3

238 24 0
                                    

Yeri menatap jam dinding di nakas samping tempat tidurnya. Pandangannya kemudian teralih pada galeri fotonya dan juga Mark serta Haechan yang dia tempel di dinding meja belajar. "Hah, kenapa aku bisa menyukai namja semacam dia. Dasar tidak peka." Ia memukul boneka minnie mouse yang diberikan Mark saat ulang tahunnya-tahun lalu. "Hey minnie, bukankah aku terlalu berharap lebih kalau dia menyukaiku juga? Ahh...benar, dia bahkan dikelilingi banyak yeoja-yeoja cantik di kelasnya. Koeun, Arin, ahh!!! Lebih baik aku tetap fokus pada Chamwoo oppa, matji?" Dan gadis itu akhirnya terlelap sembari memeluk boneka pemberian Mark. Benda yang ia sayangi setelah namja itu.
"Selamat tidur." Ny Kim yang memang tahu kebiasaan putrinya yang selalu lupa mematikan lampu itu hanya tersenyum kecil begitu mendapati putri satu-satunya itu terlelap. "Jalja."
CUP. Satu kecupan mendarat di kening Yeri, diikuti balutan selimut di tubuhnya.
---

"Mark!" Namja itu menoleh begitu seseorang memanggil namanya. Jihoon. "Kupikir kau berangkat dengan Yeri." Namja itu merangkul pundak Mark.
"Ani, dia berangkat dengan Haechan."
"Geurrae? Kalau begitu aku duluan, bye."
Mark mendengus. "Mwoya, apa-apaan dia, menyapaku cuma untuk menanyakan pecinta oppa itu. Tsk."
"Hai Mark."
"Oh, hai Arin."
---

Yeri tersenyum gemas melihat interaksi Haechan dan Siyeon yang sedang menikmati makan siang di kantin bersamanya. "Aigoo, kalian menggemaskan sekali."
"Eonni..." Siyeon merengek, membuat Haechan gemas lalu mencubit pipi gadisnya.
"Benar, dia menggemaskan. Aiii...pipimu benar-benar." Haechan mencubit kedua pipi Siyeon, membuat gadis itu mempoutkan bibirnya.
"Ish..pipimu lebih tebal ya."
Dan Yeri terbahak. Astaga...pantas saja Haechan menyukai Siyeon, mereka sama-sama aneh.
"Ya!" Haechan mendengus, tak terima.
Mark yang melihat Yeri dan Haechan juga Siyeon di bangku kantin segera menghampiri mereka, juga Arin yang datanh bersamanya. "Eoh, Mark sunbae." Siyeon menatap ke arah Mark yang berjalan dengan Arin. Yeri hanya mendengus. Aish..gadis ular itu.
"Mwoya, apa tidak ada meja lain. Kalian membuatku terlihat buruk kalau berpacaran di sini." Yeri mencibir, sedangkan Arin hanya terkekeh. 'Mwoya, dia benar-benar bisa jadi aktris.' Batin Yeri.
"Wae, kau malu karena tak punya teman pria eoh?" Mark kini duduk di samping Yeri. Gadis itu memutar bola matanya.
"Jangan sok keren, banyak yang mengantri untuk jadi namjachinguku, tapi aku tak mau."
Mark terbahak, membuat seisi kantin menatap mereka. "Are you kidding me?"
"Hah, terserah saja. Eoh, Arin~ssi, bagaimana lukamu, tidak berbekas kan?"
Arin terperanjat. "N-ne?"
"Ani...maksudku, lukaku kemarin sepertinya  akan berbekas, jadi kusarankan kau segera mengobatinya. Maaf kalau kemarin aku menarik rambutmu terlalu kuat. Mianhae, na kanda-eoh, Haechan~ah, pulang duluan saja, aku ada janji dengan Jihoon."
"Eoh." Haechan mengangguk paham. Setelahnya Yeri pergi, meninggalkan kantin dan Mark yang kini menatap tajam ke arah Arin. Gadis itu mengepalkan tangannya. 'Kim Yeri-neo jinca.'
"Kau-jinca baemiya."

BRAK!

Haechan dan Siyeon terkejut begitu melihat Mark menggebrak meja mereka. Namja itu kemudian meninggalkan kantin tanpa memakan makan siangnya. "Mwohae, kenapa dengan Mark hyeong?"
"Molla." Siyeon menggeleng. "Sunbaenim-"
"Aish...Kim Yeri!" Arin membanting sumpitnya, membuat Haechan dan Siyeon saling tatap.
"Mwoya..."

~~~tbc

I'm Not Your Oppa!! (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang