Seorang perempuan cantik sedang memandangi wajahnya didepan cermin yang baru saja Ia rias sebegitu apik.ya.....siapa lagi kalau bukan Ayla.
"Cantik"suara bass itu terdengar dari belakang Ayla yang bisa Ia lihat dari cermin setelah suara pintu kamarnya dibuka,kakaknya Dio.
Ayla tersenyum singkat.Ia pun segera membalikkan badannya dan tersenyum manis kepada Dio.
"Bisa aja lo bang,gombal receh"Pipi Ayla pun kini merah merona sedikit malu karena pujian kakaknya.
"Lah,gue gak lagi gombal kali dek.gue serius,lo cantik"jelas Dio memasang wajah serius.
"Ayo kita berangkat!"Kata Ayla semangat.
Dio berdecak pelan.
"Giliran ketemu Rico aja lo semangat 45"Dio pun geleng-geleng melihat tingkah sang adik yang bersemangat."Hehe"Ayla pun nyengir tak berdosa,Dio pun mengacak-acak puncak kepala Ayla pelan.
***
Sesampainya di cafe biru Ayla pun langsung mengedarkan pandangannya ke segala arah mencari sosok yang Ia cari.ya....siapa lagi kalau bukan Rico.
Ayla masih mengedarkan pandangannya ketika sudah duduk di meja yang kosong.Ia pun melihat dengan teliti dan.......
"Bang,itu Rico bukan sih?"tanya Ayla menunjuk ke arah seorang laki-laki yang sedang makan dan sesekali tertawa lepas bersama seorang perempuan di hadapannya.
Diopun membelalakan matanya melihat kelakuan sang adik yang mukanya sudah seperti kepiting rebus.
Dio memicingkan matanya melihat dengan seksama.
"Kayaknya sih,Iya"tanpa aba-aba Ayla beranjak dari tempat duduknya dan langsung menghampiri meja laki-laki tersebut."Dasar playboy!"Ayla pun mulai mencak-mencak tidak jelas.laki-laki itu menoleh ketika mendengar perkataan Ayla yang kini berdiri disamping meja tersebut.
Refleks saja,tangan Ayla mendarat di pipi Rico setelah mengetahui dugaannya benar.Sepatu high heill yang ia pakai pun menjadi Alat sasaran untuk memukuli Rico.
"Ay,gue bakal jelasin ke lo.please......jangan pukulin gue!"jelas Rico memohon,namun Ayla sama sekali tidak menghiraukan dan masih memukulinya.
"La,udah!!mending kita pulang aja daripada ngeliat Si kutil ini"kata Dio mencoba menenangkan Ayla.
Ayla pun mencoba menahan bulir bening yang sudah siap terjun dari pelupuk matanya,Ia pun menarik Dio berjalan keluar dari cafe.
***
Di sepanjang perjalanan Ayla dan Dio hanya diam dan tidak ada yang membuka pembicaraan.Ayla masih terisak dan memalingkan wajahnya ke arah kaca jendela mobil.
Dio menghela nafas pelan.mencoba membuka pembicaraan
"La,udah jangan nangis!!air mata lo mahal buat jatuh cuma gara-gara si kutil yang gak punya perasaan itu!!"
Ayla hanya diam tak menjawab ocehan dari kakaknya itu,Ia masih merasakan sakit yang begitu menusuk hatinya dan menangis dalam diam.
Dio melirik ke arah Ayla sebentar melihat wajah sang adik yang terdiam dengan tatapan kosong dan mata sembab.
"La!"tak ada sahutan dari Ayla.Dio mendecak kesal dengan emosinya mulai tak terkendali.
"La!!lo denger gue gak?"tanya Dio dengan nada tinggi dan masih fokus menyetir.
"Hmm."jawab Ayla singkat dan mulai menoleh ke arah Dio yang masih melihat ke depan,fokus menyetir mobil.
***
Mobil range rover hitam berhenti di depan gerbang berwarna hitam yang menjulang cukup tinggi.seorang laki-laki keluar dari mobil dan membuka pintu gerbang tersebut yang tidak terkunci.Ia pun kembali masuk menaiki mobil tersebut dan langsung memasuki halaman rumah minimalis berwarna abu-abu.
Ketika Dio memberhentikan mobilnya.Ia melihat ibu paruh baya berdiri di ambang pintu dengan wajah khawatir namun tetap tenang dengan melipat kedua tangan didepan dada,Mamanya.
Dio dan Ayla pun keluar dari mobil dengan wajah takut dan sedikit gugup.
"Gara-gara lo gak izin dulu sih,tewas deh kita malem ini"bisik Dio pelan kepada Ayla.
"Aissh....kok gue sih bang,bukannya lo yang bikin rencana tadi"omel Ayla tak mau di salahi oleh kakaknya.toh,kakaknya yang bikin rencana ini semua."Habis dari mana kalian?"tanya Mama mereka dengan nada tegas dan tatapan tajam.
"A..nu Ma.i..it..itu.maaf tad..tadi kami hab..habis dari cafe"jawab Dio gugup dan jujur Ia sangat takut akan Mama nya itu,karena Mama mereka mendidik mereka dari kecil untuk disiplin apalagi masalah "WAKTU""Kenapa kalian belum izin ke Mama?"
Ayla hanya bisa menundukkan kepala takut sekaligus menutupi matanya yang sembab akibat menangis gara-gara kejadian tadi.Sedangkan Dio menggarukkan tengkuk belakang lehernya yang sama sekali tidak gatal.Ia bingung harus menjawab apa?
"Oke,karena kalian sudah melanggar peraturan rumah no.1 dan 5,besok uang jajan kalian Mama potong 5 ribu tanpa uang bensin,titik."
"Heh!?"mata mereka berdua terbuka sempurna dengan mulut setengah terbuka mendengar ancaman Mama nya.
Memang keluarga mereka mempunyai aturan tersendiri yang dibuat Mama mereka,jangan salah jika mereka melanggar aturan tersebut, Mama mereka juga yang akan memberi sanksi.
Mama membalikkan badan dan mulai melangkah masuk kedalam rumah.Ayla dan Dio yang sedari tadi mencerna perkataan Mama hanya bisa tertunduk lemas dan menerima sanksi.
"Gara-gara lo,bang gak izin sama Mama.uang jajan kita di potong"omel Ayla kepada kakaknya dan menepok jidatnya sendiri frustasi.
Dio berdecak sebal dan mengacak-acak rambut frustasi membayangkan besok tanpa jatah uang bensin.
"Udahlah ayo masuk!!nanti Mama ngunci pintu lagi gara-gara kita masih di luar rumah, sudah lewat jam 9 malam"Dio pun menarik tangan Ayla yang mengangguk dan pasrah tangannya di tarik oleh Dio pelan masuk ke dalam rumah.
Gimana guys ceritanya😁😁
Jangan salah lho,keluarga mereka sangat,sangat DISIPLIN😂😂kaya militer aja y....ok istiqomah readers
Jangan lupa vote y😁😁😙
Lanjut terus bacanya😁😁😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay Calm Beside Me
Teen Fiction2 most wanted dengan sikap dan status yang berbeda ketika dirumah