"Jimin? Ada apa denganmu?" Tanya Taehyung yang mencoba melepaskan Jimin, namun pelukkan Jimin semakin kuat.
"Yak! Park Jimin! Ada apa denganmu?!" Teriak Taehyung.
"Dia tidak ada Taehyung-ah, tidak ada" Ucap Jimin dengan nadanya yang bergetar.
"Apa maksudmu? Lepaskan pelukanmu sialan!" Ucap Taehyung dan melepaskan pelukkan Jimin dengan kasar.
Taehyung dapat melihat sahabatnya yang meneteskan air mata itu, dan tubuhnya yang bergetar.
"Jimin? Ada apa sebenarnya?" Tanya Taehyung dengan suaranya yang begitu lembut.
Jimin masih bungkam, ia melangkahkan kakinya keluar ruangan Taehyung, meninggalkan Taehyung yang masih kebingungan disana.
.
.
.
Jimin berlari keruangan Seokjin, membuka pintu itu dengan kasar.
"Sudah ku bilang Taehuyung itu sakit Hyung!!!" Jimin berteriak dengan air matanya yang tak bisa ia hentikan. Seokjin melangkahkan kakinya dengan cepat dan memeluk Jimin yang sudah ia anggap sebagai adiknya itu.
"Hyung tau Jimin-ah, hyung tau" Ucap Seokjin yang mencoba untuk menenangkan Jimin. Jimin menangis begitu keras di pelukkan Jimin, mengingat sahabatnya yang ternyata tidak baik- baik saja.
.
.
.
Namjoon melangkahkan kakinya dengan cepat, melihat adiknya yang tengah memainkan sebuah games di ponselnya. Namjoon terhenti ketika melihat tawa adiknya karena game yang sederhana itu.
"Oh hyung? Aku sudah boleh pulang? Aku ada urusan. Aku harus bertemu dengan hoobaeku" Ucap Taehyung yang melirik sekilas pada Namjoon kemudian kembali fokus pada games yang sedang ia mainkan.
Namjoon melangkahkan kakinya dengan cepat, dan memeluk adiknya itu begitu erat. Taehyung menghela nafas panjangnya kemudian melepaskan pelukkan hangat dari kakaknya.
"Tolong jelaskan padaku, ada apa ini?" Ucap Taehyung dengan tatapan nya yang begitu tajam, kemudian melirik pada Jimin dan juga Seokjin yang sedang melangkah masuk.
"Taehyung-ah? Mari kita bicara" Ucap Seokjin dengan begitu lembut, Taehyung hanya mengangguk tak mengerti.
Hanya ada Seokjin, Jimin dan juga Taehyung dalam ruangan itu. Jimin duduk disebuah sofa, memperhatikan sahabat nya itu dengan senyuman yang terlihat mengambang. Seokjin menatap Taehyung dengan senyuman tulusnya seperti biasanya dan menggenggam jemari Taehyung.
"Taehyung-ah? Kau ingin menceritakan hoobae mu itu pada ku?" Tanya Seokjin memecah keheningan dalam ruangan itu. Taehyung menatap Jimin dengan tatapan yang mengancam dan Jimin hanya kembali memperlihatkan senyum yang tidak memiliki arti.
"Oh ayolah, apa hanya aku yang tidak boleh menyukai pria?" Ucap Taehyung yang kemudian memutar bola matanya dengan malas.
"Tidak Taehyung-ah, bukan seperti itu. Aku akan menjelaskannya, tapi kau harus menceritakan tentang hoobae mu dulu" Ucap Seokjin.
Taehyung terdiam cukup lama, namun ia tak bisa melihat sahabatnya yang tersenyum oenuh kesediahan dan juga Seokjin Hyung yang masih tersenyum dengan tulus.
"Dia bernama Jeon Jungkook" Ucap Taehyung. Soekjin semakin mengeratkan genggamannya dan Jimin tetap tidak berhenti tersenyum dengan penuh kesediah. Taehyung ragu untuk melanjutkan, namun Soekjin tersenyum padanya memberikan isyarat bahwa Taehyung harus melanjutkannya.
"Aku bertemu dengannya pertama kali ketika berada di perpustakaan, dia memiliki kulit putih, gigi kelinci nya yang lucu, dan suaranya tawa nya juga terdengar lucu. Dia selalu datang ketika aku sedang sendirian, ketika aku sedih karena tidak mengingat bagaimana kecelakaan itu terjadi. Jungkook selalu ada, namun kadang ia selalu menghilang ketika orang- orang terdekatku datang" Ucap Taehyung yang tersenyum nanar menatap Seokjin.
"Taehyung-ah? Kau ingin tau kenapa Jungkook selalu menghilang saat orang terdekatmu datang?" Tanya Seokjin yang kemudian menarik nafas panjangnya, merasa ragu untuk mengatakan hal itu "Itu karena, dia tidak nyata Taehyung-ah" Ucap Soekjin dengan nada yang gemetar.
Taehyung terdiam, menatap Seokjin dengan tatapan marah "Apa maksudmu?" Ucap Taehyung dengan suara husky nya dan tidak ada keramahan sama sekali dalam nada bicaranya. Seokjin hanya terdiam tak bisa menjawab. Air mata Taehyung mengalir begitu saja.
"Apa maksud mu?!!" Taehyung membentuk Seokjin, namun Seokjin semakin mengeratkan genggamannya pada Taehyung.
"Taehyung-ah? Dia hanya halusinasi mu Taehyung-ah" Ucap Jimin yang tak kuasa menahan tangisnya.
Bibir Taehyung bergetar, mencoba menahan tangisnya, hingga membuat ia sulit berkata- kata. Taehyung memejamkan matanya hingga air matanya tumpah begitu saja. Terdengar suara isak tangis yang keluar dari bibir Taehyung.
"Jadi maksudmu Jungkook tidak nyata? Eoh?!! Aku mencintai bayanganku sendiri?!!!" Ucap Taehyung yang tidak terima dengan apa yang harus ia hadapi.
Seokjin terdiam, mencoba tenang.
"Itu skizofrenia Taehyung-ah" Ucap Seokjin dengan suaranya yang gemetar.
"Apa maksudmu?! Kau bilang padaku bahwa aku baik- baik saja satu tahun lalu! Lalu setelah itu, kau berkata aku gila?!" Ucap Taehyung yang tak kuasa menahan emosinya. Jimin mendekat pada Taehyung yang kemudian memeluk sahabatnya yang itu dengan erat.
"Jungkook yang ada dihadapanmu tidak nyata Taehyung-ah. Ku mohon, lihatlah dengan baik" Ucap Jimin.
"Aku mencintainya Jimin-ah, aku mencintainya" Ucap Taehyung di sela isak tangisnya yang terdengar begitu menyakitkan. Jimin semakin mengeratkan pelukkannya.
"Aku tahu aku tahu. Tapi untuk kali ini ku mohon, hilangkan dia" Ucap Jimin.
Tak ada jawaban dari Taehyung, yang ada hanya terdengar suara tangis Taehyung yang begitu terisak hingga membuat Jimin dan Seokjin merasa tidak tega melihatnya.
.
.
.
Malam telah tiba. Taehyung berakhir dengan menjerit dan menarik- narik rambutnya, sakit yang ia rasakan ketika ada sedikit ingatan yang mengetuk pikirannya begitu saja.
Jimin melangkahkan kakinya masuk kedalam sebuah ruangan yang sunyi dan hanya terdengar suara bedside monitor yang masih berfungsi. Jimin melihat kekasih nya yang masiih menggenggam jemari seorang pria yang masih terjebak dalam tidur panjangnya.
"Bagaimana keadaan Taehyung, Jimin?" Tanya Yoongi pada kekasihnya itu.
"Buruk" Jawab Jimin singkat, kemudian Jimin berjalan ke sisi lain ranjang itu dan mengusap surai lelaki yang rapuh itu.
"Jeon Jungkook? Cepatlah bangun, kekasih mu itu mulai kehilangan akalnya" Ucap Jimin pada lelaki yang sudah 2 tahun lebih terbaring lemah disana.
.
TBC
YOU ARE READING
Lost Of Small Memory [TAEKOOK]
Romance[SELESAI] BL!! TAEKOOK! "Aku tahu, aku tahu. Tapi kali ini ku mohon, hilangkan dia" ucap Jimin pada Taehyung sahabatnya. . . "Jika kau selalu sendiri, maka aku akan terus ada .." Ucap Jungkook menatap lelaki bermata hazel itu dengan tatapan senduny...