Taehyung terdiam menatap ruangan yang serba putih itu, dirinya sesekali memainkan ujung jas sekolah nya karena ia merasa bosan. Taehyung mengambil ponselnya, dan mencoba menelpon seseorang.
"Jungkookie? Apa yang sedang kau lakukan?"
"Aku? Membaca komik. Apa hyung tidak kesekolah hari ini?"
"Ya, Namjoon Hyung menyuruhku kerumah sakit untuk pemeriksaan. Ah, ini menyebalkan, padalah aku baik- baik saja. Ah kau membaca komik apa?"
"Boys love. Kau yakin ingin mendengarnya?"
"Ah, baiklah. Aku akan mendengarmu bercerita hal itu kali ini, bagaimana ceritanya?"
"Dominan yang mencintai seorang submasif yang terkena kanker hyung. Ini benar- benar cerita yang sedih"
"Bukankah cerita itu terdengar terlalu biasa?"
"Karena memang sesederhana itu aku menyukainya. Ketika dominan yang menghangatkan kekasihnya, menemani nya saat kemo bahkan ketika koma sekalipun"
"Apakah lelaki itu tidak merasa kerepotan? Maksudku, mengurus orang sakit bukanlah hal yang mudah jika hanya beralasan cinta"
"Tidak, ia merasa bahagia hingga detik terakhir, kekasihnya meninggal, dan dia benar- benar terpukul"
"Ah, aku membenci akhir cerita yang sedih. Ingat itu, aku membencinya"
"Bagaimaan jika pertemanan kita berakhir menyedihkan Hyung?"
Tak ada jawaban, Taehyung hanya terdiam, seolah tak ingin mendengar pertanyaan dan hoobaenya itu.
"Hyung?"
"Aku akan menelpon mu lagi, Seokjin hyung sudah datang"
Taehyung memutuskan sambungan teleponnya. Bahkan ia berbohong ketika berkata Seokjin sudah datang. Taehyung mengusap wajahnya dengan gusar, tiba- tiba air mata mengalir melewati sudut matanya.
"ah, ada apa denganku" gumam Taehyung dengan suara gemetar.
.
.
.
Taehyung menyelesaikan rumpi ria bersama dengan Seokjin-Hyung. Ia melangkahkan kakinya menuju mobil hitam yang terparkir bawah pohon itu. Taehyung menatap langit yang terlihat cerah, dan cuaca yang sudah tidak lagi terasa dingin. Ia menarik nafas panjang dan membuangnya dengan lembut.
Taehyung terdiam kembali menatap langit, namun tatapannya begitu sendu. Ia memejamkan matanya, bibirnya kembali bergetar menandakan bahwa ia menahan tangisnya.
"Ah, ada apa denganku hari ini" gumamnya.
.
.
Taehyung memasuki mansion itu dengan malas, karena di pastikan Namjoon-Hyung belum pulang. Taehyung memasuki rumahnya saat langit mulai gelap, ia melamun dalam mobil seharian, ingat di parkiran rumah sakit.
Ia memasuki kamarnya tanpa menyalakan lampu dan membiarkan kegelapan menyelimutinya begitu saja. Sunyi, hanya suara jam yang benar- benar menganggu di telinganya. Taehyung melemparkan tubuhnya ke arah kasur berukuran king size itu kemudian memejamkan matanya dengan malas.
"Sepertinya aku harus bertemu dengan Kookie sekarang" gumam Taehyung dengan matanya yang masih tertutup. "tapi Namjoon hyung akan mengamuk jika aku pergi ke sekolah" gumamnya lagi. "Ah! Ada apa dengan hyung sebenarnya" gerutu Taehyung.
YOU ARE READING
Lost Of Small Memory [TAEKOOK]
Romance[SELESAI] BL!! TAEKOOK! "Aku tahu, aku tahu. Tapi kali ini ku mohon, hilangkan dia" ucap Jimin pada Taehyung sahabatnya. . . "Jika kau selalu sendiri, maka aku akan terus ada .." Ucap Jungkook menatap lelaki bermata hazel itu dengan tatapan senduny...