Eric dan Lucas menatap heran ke arah Mark. "Apa aku melewatkan sesuatu?" Eric berbisik pada pria tinggi di sampingnya. Lucas mengeryit.
"Memangnya apa yang kau lewatkan?"
"Tsk. Dasar bodoh. Pantas saja Nancy lebih memilih berpacaran dengan Jeno."
"YA!" Lucas mengarahkan sikunya ke dada Eric, membuat temannya itu meringis.
"Akh! Appayo.." rengek Eric.
"Jangan menyebut nama Nancy lagi."
"Kau baru saja menyebutnya sendiri."
Lucas melotot.
"Araseo, keundae...what happen with him?"
Lucas kini mengalihkan tatapannya ke arah Mark yang sejak tadi hanya diam. "Molla, sejak kemarin dia seperti itu."
Eric mengangguk. "Tapi, bukankah kemarin dia makan dengan Arin dan meninggalkan kita?"
"Maja."
Lalu keduanya menatap ke arah Arin. Gadis itu sibuk dengan teman-temannya.
---Dua orang yang tengah duduk di perpustakaan itu kini menjadi pusat perhatian pengunjung perpustakaan. Bagaimana tidak, Yeri-gadis itu sejak tadi sibuk tersenyum sambil memandangi laptop, seperti orang tak waras. Dan Jihoon, namja di depannya itu sejak tadi sibuk memandangi Yeri, seperti orang bodoh.
Nancy dan Umji yang baru saja datang terkikik pelan, "Bukankah Jihoon terlihat seperti budak cinta kalau seperti sekarang?" Nancy berbisik pada Umji, takut menganggu pengunjung lain.
"Eoh, padahal mereka belum berpacaran. Ya, aku yakin, kalau mereka benar-benar berpacaran, Jihoon akan menjadi budak cinta sungguhan."
"Ayo bertaruh." Nancy melipat tangannya di dada.
"Mwo?"
"Yeri, menurutmu dia akan berpacaran dengan Jihoon atau tidak." Yeoja itu tersenyum.
Umji memutar bola matanya. "Eish..tentu saja tidak."
"Hah?!"
"Aku akan bertaruh, tapi aku memegang Yeri dan Mark."
"Kalau begitu, aku akan memegang Yeri dan Jihoon."
Keduanya mengangguk lalu bersalaman. "Cool."
***"Kenapa kau tidak cerita kalau Arin juga ikut berkelahi denganmu." Mark menarik boneka minnie mouse dari pelukan Yeri. Ya-Mark sepulang sekolah tak langsung pulang ke rumahnya, tapi malah pergi ke rumah Yeri.
"Lalu mendapat ocehanmu. Tidak ya Mark." Yeri beranjak dari tempat tidurnya.
"Eodi?" Namja itu kini melepas sweternya, menyisakan kemeja putih seragam sekolahnya.
"Mengambil laptop. Aku harus melihat Chanwoo oppa. Eish..pasti konsernya sudah mulai." Gadis itu buru-buru mengeluarkan laptoonya lalu kembali duduk di tempat tidur. "Aish...kan, aku telat menontonnya." Gumam yeoja itu. Mark mendengus lalu dengan seenaknya berbaring di pangkuan Yeri, kepalanya menatap ke arah layar.
"Tsk, kapan kau berhenti mengagumi oppamu itu."
"Ya, lebih baik aku mengagumi oppa daripada mengagumi seseorang yang tak pernah melihatku."
Mark terdiam. "Mwoya..." namja itu tiba-tiba terkekeh. "Kau menyukai seseorang? Nugu?" Mark kini mengalihkan tatapannya ke wajah Yeri.
"Tidak usah tahu."
"Hey...mana bisa seperti itu, ya, katakan padaku." Mark kini mengangkat kepalanya dari paha Yeri. Gadis itu menatap jengah.
"Memangnya kenapa aku harus mengatakan padamu, lagipula itu tak penting."
Mark mengerucutkan bibirnya. Sebenarnya ia merasa kecewa saat tahu Yeri menyukai seseorang, tapi-ya, dia perlu memastikannya bukan.
"Setidaknya dia harus baik dan bisa menjagamu."
"Heol, dia bahkan tak pernah perhatian padaku." Gumam Yeri.
Lalu keduanya diam. Yeri kembali sibuk dengan iKON dan Mark yang kembali merebahkan kepalanya di pangkuan Yeri. Ia menghela nafas saat melihat gadis itu tertawa. Ahh...kenapa dia tiba-tiba jadi melankolis seperti ini.CEKLEK.
"Eoh, kenapa hyeong di sini?" Haechan yang baru masuk ke kamar Yeri sedikit tekejut begitu melihat Mark tertidur di tempat tidur kakak sepupunya. "Mwoya, kalian mesra sekali."
Yeri mendengus. "Tsk, biarkan saja, daripada dia bangun dan menggangguku. Waeyo?"
"Aniya, aku mau meminta nuna menemaniku membeli kado untuk Siyeon, tapi sepertinya tidak bisa."
Yeri meringis. "Mianhae, aku maaih menonton iKON."
Haechan mengangguk. "Geurom, aku akan pergi dengan Johny hyeong."
Yeri mengangguk. "Eoh, kau bisa vcall nanti."
Haechan mengangguk. "Gumawo nuna, na kalge."
"Em, josimhae."
Setelahnya Yeri beralih menatap Mark. "Aish..kau membuatku frustasi Mark. Apa aku harus melepasmu dan menerima Jihoon?" Gumam yeoja itu.
"Andwae. Jangan melepaskanku, karena aku juga tidak akan melepaskanmu."
Yeri membulatkan kedua matanya saat Mark menjawab pertanyaannya.
"M-Mark-k-kau..."
Namja itu membuka kedua matanya lalu menatap dua mata bulat Yeri. "Jangan menerima Jihoon ataupun namja lain."
Yeri mengerjabkan kedua matanya.
"Apa aku saja tak cukup?"
"Mark-kau ini-kenapa?" Yeri tergagap.
"Aku-aku benar-benar frustasi saat melihatmu terluka seperti kemarin. Lalu saat kau dan Jihoon pergi bersama dua hari lalu, dan setelahnya kalian terlihat begitu dekat."
Yeri terdiam.
"Aku..menyukaimu, Kim Yeri."~~~tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Your Oppa!! (COMPLETED)
FanficKisah tentang gadis SMA yang begitu fangirl sekali, tanpa menyadari kalau sikap dan tingkah berlebihan tapi imutnya sudah menyebabkan sang pangeran sekolah jatuh hati padanya 'Ahh!! Menyebalkan! Aku harus menonton konser, tapi namja itu malah menyur...