04 | South Korea

3.9K 548 131
                                    

┏━━━━━━━━━━━━━━━┓

SECRET LIFE OF THE JEONS
iv. SOUTH KOREA

┗━━━━━━━━━━━━━━━┛


Natal tahun ini sangat menyenangkan walaupun aku tidak menyukai kenyataan jika aku merayakannya di Korea Selatan.

Dari dulu aku memang tidak suka jika diajak oleh mommy and daddy berlibur ke Korea. Bukan karena aku tidak menyukai negaranya. Aku sangat suka melihat keindahan-keindahan yang ada di negara asal mom and dad, aku suka budayanya, aku suka makanannya, aku suka orang-orangnya, hanya saja aku tidak suka dengan halmeoni dan keluarga besar daddy.

Aku kira setelah aku merayakan natal dengan keluarga besar mommy, aku juga akan merayakan tahun baru dengan mereka. Tapi ternyata otak brilianku ini melupakan sesuatu,

Tahun baru kali ini giliran kami merayakannya dengan keluarga daddy setelah tahun lalu kami tidak bisa karena jadwal pekerjaan daddy.

Sepanjang perjalanan menuju Busan, aku hanya diam saja sambil melemparkan pandanganku keluar jendela. Baik mommy dan daddy sama sekali tidak ada yang mengajakku bicara. Mereka tahu jika aku tidak terlalu menyukai perjalanan ini dan juga keluarga daddy.

Beda dengan keluarga mommy, mereka selalu memberikanku perasaan nyaman. Aku tidak harus merasa kesulitan berkomunikasi dengan grandpa, grandma, aunty Alice dan keluarganya―bahasa koreaku masih payah, jadi aku masih sering menggunakan bahasa inggris. Tidak terlalu banyak aturan yang diterapkan oleh keluarga mommy, pola pikir mereka juga sangat modern. Pokoknya mereka itu keluarga yang keren.

Tidak seperti keluarga daddy.

Aku jadi ingat ketika malam natal aku dan Darrel― sepupuku a.k.a anak semata wayang aunty Alice―tidak bisa tidur karena tidak sabar untuk membuka kado di pagi hari. Aku dan Darrel malah menonton tv, mengacak seluruh isi dapur karena kelaparan di malam hari, bolak-balik melihat ke arah pohon natal di ujung ruangan, menantikan santa claus datang dan menaruh kado di bawah pohon―yang mana aku tahu jika santa claus itu hanya fiktif. Tapi Darrel tidak tahu―dan berakhir ketiduran di depan tv dengan dikelilingi remah-remah biskuit dan beberapa kantung chips kosong yang kami rampok dari dapur.

Kalau saja aku melakukan hal semacam itu di rumah orang tua daddy, sudah pasti aku akan diceramahi panjang lebar. 'Kalian masih kecil, tidak seharusnya untuk terjaga sampai dini hari.' atau ' Ya Tuhan, berantakan sekali. Kalian tidak tahu betapa lelahnya membersihkan rumah? Sekarang cepat kalian bereskan kekacauan ini.'

Akh, tidak keren sama sekali.

Aku yang bosan karena terlalu lama melihat pemandangan di sepanjang jalan pun akhirnya mengalihkan perhatianku pada Cooky yang duduk di atas kursi bayi di dalam mobil. Aku tersenyum ketika melihat tingkah laku adik laki-laki ku yang sedang berusaha keras menghabiskan biskuit di kedua tangannya. Pipi gembul yang diturunkan oleh mommy bergerak seiring dengan ia mengunyah makanannya. Melihat hal itu, ide untuk mengisengi adikku pun terlintas dipikiranku.

Aku menggeser bokongku mendekat ke arah Cooky. Saat adik laki-laki ku itu akan memasukkan biskuitnya kembali ke dalam mulutnya, aku langsung meraih tangannya membuat biskuit yang hendak ia makan berakhir masuk ke dalam mulutku tanpa sisa.

Cooky yang sadar jika biskuitnya dimakan tanpa izin pun langsung menatapku tak suka. Tangan yang kini tidak lagi memegang biskuit pun ia gunakan untuk memukul lenganku. Bukannya kesal aku malah gemas.

SECRET LIFE OF THE JEONSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang