"Kak Brendon!" panggil seorang gadis berseragam baju putih dan rok panjang abu-abu-SMA-dengan suara pelan, namun karena tak banyak bunyi-bunyian lain di sana seruannya terdengar sampai di telinga yang terpanggil.
Pemilik nama, seorang pemuda berpakaian serba hitam dengan tas ia sampirkan ke sebelah bahu yang tengah berjalan bersama dua orang temannya menoleh. Bertemu mata dengan gadis yang menyerukan namanya, ia menatap tajam sementara lawannya menundukkan kepala.
"Siapa, Bren? Fans lu? Bocah SMA?" tanya teman di samping kanannya tertawa pelan, menyikut tangan teman yang lain.
"Bacot lu! Sana! Duluan ke kelas! Gue ada urusan bentaran!"
Tanpa menunggu jawaban dari kedua orang itu, Brendon berbalik seratus delapan puluh derajat dan menghampiri siswi SMA tersebut yang belum mendongakkan kepala. Rambut hitam panjangnya yang tak terikat serta lusuh menutupi sebagian wajahnya.
Langkah si pemuda berhenti tepat di hadapan sosok yang hanya setinggi dadanya, tatapannya semakin tajam dengan kening mengkerut. "Mau apa lu, huh? Bukannya gue udah bilang jangan temuin gue lagi setelah malam itu?"
Si gadis bergeming cukup lama.
"Kok lo diem? Mau lo apa, sih? Mau nganu lagi? Gue bukan tipe hiper, ya! Itu kali pertama gue! Lagian gue gak sengaja waktu itu! Udah lupain napa, sih! Udah lebih tiga minggu-"
Menghentikan kalimatnya, mata pemuda itu melingkar sempurna.
"Jangan bilang-"
Kalimatnya menggantung lagi karena suara isak tangis terdengar dari gadis di hadapannya. Cukup keras untuk membuat mereka menjadi sorotan beberapa pasang mata yang ada di sana.
Brendon mengambil tangan si gadis, menggenggam pergelangannya dan menariknya paksa untuk menjauhi khalayak ramai. Di lokasi sepi, taman di belakang bangunan besar itu, dengan kasar sang pemuda menghadapkannya ke arahnya.
"Lo hamil?"
Tak ada jawaban, insan lawan bicaranya masih menunduk menangis tersedu.
"Jawab gue!" Wajah Brendon memanik, ia menangkup dua pipi gadis itu dan mengangkat wajahnya agar berhadapan dengannya. Mata biru yang berair serta pipi yang basah hadir di raut rasa sakitnya. "Lo hamil?" ulangnya.
Jawabannya, gerakan kepala naik turun.
"Shit!" Brendon melepas tangkupan tangannya, kemudian mondar-mandir beberapa kali. Gadis itu memperhatikannya bersama air muka dan isakan sedih yang tersisa.
Berhenti, Brendon menghadap ia lagi dan memegang kedua bahunya.
"Lo bohong!" Mata cokelatnya menatap kesal. "Mana buktinya, hah?!"
Ia menggeleng, dari saku seragamnya ia keluarkan benda kecil seperti termometer. Di sana, garis dua bewarna merah terpampang. Testpack dengan tanda positif.
Brendon tertawa sarkasme.
"Lo bohong! Lo pasti sering main sama cowok lain! Itu bukan anak gue, tapi anak om-om club! Lo maunya gue tanggung jawab soalnya gue ganteng 'kan?!" Brendon meneriaki, ia mengambil testpack itu dan membuangnya asal.
Tangisannya semakin membesar, ia bersikeras menggeleng.
"Jujur lo sama gue!" Nada suara Brendon membentak, gadis itu makin ciut. Bahkan ia terduduk di tanah rerumputan karena kakinya tak sanggup lagi menopang tubuhnya.
Menjatuhkan air mata serta menggeleng.
"Gue gak mau tanggung jawab, oke? Mending, buat nahan malu, lo aborsi aja tu anak!"
Brendon berbalik, siap melangkah pergi tetapi tangan sang siswi memeluk kakinya erat. Menahannya.
Pria muda itu mendengkus. "Lepas terus lo pergi. Atau gue pake kekerasan!" Ia membuat opsi tanpa menoleh pada gadis yang menangis sambil merengkuh kakinya.
Tak ada reaksi apa pun.
Brendon berdecak, ia menoleh. "Gue bilang le-"
Bruk!
Gadis itu ambruk sebelum pukulan pria itu melayang, terbaring tak sadarkan diri di atas tanah berumput. Brendon memandang tercengang ke arahnya.
"Sialan!"
Tanpa pikir panjang, Brendon mengangkat tubuh siswi mungil itu dengan gaya bridal. Menuju mobilnya yang ada di parkiran, ia mendudukkan si gadis yang tak sadarkan diri di bangku penumpang di sampingnya. Lalu, menjalankan mobil dengan kecepatan sedang.
Sekilas, netra cokelatnya memandang spion yang memperlihatkan wajah manis yang basah karena air mata itu sambil mengingat kejadian lampau, kali pertama mereka bertemu.
•••
LENGKAPNYA HANYA DI DREAME ATAU INNOVEL!
"CARA BACA CHAPTER LENGKAP"
1. Kalian download dulu aplikasi DREAME atau INNOVEL di playstore (BISA JUGA DIBUKA DI WEB)
2. Sudah, daftar aja pake gmail, ataupun facebook
3. Cari dengan kata kunci An Urie atau judul.
4. Klik ceritanya, klik start reading
5. Yeay! Kalian bisa baca part lengkap, beberapa part dikunci jadi harus punya koin dulu, nah untuk mendapatkan koin bisa dengan earn reward harian atau top up via pulsa/saldo
6. Selamat membaca!
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy's Little Wife [✔]
Romans"Lo hamil?" ulangnya. Jawabannya, gerakan kepala naik turun. Karena sebuah insiden saat reuni, Brendon Aryaputra (21 tahun) si cowok nakal harus meninggalkan kehidupan bebasnya dan menikahi Indira Yudayana, si gadis mungil 19 tahun. Kehidupan keluar...