Histori - VI

356 28 11
                                    

Baekhyun melangkah pada perpustakaan rumah miliknya.ia membuka buku yang sudah dua minggu ini menjadi objek penelitian mereka.

Jika saja teknologi canggih ini dapat membantu, mungkin mereka sudah mendapat jawabannya. Sayangnya meski ia hidup ditahun 3000an dengan teknologi lengkap, tetap saja tak membantu sedikitpun.

Baekhyun membuka lembaran akhir, dahinya mengkerut. Ada bekas sobekan disana. Lembar terakhir, sepertinya belum ada yang sadar.

Baekhyun kembali membuka halaman awal dimana terdapat sebuah nama kuno. Evender

Mungkin itu adalah sang penulis buku ini. Dibuku kuno ini hanya menceritakan sembilan orang, dan setiap orang disana hanya memiliki masing masing tiga lembar. Baekhyun menyentuh lembut lembaran bagian dimana pangeran back diceritakan.

Matanya menyipit, baekhyun kira itu adalah noda ketika sebuah tahi lalat dibagian ibu jarinya. Satu hal yang disadari baekhyun lengannya sama hampir sama persis seperti digambar. Ia menyatukan telapak tangannya disana menyatu bersama gambar usang
.
.
.
.
.
.
.
"Apa kau percanda polion!" Suara itu semakin meninggi

Sedangkan polion hanya memandang orang itu tanpa ekspresi, datar dan kosong "aku tidak bercanda"

"Apakau akan meninggalkan kita semua?"

Polion melirik pada langit malam, kembang api mulai menghiasi langit suara dentuman pesta dipertandakan telah dimulai "kau sudah tau semuanya kan? Aku tidak sanggup melihat wajah sipembunuh itu, lagipula lingkaran takdir itu sudah rusak. Sesuatu akan terjadi"

Matanya menatap kosong pada bulan purnama, suara angin begitu kencang, seseorang yg berada disana ikut memandang langit. Sesuatu yang besar akan terjadi
.
.
Pesta didalam mau pun luar Kerajaan Achelous benar benar ramai dan meriah, semua rakyat merayakan kegembiraan. Dimana hari jadi ratu yang mereka banggakan. Setiap sudut kerajaan sudah dipasang penjagaan ketat hanya untuk berjaga jaga dengan para cenayang yg akan menjaga hal buruk lainnya.

"Maa,. ." Kloe menatap mamanya yang menatap bulan dan juga kerajaan dari dekat

Wanita itu berbalik menatap anaknya "nak, sebentar lagi kamu akan bertemu dengan saudara saudaramu. Benang merah sudah sangat jelas terlihat, jalinan takdir mulai terjalin. Kau harus merahasiakan apa yang mama jelaskan padamu biarkan mereka menyadari keistimewaan mereka masing masing" wanita paruh baya itu menghelakan nafasnya

"Dan jika suatu hari nanti kalian mendapatkan suatu hal yang menyakitkan, berjanjilah kalian akan saling menguatkan, jangan biarkan kebencian menguasai kalian" kloe mengangguk mengerti, meski dia tak tahu apa yang akan dia hadapi kedepannya.

Kloe mulai memasuki gerbang istana yang dibuka bebas bersama sang mama, radar para cenayang yang berasal dari para peri merasakan getaran lain setelah langkah pertama dua orang tadi.

Suatu radar yang artinya sesuatu kekuatan telah masuk diwilayah kerajaan, salah seorang peri muda berlari kecil kearah ruangan ratu. Mengetuk pintu ratu yang memang belum waktunya bersapa dengan rakyat diluar sana.

"Ada apa? Kenapa kau disini? Apa kau merasakan kekuatan hitam?" Deretan pertanyaan ratu terus keluar dari mulutnya, sang peri muda menggeleng

"Ratu aku merasakan kekuatan peri murni, aku pernah merasakaan ini dlu. Saat umurku diangka lima aku untuk pertama kalinya bertemu dengan peri dengan hati murni. Aku tidak mungkin salah. Selir agashi kembali!"

Ratu berjalan terburu buru dengan gaun indah putihnya, diluarsana sudah terdengar riuk piruk rakyat yang berbahagia. Langkahnya terhenti saat sang raja menariknya untuk hadir dibalkon istana sebagai sapaan terhadap rakyat.

Mata sang ratu tak henti melirik kesana dan kemari berharap ia menemukan sesosok wanita cantik dengan bola mata biru laut.

"Kau kenapa ratu?" Bisik sang raja melihat gelagat ratu tak biasa

"Tidak" balasnya singkat. Jangan lupakan jika ratu masih merasa membenci raja, jika saja boleh memilih ia akan memilih pergi dari sini turun dari tahtanya dari pada ia bersama pria yang tak dikenalnya lagi. Pembunuh, berdarah dingin, dan kejahatan lainnya.

Sang ratu dan raja sudah menduduki singgahsana dengan dentuman suara kencang diiringi suara tarian pedang yang dibawakan oleh para penari dengan selandang mereka sebagai penghias.

Riang gembira bahkan pangeran back hanya berdiri memandangi bulan purnama yang tampak cerah dengan gemuruh riuh disamping raja.

"Mereka akan datang" agashi berkata pelan

Kekuatan hitam datang sangat besar, dengan berbagai iblis lainnya menerjang lingkungan kerajaan. Semua cenayang itu telah tergeletak tanpa nyawa akibat pertarungan tak langsung untuk menjaga pembatas istana,

Hanya satu atau dua yang bertahan dengan tubuh bersimbah darah yang keluar melalui mulut mereka.

Seseorang lainnya menyadari bahaya datang, memandang kelangit yang semakin memakan bulan purnama.

Suasana semakin dingin. Rakyat menyadarinya semua terdiam termasuk suara riuk piuk gendang sekalipun.

Disana para iblis berdatangan, masih melayang dilangit. Wajah panik pun mulai terlihat. Orang orang berlarian. Sedangkan para prajurit mengitari keluarga kerajaan yang ada disana.

Termasuk cleon berada dibarisan paling depan mengayunkan pedang keemasannya. Pedang yang khusus untuk melawan kekuatan peri hitam maupun iblis lainnya.

Dengan wajah tegas cleon, seolo, siap menerima kekuatan yang dilancarkan para peri hitam.

Tapi kekuatan itu tak sampai menyentuh ujung pedang cleon sekalipun. Sebuah cahaya terang lebih dulu melindungi mereka semua. Seluruh istana

Semua mata memandang pada sumber cahaya, perempuan dengan aura murni yang menenangkan. Sedang memejamkan matanya dengan dikelilingi cahaya.

Matanya perlahan membuka membalas tatapan semua orang termasuk mata sang raja disinggahsananya.

Peri murni agashi telah kembali.

Selir agashi tetaplah seorang peri dengan kekuatan besar yang pernah diramalkan oleh semua kaum peri, kekuatan yang hanya bisa dilakukan oleh seorang peri murni yang masih menjadi misteri sampai saat ini.

Selir agashi menangkis kekuatan seorang diri, meskipun ia mampu tetap saja kekuatan yang menyerangnya bukan hanya satu dua membuat bentengnya terlepas.

Selir akhanta, selir dengan penuh rasa iri itu menatap tajam pada sang ratu. Tawanya menyeramkan, bagaikan mala petaka.

Ia melirik pada seorang anak dipojokan sana sekilas tubuhnya menghilang terbawa angin. "Pangeran back, senang bertemu denganmu" katanya yang secepat kilat sampai dihadapan back. Mengangkat dagu sang pangera.

"Jangan sentuh dia!"  Peiro disana mengayunkan pedangnya pada peri hitam yang menyandang status selir yang menjadi buronan istana.

Sebuah goresan ditangan akhanta membuat dirinya geram, pedang itu sudah dilapisi oleh kekutan dengan lambang keemasan disana.

Akhanta tertawa melihat drama dihadapannya, dia memekik. "Kau telah salah nak ingin membunuhku. Seandainya kau tau kebenarannya? Apa kau akan tetap melindungi bocah ini? Apa kau akan setia pada kaki raja yang tak tahu diri itu?"

Akhanta melirik sekilas pada ratu. Posisi itu posisi dirinya bukan manusia rendahan, itulah yg selalu ada dibenaknya.

Dia akan membunuh manusia rendahan itu dalam waktu 1 detik, ya hanya dengan hunusan belati yang sudah diracuni racun khusus peri.

Racun yang bisa membunuh seorang peri, itu berarti sangat mematikan bagi manusia. Dirinya menghilang dan berpindah tempat menacapkan belati itu tepat pada dada kiri.

Namun semua tak berjalan benar, aghasi menghalangi dengan dia yang berdiri dihadapan ratu, menggantikan ratu yang menerima tusukan belati itu.

Agashi sekarat

Selir agashi menuju kematiannya.

Sebuah petir menggelegar, dengan begitu cepat kilatan itu mengincar peri hitam. Membuat langkahnya mundur

Karna sesuatu sudah mengancamnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 20, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Exo legends of tree Life "HISTORI"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang