2

266 31 0
                                    

Yeri menatap nyalak ke arah Mark yang kini tengah berdiri di depan mading, sambil sesekali menjawab sapaan adik kelas mereka. Ya-sebagai siswa kelas dua, Mark itu sangat populer.
"YAK! MARK LEE!" Teriakan Yeri membuat beberapa hobbae nya menoleh, mendengus pelan begitu melihat kakak kelasnya itu berjalan ke arah mereka-bukan-tepatnya ke arah Mark.
"Hobimu memang berteriak ya? Menyebalkan sekali." Mark mencibir, mengacuhkan keberadaan Yeri di sampingnya.
"Kau yang menyebalkan!" Sergah gadis itu.
"Na? Wae?" Namja itu menoleh-kedua matanya membulat begitu mendapati rambut Yeri terlihat begitu berantakan. "Mwoya, kenapa rambutmu seperti sarang burung begitu eoh?" Kekeh Mark-sungguh, Yeri terlihat begitu lucu sekarang. 'Eh? Lucu?' Mark menggeleng-otaknya mulai tak beres.

PLAK!

Satu pukulan mendarat di punggung Mark. "Kau puas?"
Mark masih terkekeh, padahal Yeri sudah benar-benar kesal sekarang. Bagaimana tidak. Kemarin dia baru saja terlihat bahagia setelah kembali melihat konser dengan Nancy, tapi pagi ini, sekelompok murid perempuan dari kelas Mark mendatanginya karena ulah Mark yang semalam mengupload fotonya tertidur di gendongan Mark, saat namja itu diminta menjemputnya karena ia tak berani pulang malam. Nancy? Ia sudah bersama Jeno.
Ya-Mark yang semalam sedikit kesal karena yeoja itu menyuruhnya melakukan piggy back, akhirnya memotret Yeri dan menguploadnya ke SNS milik namja itu, tanpa memikirkan dampaknya pada Yeri.
"Neo! Ya! Ini karena ulahmu Mark! Setidaknya berpikir dulu kalau mau mengerjaiku, kau tahu, teman-teman wanita di kelasmu menyerangku dan merusak rambut baruku-wah..aku tak tahu kalau mereka pegulat yang hebat. Jinca-bwa!" Yeri membuka jas seragamnya dan membuka sedikit kerah samping kemejanya, memperlihatkan beberapa goresan di sana.
Mark terdiam, sedangkan Yeri hanya mendengus-kesal. "Aku tahu kau kesal karena aku memintamu menggendongku." Yeri menarik kembali jas seragamnya. "Katakan saja kalau kau tidak suka, lagipula aku tidak akan memaksamu. Kau juga tidak menolak permintaanku semalam, tapi nyatanya, kau malah melakukan hal seperti ini. Menggelikan sekali-hah...ok, mulai hari ini, aku berjanji, Kim Yeri-tidak akan merepotkanmu lagi saat pulang melihat konser. Satu lagi, katakan pada teman-teman yeojamu itu untuk bertindak sopan atau-setidaknya jangan main keroyokan. Tsk..aku tak tahu kalau anak-anak kelas pilihan malah terlihat tak berpendidikan. Ahh, satu lagi, ada hadiah dari Johny oppa untukmu, kau bisa ke rumahku nanti. Na kanda." Yeri baru saja berbalik, tapi tangan Mark sudah lebih dulu menahannya.
"Ikut aku."
"Ya! Mark! Mark lepaskan!" Yeri kini memukul lengan Mark, tapi namja itu seolah tak peduli, malah semakin menariknya dan menjadikan mereka pusat perhatian. Ahh, ingatkan Yeri untuk memberi pelajaran pada sahabatnya itu.
"Duduk. Buka jasmu." Mark mendudukkan Yeri di tempat tidur ruang kesehatan.
"Hah?" Gadis itu membulatkan kedua matanya. "YAK!" Yeri memekik begitu menyadari Mark membuka jasnya lalu melebarkan sedikit kerah samping seragam Yeri. "Mark-"
"Diam atau aku akan menciummu."
Kedua mata Yeri membulat dan akhirnya gadis itu membiarkan Mark mengobati luka di lehernya.
"Ya! Pelan-" ringis gadis itu.
Mark hanya menghela nafas. "Aro."
"Eish..sudah-sudah, ini tak apa-AH!" Yeri tiba-tiba memekik lalu buru-buru turun dari tempat tidur.
"Wae-"
"Aku harus melihat vlive Chanwoo oppa-astaga, hampir saja aku melupakannya. Na kanda. Gumawo Mark! Ingat pesanku ya!" Yeoja itu berlari keluar ruangan sambil melambai ke arah Mark yang hanya bisa menghela nafas melihat kelakuan sahabatnya sendiri.
"Mwoya, memangnya apa bagusnya Chanwoo itu, tsk-dasar yeoja. Memangnya idolanya tahu kalau dia hidup, eish...Kim Yeri neo jinca...."
---

Johny-kakak sepupu Yeri yang datang dari Amerika menatap heran ke arah adik sepupunya yang kini tengah menonton tv bersama Mark dan juga Haechan-ah tidak, namja hitam itu kini sibuk dengan ponselnya.
"Hyeong!" Sungut Haechan begitu Johny merebut ponselnya.
"Baby Xi?" Namja itu mengembalikan ponsel itu pada pemiliknya. Haechan mendengus.
"Eoh? Kau benar-benar berpacaran dengan Siyeon ya?" Yeri kini mendekat ke arah Haechan, namja itu mengangguk lalu beralih menyandarkan kepalanya ke bahu kakak sepupunya itu.
"Eoh, sudah dua minggu." Ia tersenyum senang.
"Aigoo, kau masih kelas satu Chanie.." Yeri mengusak sayang kepala Haechan.
"Gwaenchana.." namja itu membela diri lalu sibuk mengusakkan kepalanya ke leher Yeri, mencari posisi ternyaman.
Mark yang melihat itu hanya mendengus. "Ya! Dasar manja sekali." Kini ganti Mark yang menyandarkan kepalanya ke bahu Yeri-di sisi kanan dan Haechan di sisi kiri.
Johny mendengus, "Lalu kau apa kalau dia manja?" Sungut namja itu sambil memukul kepala Mark.
Mark hanya terdiam, tak berniat menjawab. Matanya kini melirik bekas luka di leher gadis itu. Memerah. Ia menghela nafas.
"Ya! Apa yang kau lakukan!" Yeri mendorong kepala Mark begitu merasakan nafas namja di area lehernya.
"Eish...sakit. memangnya apa yang aku lakukan eoh?" Mark kini protes.
"Tsk-kau mau berbuat yang tidak-tidak ya?" Yeri memicing ke arah Mark.
Haechan memekik, "Ya! Mark hyeong mesum sekali!"
Johny hanya terkekeh, "Ya, lain kali lakukan saat kalian berdua."
"Hyeong!"
"Oppa!"

~~~tbc

I'm Not Your Oppa!! (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang