin Hyuk maupun sang Dokter. Gadis berusia 27 tahun itu hanya terus mengedarkan pandangan nya untuk menelisik setiap sudut ruangan serba putih itu, beberapa kali ia juga memandang Jin Hyuk juga Dokter Yunho, namun dia kembali mengedarkan pandangan nya kesembarang arah tanpa menggubris pertanyaan kakak lelakinya maupun Dokternya.
"Apa dia tidak bisa mendengar?"
Jin Hyuk memandang Yunho dengan pandangan kosongnya, dan Yunho, Dokter itu, menggeleng cepat.
"Tidak mungkin, dia masih merespon setiap suara dengan baik."
Jawab Dokter tampan itu seraya menepuk kedua tangan nya tepat pada telinga kiri Yoona untuk memunculkan sebuah suara, dan Yoona pun merespon nya dengan hanya melirik pada Yunho, dan kembali mengedarkan pandangan nya keseluruh ruangan.
11 : 25
Yunho memutuskan untuk kembali memereiksa Yoona esok hari dikarenakan malam yang semakin larut dan gadis itu harus istirahat cukup, ia juga akan melakukan CT-scan pukul sembilan besok, untuk mencari tau, apa sebenarnya yang salah pada otak gadis itu.
Dan yang tertinggal didalam ruangan itu sekarang hanyalah Yoona dan Jin Hyuk, sementara keluarganya yang lain pulang karena merka membutuhkan istirahat. Sudah bukan aneh lagi jika Jin Hyuk lah yang begitu perhatian pada Yoona, setiap trauma itu kembali menyerang adik kesayangan nya itu, ia lah orang terdepan yang paling siap melakukan apapun untuk menyelamatkan Yoona nya.
"Kau bahkan belum mendapatkan es cream dari ku."
Suara Jin Hyuk terdengar parau, ia mengusap surai hitam adiknya itu tanpa henti, air mata pun tanpa jeda terus bejatuhan membasahi wajah tampan nya.
Sementara Yoona yang memang telah terpengaruh dengan obat tidurnya hanya menyahuti dengan nafas tenang dan teraturnya.
"Kenapa kau selalu tampak menyedihkan--- kenapa--- aku tidak bisa membiarkan diri mu menderita seperti yang lain nya? Dan kenapa kau selalu membuat ku khawatir setiap saat?"
Jin Hyuk menunduk dalam, kini tangan nya beralih untuk menggenggam tangan adik manisnya itu, menyimpan tangan kecil itu dipipinya, ia lalu kembali menegakkan lehernya dan mengusap surai hitam itu lagi, air mata masih saling menyahuti untuk membasahi setiap inci wajahnya.
"Tidak bisakah kau menjadi seperti adik-adik perempuan pada umumnya, kau bisa merengek dan meminta apapun pada ku, kau juga bisa meminta ku untuk menemani mu belanja, menjadikan ku pesuruh mu, atau sekedar menganggu dan mengusili ku saat kau bosan. Jika perlu kau bisa seperti Krystal, dingin dan tak suka bertele-tele, lebih baik kau seperti itu saja, jangan seperti ini. Ini menyiksa Oppa, sungguh."
Jin Hyuk kembali menunduk, ia bahkan terdengar terisak kecil-kecil sekarang. Punggungnya bergetar pelan.
"Yoona-ya, Oppa Mianhae, kenyataan bahwa aku tak bisa merasakan rasa sakit yang kau tanggung sungguh membebani ku. aku bersumpah, jika ada seseorang yang hebatnya melebihi ku dalam menjaga mu, maka aku akan melepaskan mu, hanya agar kau bahagia, tanpa aku, dan tanpa orang-orang yang menganggap mu mudah"
***
"Trauma PTSD (post traumatic stress disorder), baik secara fisik maupun emosional, akan memicu respon stres tubuh sehingga membuat penderita lebih waspada terhadap ancaman dari luar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Januari
FanfictionChoi Siwon Jatuh cinta pada mu itu mudah, hanya menatap mata mu maka hati ku akan berdebar.. Tanpa alasan yang panjang lebar, atau perkenalan yang lama, entah kenapa tiba-tiba saja aku ingin melindungi diri mu.