Dia adalah seseorang yang datang sendiri.
Seseorang yang datang dengan kejujuran dan keberanian yang membara dimatanya.
Dia adalah orang yang datang dan menumbuhkan keinginan dalam diriku.
Dia adalah kehancuran yang telah memporak porandakan duniaku.
Dia adalah kesakitan yang membumi hanguskan pertahananku.
Dia adalah luka yang tak tertulis dalam mimpi burukku.
Dan dia adalah warna yang mampu meluluh lantakkan pertahananku .
Aku tidak bisa percaya karna awalnya mereka pun sama .
Aku adalah orang yang menantinya dalam mimpi.
Karena mereka hanya singgah bukan menetap.
Jangan terlalu indah menjadi mimpiku sampai aku lupa kamu ini nyata atau hanya imajinasi ku semata.
Dia adalah kamu.
Disaat itu aku berkata.
Saat ini detik ini.
Aku akan melupakan semua kenangan.
Memang susah.
Tapi bukan berarti mustahil.
Seperti bulan yang bersinar tanpa bintang.
Namun lebih indah jika tersandingkan.Dia adalah orang yang kuharapkan namun jika aku terus berharap ribuan duri serasa kugengam.
Maka jadilah aku yang akan menjadi bulan mu walau kau hanya memandangi keindahan bintang dan melupakanku.
Duri kadang menyakitkan tapi bisa menjadi teman dari lawan seperti mawar yang merindukan durinya.
Aku tidak mau kamu menjadi bulan bintang matahari karna susah untuk kugapai dan kugenggam.
Ingatlah jika mawar itu dipetik sama saja.
Duripun sendiri tanpa mahkotanya.
Cukup jadi pendamping hidup ku.
Jangan datang sesaat menetaplah untuk selamanya.
Seakan selalu bersama namun tidak bisa bersatu seperti hendaknya rel kereta.