PART 1

8.4K 554 34
                                    

Bedside monitor itu terus berbunyi dengan senada, menandakan bahwa pasien tersebut masih dalam keadaan stabil. Lelaki dengan rambut yang terlihat sedikit panjang berwarna coklat itu terlihat begitu lelap dalam tidurnya, seperti damai menghampirinya. Dirinya terlihat begitu rapuh dengan ventilator yang menutupi hidung dan mulutnya.

Seorang dokter masuk kedalam ruangan itu dengan perlahan, dengan tangan yang ia genggam dibelakang pinggangnya yang terlihat begitu tegas, namun memperlihatkan bahwa ia benar- benar gugup. Dokter itu tersenyum "Selamat pagi, Taehyung-ah Bagaimana perasaanmu hari ini?" suara itu terdengar begitu lembut dan penuh dengan ketulusan. Kim Namjoon, nama itu melekat dijas putih dokter itu.

Namjoon duduk disamping lelaki yang bernama Taehyung itu seraya menggenggam jemari lelaki itu "Bangunlah. Hyung benar- benar merindukanmu, bodoh" ucap Namjoon yang kemudian di iringin dengan suara isak tangis lelaki berumur 30 tahun itu.

Kim Taehyung, lelaki yang mengalami kecelakan bersama dengan kedua orang tuanya ketika baru saja pulang dari perjalanan panjangnya saat musim dingin. Satu tahun lalu. Benar- benar menggemparkan dunia karena keluarga Kim sangat berpengaruh dalam perekonomian. Hanya Kim Taehyung yang selamat, kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan yang benar- benar tragis itu. Kim Namjoon, anak sulung dari keluarga itu tidak bersama dengan mereka karena pasien darurat yang harus dia operasi.

Namjoon terus menatap adiknya itu "Bangunlah, kau tidak tahu betapa lelahnya aku diperusahaan dan di rumah sakit?" Ucap Namjoon, keadaan diruangan itu kembali sunyi, suara detak jantung itu benar- benar membuat Namjoon tenang karena setidaknya, jiwanya masih bersama dengan raga nya.

Namjoon terdiam, matanya membulat tak percaya, ketika melihat jemari lentik itu bergerak dan membuka matanya setelah sekian lama. Mata hazel nya benar- benar terlihat bersinar dan mencoba untuk mengatur cahaya yang masuk melalui retina matanya. Mata bulatnya mencoba untuk mengingat apa yang terjadi. Namjoon dan seluruh perawat memeriksa lelaki yang akhirnya terbangun itu dengan gesit dan sedikit tetesan air mata pada lelaki bernama Namjoon itu

.

.

.

Malam tiba, Kim Taehyung membuka matanya dan menatap lelaki yang tersenyum ke arahnya "Hyung?" Ucap nya dengan senyumannya yang manis dan suaranya yang masih terdengar begitu lemah

"Ah, kau benar- benar sudah bangun Taehyung-ah. Kau benar- benar mengingatku kan?" Tanya Namjoon untuk memastikan sambil mengenggam jemari adiknya itu

"Tentu saja .." Ucap Taehyung dengan suaranya yang terdengar begitu kecil .

"Hei hei, mana suara barithone mu itu?" Ucap Namjoon yang kemudian tertawa melihat adiknya yang mendegus dengan kesal.

"Dimana eomma dan appa?"

Tubuh Namjoon seketika kaku, begitu pula dengan tenggorokannya yang seketika merasa kering. Namjoon menundukkan pandangannya dan terus menggenggam jemari adikknya dengan kuat.

"Mereka tidak selamat Taehyung-ah" Ucap Namjoon dengan suaranya yang gemetar.

Taehyung terdiam, tubuhnya tiba- tiba lemas tak bisa bergerak sama sekali, pandangannya kosong, air mata mulai menumpuk dan siap tumpah kapan saja.

"Maafkan aku hyung, aku yang membunuh mereka, maafkan aku. Maafkan aku" Ucap Taehyung dengan isak tangisnya yang semakin kencang, lelaki itu menarik surai hitamnya dan menjerit seolah ia merasa kesakitan, rasa bersalah dan penyesalan menumpuk dalam hatinya. Namjoon hanya terdiam, dan memeluk adiknya itu dengan hangat.

Namun, reaksi Taehyung semakin memburuk, tak ada tanda- tanda bahwa ia akan berhenti menangis, dan semakin menjerit dan mengerang kesakitan, Namjoon menekan bel disampingnya untuk memanggil seorang perawat, agar membawakan obat penenang untuk Taehyung.

Lost Of Small Memory [TAEKOOK]Where stories live. Discover now