Pertemuan

51 1 1
                                    

Bertemu dengan dia, adalah anugrah, karena orang nya cuma satu. kalo banyak namanya musibah. serem kalo banyak banyak. nanti banyak orang yang jatuh cinta sama dia. kalo cuma satu kan enak. cuma aku yang bisa jatuh cinta, dan cuma aku juga yang di izinkan untuk merindukannya di dalam hening diam.

aku bertemu dengan dia dengan ketidak sengajaan yang indah. percaya tidak percaya. percayalah, jika aku bilang dia adalah bidadari. aku yakin sebagian orang akan mau sama dia dan sebagian lagi ga percaya. jadi langsung saja ku katakan kalau dia adalah milik ku. jadi semua orang percaya dan tidak akan mengingininya. jika ada, sebut namanya. silahkan adu panco di depan ku yang kalah jadi miliknya. maka aku akan terus mengalah. agar selamanya dia menjadi milik ku.

dialog pertama ku dengan dia sangat singkat. hanya "hay". iya hanya itu, bayangkanlah, jika orang bisa jatuh cinta hanya dengan kata hay. yang setelah itu aku masuk ke ruangan kebaktian atau aula untuk istirahat karena cape abis shooting shooting bola futsal ke gawang karena lagi stres saat itu. maklum, siapa yang ga stres kalo uda di ujung hubungan dengan pacarnya. dan dia keluar dari ruang kebaktian.

aku duduk di barisan ke 3 tempat yang paling nyaman dan sejuk karena dibawah ac. mengangkat kaki satu keatas sambil menikmati dinginnya ac dan mendengarkan musik dengan earphone. tiba tiba gangguan muncul dari sebelah belakang, gangguan itu berasal dari office boy sekolah yang menyuruh ku menurunkan kaki. dengan senyum aku menjawab sambil melakukan hormat kepadanya , "siap gerak" karena , percayalah. semua orang berhak untuk di hargai. cukup bercerita tentang office boy. nanti cerita ini yang ada jadi kisah cintaku dengan office boy.

setelah itu aku keluar karena kedinginan. aku duduk bersebrangan dengan dia. dan kita di pisahkan oleh lapangan di tengah tengah. aku duduk sambil mendengar musik,entahlah apa yang terjadi tiba tiba ada bola basket hampir kena dia, dan tanpa di sengaja aku berteriak "Awas! bola" dan melanjutkan kepada anak basket "kalo gabisa main, gausah main. kalo kena kepala gimana?" jawab ku sambil berdiri dan sehabis itu aku diam duduk dan bingung sama apa yang ku lakukan. dengan melihat mukanya yang me merah, aku tau. kalo kita sudah di jalur yang sama.

"jika aku, diberikan kesempatan untuk mencintai mu, aku tidak akan mencintaimu setinggi langit. aku juga tidak akan menjanjikan mu seluruh dunia akan kita miliki berdua. jelas semua tidak akan terjadi. karena kenyataanya, aku hanya akan mencintai mu melebihi batas kemampuan ku, dan membuat mu merasakan dunia adalah sesuatu yang indah. karena kita berdua."

Seratus Sepuluh TahunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang