Ini sudah berjalan seminggu sejak insiden di kamar Yeri. Dan keduanya tidak pernah saling sapa. Bukan keduanya, tepatnya Yeri. Gadis itu memilih menghindari Mark. Mark sendiri, bukannya tak tahu, hanya saja ia berfikir Yeri masih butuh waktu-juga dirinya. "Apa kau dan Yeri ada masalah?" Eric duduk di depan Mark, menghadap ke belakang.
Mark hanya menghela nafas.
"Sepertinya berat." Lucas kini menepuk bahu temannya itu.
"Tentu saja berat. Dan akan lebih berat lagi kalau dia tahu, Jihoon akan menyatakan perasaannya pada Yeri." Eric tersenyum evil dan Mark langsung menoleh.
"Apa katamu?"
Eric mengerjab. "Memang aku mengatakan apa?"
"Kau bilang Jihoon mau mengungkapkan perasaannya ke Yeri, dasar." Lucas mencibir. Eric meringis, dia memang kadang suka kelewatan kalau berbicara, tak bisa di rem. "Ahh...itu, aku tak sengaja mendengarnya dari Hwall."
Mark menghela nafas berat, "Aku sudah mengatakan padanya kemarin, tapi dia tak memberikan respon."
"APA?!" Lucas dan Eric sama-sama memekik. "K-kau- apa aku tak salah dengar?" Eric menatap ke arah Mark lalu menatap Lucas.
Mark hanya terdiam.
"Wah...dia sudah melanggar sumpah serapahnya." Lucas menggeleng, tahu benar kalau Mark itu anti pecinta oppa cantik, tapi sekarang.
"Wah..kau sudah tidak tertolong." Eric berdecak, ikut mencibir.
"Hey, sadar diri."
Eric hanya tersenyum, menatap Lucas. "Hehe, mian."
"Tsk..padahal Yeji lebih parah." Lucas menggeleng, heran dengan kedua temannya itu. Untung saja Yuqi itu tak se ekstrim kedua pacar temannya. Eh, hanya satu, karena Mark belum berpacaran dengan Yeri.
---Haechan menatap Mark yang menurutnya begitu menyebalkan. Ini jamnya melakukan video call dengan Siyeon, tapi lihat, Mark malah mengacaukannya. "Hyeong!! Kka~ kau menggangguku. Pabwa, Siyeon sampai tak mau melakukan video call karena kau di sini." Sungut namja yang satu tahun lebih muda darinya itu.
"Tsk..kenapa malah menyalahkanku, video call saja, aku tak akan mengganggu, dasar bocah."BUAGH!
Satu bantal karakter Ryan melayang ke arah Mark. "YA!" Mark memekik.
"Hyeong, kau juga masih kecil." Cibir Haechan.
"Aku lebih tua darimu, jincaa.." geram Mark, namja itu memukul kepala Haechan, pelan.
"Ya! Tapi aku yang lebih dulu punya pacar." Haechan tersenyum penuh kemenangan.
Mark mendengus. "Astaga..apa perlu aku bilang kalau aku sudah menyatakan perasaan ke Yeri tapi dia malah mendiamiku?"
Haechan terbahak. "Jangan bilang kalau hyeong mengatakannya minggu lalu?"
Mark berkedip lucu, "Ya, eotohke ara?" Mark kini menatap ke arah Haechan.
"Geurom.., mwoya..kalian benar-benar aiih. Sama-sama anehnya. Hyeong, jal deurobwa, kalau kau menyukai nuna, jangan hanya mrngatakan kau menyukainya tapi tunjukkan-misalnya--" ucapan Haechan terhenti saat keduanya mendengar ponsel Haechan berdering. "Eoh! Siyeon~i! Ya, hyeong ppali kkaa~" namja itu mendorong Mark turun dari tempat tidurnya menuju pintu.
"Heeyy..Lee Haechan! Neo-"
BLAM!
"Oh my God!" Mark bergumam. Namja itu kemudian memutuskan untuk menunggu di ruang tengah. Ya, menonton tv lebih baik dibandingkan menonton drama picisan Haechan juga Siyeon. Tunggu, bukankah kisah Mark terdengar lebih picisan dibandingkan Haechan?
---Mark segera membuka matanya begitu mendengar suara tangisan Yeri. Ya. Namja itu ketiduran saat menonton tv. Matanya masih mengerjab, berusaha menyadarkan diri kala suara itu semakin terdengar keras.
"Yeri?!" Mark hampir memekik saat melihat gadis di hadapannya. Yeri datang sambil menangis, bahu gadis itu bahkan bergetar.
"M-Marrkkkk~~"
GREP
Gadis itu memeluk Mark, lalu tangisnya semakin menjadi, membuat Mark semakin kebingungan. "Hey, whats wrong.." namja itu membalas pelukan Yeri, mengusap punggung gadis kesukaannya.
"Eotohke..uri oppa-dia dikeluarkan dari timnya..eotohke.." Yeri kini menghentakkan kakinya. Haechan yang baru saja membuka pintu kamar hanya terdiam, kemudian mencibir.
"Aigoo~sudah selangkah lebih maju. Ya, kau harus terus memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan demi kebaikan dirimu hyeong.." kekeg namja itu.
"Huh? Oppa?" Mark mengernyit.
"B.I oppa. Uri iKON..."
Mark mendengus. Jadi ini karena oppa? Astaga...sabar Mark. Kau menyukai jenis wanita pecinta oppa, jadi berusahalah untuk kuat-secara mental.
"Gwaenchana..mungkin itu yang terbaik-"
"Mworagu?!" Yeri mendongak, Mark bahkan bisa melihat kedua mata gadis itu sembab. Senyum tipisnya mengembang. Cantik.
"Jadi kau mendukung kalau B.I oppa keluar dari iKON?!"
Oh, Mark mencium bau bahaya. "A-aniya, bukan seperti itu-"
"Dwaesseo! Kau memang tidak pernah mengerti. Pikyeo." Yeri menggeser tubuh Mark.
"Yeri~ya."
Tak ada sahutan, dan setelahnya, BLAM.!
Mark cukup tahu, dia salah langkah lagi.
"ARRGHHH! WHY OPPA IS SO TERRIBLE!!"~~~tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Your Oppa!! (COMPLETED)
FanfictionKisah tentang gadis SMA yang begitu fangirl sekali, tanpa menyadari kalau sikap dan tingkah berlebihan tapi imutnya sudah menyebabkan sang pangeran sekolah jatuh hati padanya 'Ahh!! Menyebalkan! Aku harus menonton konser, tapi namja itu malah menyur...